29. Hei, Menyerahlah

17 14 329
                                    

to the untold winds
and swirling omens,
plant your devious curse
in their half-eaten hearts.

to the untold windsand swirling omens,plant your devious cursein their half-eaten hearts

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Qila berguling tiga kali. Tubuhnya berhenti ketika perut sang gadis mendarat di suatu pot tanaman dekat dengan dinding toko baju pada bagian utara lobby.

Sementara itu, Andrew terhempas dan terselusur pada punggungnya hingga ujung meja penitipan barang. Tanpa membuang waktu, ia berdiri, dengan cepat menganalisis situasi pada pandangannya.

Si Laknat Voranthis tengah tertawa. Kepalanya menghadap ke arah Andrew, tetapi tangan kirinya terangkat. Jemari pada tangan tersebut direkatkan pada satu sama lain; menyatu, membentuk satu ujung lancip besar yang mengarah pada Qila yang masih meringkuk kesakitan.

Makhluk itu menyeringai, menampakkan deretan gigi-giginya yang terlihat sama mengilapnya dengan tangan-tangan jarum jahit itu. Dia kemudian tertawa, melengking dan menembus jiwa, sembari mengangkat tangan kiri lebih tinggi.

Jarak Andrew dan Qila cukup jauh. Walau langkah Andrew terbilang lebar, dia tidak akan bisa sampai dan menyelamatkan sang gadis tepat waktu.

"Qil ... la!" Andrew berusaha sekeras mungkin untuk menyerukan nama sang rekan. Sementara Andrew menahan nyeri pada dada dan punggung, Si Laknat Voranthis melebarkan senyuman liciknya.

"OhohOoHOhahAHa! Mati, sEndiRi, gAGal. KehIDupAn yAnG penUh pENyesALan."

"Berisik! Omongan lo enggak jelas!" seru Andrew di tengah kefrustrasiannya. Dia bergumam, berulang kali mengucapkan 'please' sembari mengatur napas yang tersengal.

Entitas di hadapan Andrew semakin terkekeh, bahkan sesekali mendongak seolah itu bisa membantunya untuk tertawa dengan lebih baik. Kefrustrasian dan kesakitan kedua manusia yang nekat memasuki ... lubang ini, adalah sesuatu yang menyenangkan bagi Si Laknat Voranthis.

Menjijikan.

Qila sedang berusaha untuk terduduk ketika Si Laknat Voranthis melesatkan jemarinya yang membentuk ujung lancip.

"QILA!" Sang pria berkacamata sontak memekik, spontan merentangkan tangan dominannya---tangan kanan---ke arah Qila seolah dia bisa menggapai sang gadis.

Seketika, kelompok sulur-sulur cahaya yang begitu menyilaukan mata melesat cepat dari lengan Andrew, menggantikan tangannya. Sulur-sulur tersebut mengelilingi tubuh Qila dari bawah ke atas, memercik sedikit pecahan-pecahan cahaya kemudian membentuk suatu dataran yang pipih di atas sang gadis tepat sebelum Si Laknat Voranthis mengenainya.

Saat jemari Si Laknat Voranthis mengenai dataran pipih yang terbuat dari cahaya itu, suara besi beradu dengan besi terdengar nyaring pada telinga mereka. Alhasil, makhluk buruk rupa itu memekik, menutup area di mana seharusnya telinga berada.

Menghilanglah perisai cahaya tersebut, memancarkan percikan-percikan indah seolah kunang-kunang, kemudian berkumpul di hadapan Qila dan melesat ke arah Andrew; membentuk tangan sang pria kembali.

Where Do We Go? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang