30. Halo, Namaku Elin

32 12 337
                                    

the voices become intense
as my grasp of an end
is no longer fathomable.

the voices become intenseas my grasp of an endis no longer fathomable

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di Eldorath, kami enggak akan bisa bernapas, berharap, atau mati.

Tempat itu adalah di mana kami berada sekarang; Eldorath. Sebuah dunia yang bersandingan dengan bumi beratus-ratus tahun lamanya. Terbentuk dari keburukan-keburukan semua yang tinggal di bumi, Eldorath akhirnya melahirkan satu entitas yang bersemayam sendiri.

Beldam.

Kata Kak Eris, kata Fani (siapa pun itu), Beldam bukan nama asli.

Para entitas ini punya akal, punya keinginan, dan punya perasaan, selayaknya manusia. Tapi, enggak selayaknya manusia, mereka hanya punya akal untuk memburu dan membunuh, keinginan untuk memakan dan merusak, serta perasaan benci dan keenggakpuasan.

Selama satu abad pertama, Eldorath hanyalah tanah antah berantah berisikan entitas-entitas tersesat yang selalu merasa lapar dengan amarah memuncak.

Mereka tinggal di sebuah dunia yang menyerupai tempat sampah keburukan manusia; terpuruk tanpa makanan dan masyarakat.

Bagaimana mereka tahu soal semua itu? Mereka semua terlahir dari para manusia. Di Bumi, mereka tidak memilili kuasa.

Tapi di Eldorath, mereka bisa melakukan apa pun yang mereka mau. Sayangnya, apa yang bisa mereka lakukan di dunia tandus penuh entitas hitam? Bertahun-tahun mereka menghabiskan waktu untuk saling membantai, menjadi kanibal, tapi enggak ada yang ngerasa puas.

Kenapa mereka harus hidup saling membunuh, terus dalam keadaan lapar dan mati menjadi abu, terus merasa kosong dan hampa, sementara manusia-manusia yang membentuk mereka bisa hidup bahagia?

Para manusia bisa bertemu manusia-manusia lain dan sumringah.

Para manusia bisa makan dan memuaskan dahaga.

Para manusia bisa merasa puas dalam hidup.

Beldam---entitas tertua di Eldorath---geram. Para manusia enggak ngasih apa pun yang bagus di dunia mereka, cuma sampah dan kotoran dan pembunuhan yang berkepanjangan.

Dia menyuarakan kebenciannya, lalu menarik semua atensi entitas Eldorath agar bergabung bersama aliansinya. Tapi, tentu aja ada yang enggak suka dia sok memimpin. Mereka semua egois dan licik, berharap apa?

Terus, semua itu akhirnya jadi ajang buat unjuk kekuatan. Mereka semua ngeliatin siapa yang bakal didenger sama tanah Eldorath; siapa yang bakal ditakuti oleh daratan Eldorath; siapa yang bakal bikin semua entitas tunduk.

Hasilnya?

Tanah Eldorath berguncang paling kencang---mungkin sampai terpecah belah sehingga membuat beberapa pulau melayang-layang seolah di angkasa luar---di antara semua entitas.

Mereka tunduk pada Beldam, dijadikannya ia ratu. Maka, Eldorath bukan lagi dunia, melainkan kerajaan yang sepenuhnya terbuat dari kesengsaraan, kecurigaan, kecurangan, dan hal-hal buruk lain dari manusia.

Where Do We Go? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang