20. Halo, Namaku Eris

33 14 291
                                    

would my guide
lead you out
of this unending penitentiary?

would my guidelead you outof this unending penitentiary?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga, ... sembilan, ... lima belas .....

Aku terjatuh.

Enggak, sih, aku yang ngejatuhin diri sendiri. Disuruh sama perempuan lusuh itu, soalnya. Katanya, ini satu-satunya jalan biar aku sama Kang Kripik keluar dari tangga darurat itu.

Perempuan yang kutemui tadi bukan satu-satunya hal aneh yang terjadi. Maksudnya, sebelum aku bertemu dengannya, aku dan yang lainnya bertemu dengan dua monster aneh. Jadi, aku enggak terlalu kaget kalau ada orang tiba-tiba muncul.

Sebenernya, enggak juga sih. Perempuan itu bukan orang yang tiba-tiba muncul di tangga darurat. Sejak orang-orang jadi patung, dia kadang muncul di ujung ruangan; cuma ngintip.

Waktu kami lagi jalan ke Gramedia, dia ada di jalan yang belok ke koridor arah Mr. DIY. Wajahnya itu khas, enggak mungkin aku bisa lupa atau enggak langsung inget.

Bajunya juga khas. Dia pakai baju warna ungu muda, mungkin lavender. Baju itu bentukannya kayak gaun, kotak-kotak gitu, tapi compang-camping. Rambutnya pendek, sebahu, warna cokelat. Tapi warna cokelatnya merah-merah, kayak dia kebanyakan main siang-siang.

Bisa aja sih dia jahat. Enggak seharusnya aku langsung percaya waktu ketemu dia di tangga darurat bareng Kang Kripik. Enggak seharusnya aku langsung loncat kayak gini. Lihat, katanya bakal keluar, tapi ini daritadi jatuh terus enggak mendarat.

Tapi, enggak tau kenapa, aku ngerasa dia orang yang jujur dan tulus mau bantu aja. Cuma, ya, dia enggak punya banyak waktu buat ngejelasin dan kesannya kayak yang ngetes.

Jadilah, aku terjebak di tangga darurat ini selamanya, atau sampai dia puas.

Baguslah, jadi aku punya waktu buat panik. Aku enggak bisa nunjukin kalau aku panik di depan yang lain, nanti masalahnya makin ribet. Mereka udah panik, ditambah aku panik. Seenggaknya, ada lah satu-dua orang yang tenang.

Kematian Lav, Ren, dan Hika enggak akan bisa dilupain gitu aja. Apalagi Shia dan Nisha. Mereka udah cukup sedih, udah cukup syok, enggak usah ditambah-tambah sama orang sekelompoknya yang juga syok.

Nisha berani, ya?

Dia mau mengorbankan diri buat kami, orang-orang yang bahkan bukan keluarganya. Kami siapa, sih? Temenan aja selama ini online, ketemu aja baru kali ini.

"Halo," sapa sebuah suara. Datangnya suara itu tiba-tiba sekali, mengejutkan aku yang tadi lagi melamun.

Pandanganku tertuju ke arah depan, mendapati perempuan berambut pendek yang tadi menyarankan aku dan Kang Kripik untuk melompat.

Where Do We Go? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang