Dini Hari Jiro

5.6K 782 22
                                    

Haloooo, Kalo kalian suka sama cerita aku tolong Vote dan Komen yaa, supaya aku semangat buat nulis dan update- Diii🐰🐰🐰

.

.

.

.

Sorry for typo

.

.

.

.

Hope you like it😊😊😊

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jiro terbangun dari tidurnya, matanya mengerjap melirik jam yang berada di nakas samping ranjang miliknya. Menghembuskan nafasnya kasar saat mengetahui masih sangat terlalu awal untuk dirinya bangun tidur, jelas saja waktu menunjukkan pukul tiga pagi.

Padahal dirinya baru terlelap pukul dua belas malam tadi setelah mempelajari bertumpuk-tumpuk catatan miliknya itu dan  artinya Jiro baru saja tertidur tiga jam lamanya. Sedangkan nanti dirinya ada kelas pukul tujuh pagi sampai pukul lima sore. Semoga saja saat kelas nanti dirinya tidak mengantuk dan dapat berkonsentrasi dengan tenang.

Jiro mendudukkan dirinya dan menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. Tangan kurus berototnya terulur meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas yang teletak di sebelah ranjangnya.

Mengusap pelan matanya sebelum membuka aplikasi pesan dan menemukan beberapa pesan dan panggilan dari orang yang selama ini menjadi 'kekasihnya' mungkin.

Jiro lebih memilih mengabaikan pesan dari 'Kekasihnya' itu dan memilih membalas pesan yang penting-penting saja. Setelah beres mengecek beberapa pesan dan email yang masuk Jiro beranjak keluar dari kamarnya.

Matanya menatap pintu kamar yang terletak tepat di seberang kamarnya membukanya pelan dan menemukan sang adik kembar yang tengah tertidur di atas ranjang dengan sebuah buku yang cukup tebal dipelukannya.

Jiro menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah laku adik kembarnya saat tertidur, bagaimana Mini bisa tertidur nyenyak dengan keadaan yang seperti ini, apakah nafasnya baik-baik saja jika dadanya tertimpa buku yang cukup tebal seperti itu.

Jemari Jiro terulur untuk meraih buku tersebut dan menyimpannya di atas meja belajar Mini, membenarkan letak tidur sang adik serta merapikan selimutnya. Mengusap pelan rambut sang adik.

"Gue gak percaya pernah dalam satu rahim sama orang kayak Lo Mi." Lirih Jiro.

"Walaupun Lo bar-bar, tapi Gue sayang banget sama Lo. Jangan pernah sedih apalagi nangis ya" Lirih Jiro pada kesunyiaan kamar milik Mini.

Setelahnya Jiro beranjak dari kamar sang adik dan hendak kembali ke kamarnya namun atensinya teralih menatap pintu kamar yang terletak di sebelah kamar Mini. Di pintu tersebut terukir nama sang kakak.

TENTANG KITA [NOMIN][MARKHYUCK][GUANREN][CHENJI][GS][Genderswitch]☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang