1. Hei, Berhenti

220 41 179
                                    

Can you hear me screaming?

***

Restoran itu disewa hanya untuk 44 orang. Pertemuan pertama bagi mereka, tetapi percakapan kesekian untuk setiap orang. Beberapa wajah terlihat familiar, beberapa lagi masih terlihat asing.

Walau begitu, gelak tawa masih dapat didengar. Makanan menjadi pendamping, memori baru kini dibuat.

Perjalan komunitas itu sudah terbilang cukup lama, tidak ada alasan bagi mereka untuk menunda pertemuan. Ekspektasi mereka tidak membuat kecewa, pertemuannya bisa dibilang lebih menyenangkan dari yang seharusnya.

"Aku mau nambah lagi. Kamu mau, enggak?" Seorang gadis menoleh perlahan, tatapannya berbinar walau tidak terlihat semangat.

Teman bicaranya terkekeh. "Lagi? Udah piring keempat, lo, Key."

"Udang enak, Ca."

"Aku baru tahu Key nafsu makannya besar," ucap seorang remaja di ujung meja.

Key mengerjap. "Kelihatan, kayaknya. Badan besar begini, enggak mungkin nafsu makannya kecil."

Seolah menjadi kalimat penutup, Key pergi untuk mengambil beberapa mangkuk seafood. Yang lainnya terkekeh, kemudian mengalihkan pembicaraan.

Ah, Four-Leaf Clover.

Komunitas menulis berbasis wattpad yang telah berdiri tiga tahun lamanya. Banyak perkembangan, pasang surut, bahkan perpisahan. Semua pengalaman yang telah dilalui mereka membuat komunitas itu semakin kuat.

Apa yang mereka bincangkan sebetulnya tidak terlalu spesial. Hanya beberapa diskusi yang terlempar secara acak. Namun, setiap anggota yang hadir menikmatinya.

"Oh, saya juga mau nambah, deh," Rizal berdiri, membawa nampan di hadapannya, "bumbunya enak."

Sebelum pergi, ia sempat melirik Mezu terlebih dahulu. Senyumnya terlihat menyebalkan, seperti stiker kucing tersenyum lebar dengan gigi manusia ber-caption "hehe".

Mezu mengernyit. "Kenapa dia melihatku seperti itu?"

"Rizal 'kan daritadi makan ayam, Mez."

"HEH!" Mezu menaikkan nada suaranya. "TIDAK SO FUN."

Mereka tergelak, menertawakan suara dan mimik wajah Mezu. Key kembali, dengan udang yang telah direbus. Teman-teman lain bertanya seraya terkekeh, apakah tadi dia berpapasan dengan Rizal?

"Oh, iya. Kak Rizal bilang ayam di sini bumbunya enak."

"HEH!"

Sekali lagi, mereka tertawa.

***

Rombongan.

Sulit apabila sebanyak 42 orang jalan-jalan ke tempat yang sama. Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk berpencar. Beberapa pergi melihat-lihat baju, sebagian lagi menonton bioskop, yang lainnya main di arkade atau melihat-lihat buku di toko buku.

Bioskop di pusat belanja itu tidak terlalu ramai. Sebelas orang anggota komunitas Four-Leaf Clover tengah memilih film mana yang mau mereka tonton.

Ada sebuah film yang diangkat dari buku karya seorang penulis, ada juga film horor yang katanya mirip-mirip Annabelle, hanya saja yang ini buatan lokal.

Yemi menautkan kesepuluh jarinya di depan dagu. "Yemi tertarik untuk menonton Jurassic World Dominion."

"Kenapa enggak KKN aja?" Key bertanya, "banyak, 'kan, yang mau coba nonton itu?"

Where Do We Go? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang