Erza keluar dari kelasnya setelah jam pelajaran selesai. Dia kemudian berhenti karena ada tangan seseorang yang menghalangi jalannya. Erza mengangkat wajahnya menatap wajah pria yang ia tau bernama Caesar.
"Ada yang mau gue omongin" kata Caesar.
Erza mengangguk dan mereka berdua berjalan menuju halaman belakang.
"Jadi misinya cuma balikin peran kan?" Tanya Adel pada Yin.
Mereka berdua kini tengah duduk di bangku halaman belakang dengan sekotak susu coklat di tangan Adel. Yin mengangguk, dia menggoyangkan kakinya yang menjuntai kebawah kemudian melihat kedepan di mana ada Yola datang.
Adel meminum susu kotaknya lalu menatap kedepan dimana Yola tengah berjalan kearahnya. Adel tersenyum misterius, dan merubah ekspresinya kembali saat gadis itu berhenti di depannya.
"Del besok kamu jadi perwakilan lomba basket, gapapa kan? Clasmeetnya tinggal sehari lagi dan kelas kita belum punya tim basket putri" kata Yola.
Adel mengangguk, dia juga suka bermain basket. Yola tersenyum dan hendak berbalik namun Adel menghentikannya.
"Yola suka sama Eza?" Tanya Adel.
Yola terdiam, dia agak terkejut kenapa gadis itu menanyakan hal semacam ini padanya dengan tiba-tiba.
Melihat reaksi yang Yola keluarkan membuat Adel tersenyum senang di dalam hatinya. Sedangkan Yin hanya diam mengamati pemandangan di depan. Entah apa yang nonanya rencanakan kali ini.
Belum sempat menjawab Adel kembali bersuara.
"Yola ga boleh suka sama Eza, karena Adel suka sama Eza" kata Adel.Dia akan membuat cerita ini cepat selesai, dia tidak suka bertele-tele dan menunggu lama alur yang membosankan seperti ini.
Yola mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Dia kemudian berbalik dengan senyuman manis. Namun Adel dapat melihat raut terkejut dan kecewa di wajahnya.
"Aku ga suka ko sama Ka Erza dan kamu juga berhak suka sama dia" kata Yola.
Adel tersenyum menampilkan dua lesung Pipi di wajahnya.
"Makasih loh... Adel kira Yola bakalan suka sama Eza tapi nyatanya engga. Adel takut saingan sama Yola kan Yola lebih cantik dan pinter daripada Adel yang jelek bodoh kaya gini" kata Adel.Yola tertawa pelan dan mengangguk, dia kemudian menepuk pelan bahu Adel.
"Kamu ini polos banget, tapi kalo kamu suka sama ka Erza kamu harus hati-hati soalnya banyak kakak kelas garang yang suka sama dia juga" kata Yola.
Adel mengerjapkan kedua matanya kemudian mengangguk cepat. Yola berbalik dan pergi dari sana dengan langkah cepat.
Adel ikut berdiri dan pergi dari sana tanpa mengetahui dua orang yang berdiri di sebrang. Erza dan Caesar yang mendengarnya terdiam, mereka sama-sama terkejut dengan pengakuan Adel.
"Lo mau ngomong apa?" Tanya Erza pada akhirnya setelah dia menunggu lama untuk mengetahui apa yang akan Caesar katakan padanya.
Caesar berbalik, dia menatap Erza sejenak kemudian dia menggeleng pelan. Sepertinya dia salah jika ingin berbicara dengan Erza dia seharusnya berbicara dengan Adel.
"Ga jadi gue lupa, gue duluan" kata Caesar tanpa rasa malu lalu pergi dari sana.
Erza dia berjalan ke bangku dimana Adel duduk disana, dia kemudian mengambil sekotak susu yang tadi Adel pegang. Dia menyunggingkan senyum dan berjalan menjauh dari sana sembari membawa kotak susunya untuk dia buang ke tong sampah nantinya.
Setelah bel pulang sekolah berbunyi Adel berjalan keluar dari sekolah namun Caesar datang dan menghentikan langkahnya.
"Loh ada apa ya?" Tanya Adel pada pria itu.
Caesar menatap sekeliling dan menemukan Erza tengah berjalan bersama teman-temannya, dia segera menarik tangan Adel pergi menjauh dari sana.
"Eh ko malah main tarik aja si" kata Adel.
Mereka sampai di depan lab komputer, Adel menatap Caesar dengan wajah kebingungan. Apa pria ini masih ragu dengan jawabannya tadi pagi?.
"Lo suka sama Erza?" Tanya Caesar.
Kedua mata Adel membulat sempurna, dia sangat terkejut mendengar pertanyaan pria itu. Ini reaksi alami bukan akting yang dia tengah perankan. Melihat reaksi Adel membuat Caesar tersenyum senang.
"Caesar tau dari mana?" Tanya Adel dengan nada berbisik.
"Udah keliatan ko dari cara Lo natep dia" kata Caesar.
Adel menatap tak percaya pada pria sok tau di depannya itu. Dia menggerutu dalam hati mendengar perkataan Caesar seolah-olah dia memang menyukai Erza.
"M-masa sih...tapikan Adel jarang natep Eza" kata Adel lalu menggaruk sebelah pipinya.
Caesar tersenyum bahkan gadis ini memiliki nama panggilan khusus untuk pria psikopet itu. Dia sebenarnya agak kasihan dengan Adel yang akan mencoba meluluhkan hati seorang psikopat,karena nyawanya sendiri adalah taruhannya.
Tapi tujuannya terlahir kembali adalah untuk mendapatkan hati Yola. Dan mau tak mau dia akan menjadikan Adel sebagai kambing hitam dalam kehidupannya kali ini.
"Ko Caesar bilang kaya gitu, apa jangan-jangan kamu suka sama Eza?!!" Tanya Adel tak percaya.
Caesar mendelik tak terima, dia menggeleng cepat lalu sebelah tangannya terangkat dan menepuk pelan bahu Adel.
"Gak lah, gue masih normal tapi kalo Lo mau gue bisa bantuin Lo biar bisa deket sama Erza" kata Caesar menawarkan sebuah tawaran bagus pada Adel.
Adel terdiam sejenak sebelum dia mengangguk, mari ikuti permainan pria ini. Lagi pula dengan begitu bukankah dia akan lebih muda mendapatkan Yola dan perannya akan berganti dengan cepat.
Caesar tersenyum puas kemudian dia menarik kembali tangannya.
"Yaudah Lo pulang gih udah sore" usir Caesar.
Adel berbalik dan melangkah menjauhi Caesar yang masih berdiri di depan lab. Dia agak kesal karena pria itu tidak mempunyai rencana mengantarnya pulang.
"Nona sepertinya cerita ini akan cepat selesai" kata Yin yang muncul tiba-tiba.
"Tentu saja, tapi satu tokoh penting belum muncul" kata Adel.
Antagonis wanita, dia belum muncul sekarang. Hal itu membuat Adel mendengus sebal memikirkan dia harus menyingkirkan tokoh yang pasti sudah dapat dia pastikan sangat menyebalkan nantinya.
Adel berjalan di trotoar karena hari sudah sore membuat jalanan menjadi agak gelap dan sepi ditambah lampu jalanan yang belum dinyalakan.
"Wahh...ada gadis cantik nih broo"
Adel menghentikan langkahnya dan menatap tiga pria di depan. Apa adegan ini juga ada di dalam novel?.
"Nona akan di lecehkan oleh mereka, begitulah alurnya" kata Yin.
Adel membulatkan kedua matanya, dia menatap ketiga preman menjijikan di depan dengan wajah datar. Mereka akan melecehkannya? Tentu saja mereka tidak akan bisa menyentuhnya.
Namun kembali ke kenyataan, Adel melunturkan ekspresi datarnya berubah menjadi ketakutan. Mari pancing mereka ke tempat sepi dan habisi mereka.
"K-kalian mau apa!" Adel berjalan mundur sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Hahahaha...liat dia manis sekali saat ketakutan, kemari gadis cantik kita akan membuatmu senang" kata seorang pria lalu sebelah tangan Adel di tarik paksa.
"Jangan hiks...jangann" tangis Adel pecah namun mereka tetap menyeret Adel menuju sebuah gang sempit yang gelap.
####
HAI HAI HAIII.....
SEBENERNYA INI CERITA AKU TULIS DI TAHUN 2021 😂 DAN AKU CUMA BENERIN SEDIKIT TYPO... TAPI SEMOGA KALIAN SUKA YA...JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA BIAR QIA TAMBAH SEMANGAT BUAT LANJUTIN CERITANYA 🥰❤️❤️
SEE YOU <33
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN OF TRANSMIGRATIONS
FantasyUPDATE SETIAP HARI RABU & SABTU PUKUL 18.30 WIB Kisah menyegarkan seorang gadis cantik, pemberani dan pintar bersama peri yang akan memandunya di setiap cerita. Mereka berdua akan bersama-sama menyelesaikan setiap misi di novel yang mereka masuki. ...