TENTANG KITA [NOMIN][MARKHYUCK][GUANREN][CHENJI][GS][Genderswitch]☑

For Now

Haloooo, Kalo kalian suka sama cerita aku tolong Vote dan Komen yaa, supaya aku semangat buat nulis dan update- Diii🐰🐰🐰

.

.

.

.

Sorry for typo

.

.

.

.

Hope you like it😊😊😊

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hera mengerjapkan matanya pelan mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam manik cantiknya.

"Sshh" Hera mendesah pelan saat merasakan pening yang luar biasa pada kepalanya.

Hera merutuki dirinya yang dengan bodohnya memilih hujan-hujanan selama itu.

Hera merasakan sesuatu yang berat melingkari perut rampingnya. Jemari lentiknya pun terulur untuk menyentuh sesuatu itu.

Hera bisa merasakan sebuah tangan yang melingkar pada pinggang rampingnya itu, apakah sang Mommy sudah pulang lalu memeluk dirinya? Rasanya tidak mungkin. Atau mungkin Xily, mengingat Kakak iparnya itu merawatnya semalaman, tapi tidak mungkin lagi karena Hades pasti tidak akan membiarkan Xily tidur dengannya.

Hera sedikit menoleh ke belakang melihat orang yang tengah memeluknya dan menemukan wajah tampan Mavin dengan mata yang masih terpejam.

Hera tersenyum tipis "Mimpinya belum selesai ya" Gumam Hera pelan.

Hera mengubah posisinya menghadap ke arah Mavin.

Bahkan saat mata lelaki itu sedang terpejam pun wajahnya masih terlihat sangat tampan.

Hera bisa melihat gurat lelah pada wajah tegas laki-laki itu, pasti Mavin sangat bekerja keras akhir-akhir ini.

Jemari lentiknya terulur untuk mengusap pelan wajah tegas Mavin yang nampak lelah itu.

"Jangan terlalu memaksakan diri Mas, nanti kamu sakit" Lirih Hera masih mengusap pelan rahang tegas milik Mavin.

Hera bahkan bisa merasakan sedikit kasar pada permukaan rahang Mavin, mungkin Mavin kurang merawat dirinya sendiri akhir-akhir ini.

Lalu setelahnya Hera terkekeh pelan mengapa mimpinya ini tidak kunjung selesai. Apa karena dirinya terlalu merindukan Mavin, Hera bisa gila jika terus-terusan seperti ini.

Hera kembali memejamkan matanya. Berharap saat ia membuka matanya kembali nanti sosok Mavin sudah menghilang.

Hera terus memikirkan kata mimpi, apakah dirinya sungguh bermimpi atau berhalusinasi, tapi kenapa rasanya seperti nyata.