BAGIAN 21. 💐JENGUK LIA💐

3.5K 329 2
                                    

"Huhhh......." Adel menghela nafas panjang, bagaimana sekarang? Dia berdecak dan menutup buku pelajarannya sendiri.

Adel sudah berusaha menggoda Cedric namun pria itu bahkan sepertinya tidak tertarik sama sekali pada godaannya. Mulai dari mengajak Cedric untuk berenang, mengajaknya joging sampai merayunya dan dia hanya mendapatkan ciuman sedikit panas dari pria itu.

"Harus gimana lagi ya" gumam Adel, dia lalu menunduk dan mengacak rambutnya sendiri. Dia tengah frustasi kawan....

"Kenapa nona tidak mengajak Cedric menonton film dewasa saja?" Tanya Yin yang mengerti bagaimana kerasnya usaha Adel dua hari ini mencoba merayu Cedric.

Adel langsung mendongak menatap Yin, Film dewasa?! Dia mengajak Cedric untuk menonton bokep maksudnya?! Yin yang mengerti apa yang sedang Adel pikirkan langsung menggeleng dan meninju kening Adel.

"Nona bukan itu maksudnya! Astaga.... Film dewasa yang biasa di bioskop! Bukan film tentang bagaimana cara bercocok tanam seperti yang nona pikirkan!" Teriak Yin dengan heboh.

"Oh, maksudnya film dengan adegan dewasa yang labelnya 21+?" Tanya Adel dan Yin mengangguk.

"Karena rumah sedang sepi untuk seminggu ini, lebih baik nona memanfaatkannya. Lagi pula ulang tahun Kevin adalah Minggu depan jadi nona kemungkinan besar tidak akan memiliki waktu seluang ini lagi" jelas Yin.

Adel mengangguk paham, dia kembali duduk dengan tegak dan bersedekap dada. Oke mari kita lakukan saran dari peri satu ini, dan dia akan memiliki film dengan adegan dewasa terbaik untuk dia tonton dengan alibi bosan nantinya.

KRINGGGGGGGGG

Saat bel berbunyi, Adel berbalik dan melihat tidak ada Lia yang duduk di bangku. Gadis itu ijin karena sakit, dan Adel berencana akan menjenguknya setelah pulang sekolah nanti.

"Rohan" panggil Adel pada Rohan di sebelahnya.

"Kamu tau alamat rumah Lia kan? Kan lusa kamu habis nganterin buku paket dia" tanya Adel pada Rohan yang mengangguk.

"Gue tulis di kertas ya alamatnya" kata Rohan dan Adelpun mengangguk senang.

"Kabar Tasya gimana? Dia udah ditemukan belum?" Tanya Adel pada Rohan yang sejenak berhenti menulis sebelum dia kembali menuliskan alamat Lia.

"Belum, polisi masih nyari keberadaan dia" jawab Rohan.

"Alahh paling dia kabur tuh karena malu" sahut seorang siswi di depan.

Adel pun menoleh dan menatap kearah siswi tersebut, dia Poppy salah satu siswi yang membenci Tasya sekaligus penyebar gosip di kelas ini. Mulutnya yang sudah terlatih bergosip itu kadang sering menyampaikan berita-berita yang bahkan diluar nalar.

"Kalian gak tau aja sekarang beredar tuh rekaman video bejad kelakuan Tasya sama cowo di kelas kita. Ternyata dia guys yang habis ngewe di kelas kita terus bikin kelasnya berantakan. Ck, gak modal banget ya" lanjut Poppy.

"Lo tau dari mana?" Tanya seorang siswa yang mendekat.

"Ya ampun, makanya update dong. Punya sosial media cuma buat pajangan aja si. Nih gue kasih linknya awas ya jangan nafsu kalian. Kalo gue si jijik ya mana bertiga lagi iyuhh" jawab Poppy sebelum dia berbalik dan pergi dari sana.

Tringg

Adel menatap ponselnya yang berdering, dia lalu melihat Rohan membuka pesan yang dikirim Poppy dan benar saja ada Tasya disana tengah bersetubuh dengan seorang pria.

Rohan yang terkejut langsung mematikan ponselnya, dia lalu menyerahkan kertasnya pada Adel sebelum pergi dari kelas begitu saja.

"Ck, orang-orang makin aneh aja" ucap Adel.

Rohan yang berjalan keluar kelas bertemu dengan Rafa sepupunya yang langsung menariknya pergi dari lorong.

"Lo udah liat video Tasya yang viral?" Tanya Rafa dan Rohan mengangguk.

"Gue saranin Lo jangan berurusan lagi sama dia, kalau engga gue gak akan mau belain Lo lagi di depan Tante Sesil" kata Rafa sebelum dia berbalik dan pergi dari sana.

Rohan memejamkan kedua matanya, dia lalu bersender pada bangku taman dan menatap ke arah langit yang terang berwarna biru. Ya, untuk kali ini dia tidak ada hubungannya dengan Tasya. Entah gadis itu akan melakukan kegiatan menjijikan itu dengan siapa dia tidak peduli, karena yang terpenting bukan dia pelakunya.
.
.
.
.

Tok

Tok

Tok

Adel mengetuk pintu berwarna coklat berulang kali sembari memeluk kue dan buah-buahan lainnya. Di belakangnya ada Arlo yang memegang sebuket bunga, itu bunga yang dibeli oleh Adel.

"Kok gak ada orang si, atau kita salah rumah ya?" Tanya Adel pada Arlo.

"Menurut alamat yang tertulis disinilah rumahnya Nona" jawab Arlo.

Adel menghela nafas, dan tak lama kemudian ada sebuah mobil yang mendekat membuat Adel dan Arlo langsung berbalik menatap mobil tersebut.

"Adel?" Muncul Lia dari dalam mobil, dan setelah Lia keluar ada seorang pria paruh baya yang membuat Adel terdiam sejenak. Pria itu adalah ayah kandungnya, pria yang berada di foto bersama sang ibu.

"Adel?" Panggil Lia lagi membuat Adel tersadar dan langsung tersenyum.

"Iya, Adel dateng buat jenguk Lia. Katanya kamu lagi sakit jadi Adel bawain buah-buahan sama kue" jawab Adel, dia hendak mengatakan bunga yang ada di tangan Arlo namun Lia terlebih dulu bersuara.

"Ya ampun, kenapa kamu repot-repot begitu.... Dan kamu tau dari siapa alamat rumah aku?" Tanya Lia sembari menerima buah-buahan dan kue dari Adel.

"Rohan" jawab Adel, dia melirik ke belakang dimana ada Ayah kandung Adel yang terlihat syok menatapnya.

"Oh iya, Ayah, kenalin ini temen baru Lia namanya Adel... Kita berdua mirip ya, udah namanya mirip orangnya juga mirip iya kan?" Tanya Lia pada sang Ayah.

"Halo om" sapa Adel agak kaku, dia mencoba tersenyum walaupun dia bisa melihat tatapan Ayah kandung Adel tersebut yang mengisyaratkan kerinduan.

"Yaudah ayo masuk ke dalam" ajak Lia, dia melirik Arlo yang masih berdiri sembari memegangi sebuket bunga. Lia tersenyum pada Arlo yang langsung menunduk dan membuka jalan untuk mereka berdua.

"Nampaknya ada kesalahpahaman disini" ucap Yin yang duduk diatas kepala ayah Lia, Yin lalu menunduk dan melihat Ayah Lia mengusap air matanya sendiri sebelum dia berjalan mengikuti mereka masuk kedalam rumah.

"Gimana keadaan kamu?" Tanya Adel pada Lia.

"Cuma demam biasa, tadi juga kata dokter aku baik-baik aja" jawab Lia.

"Syukurlah kalau begitu, Adel kangen banget sama Lia" cicit Adel.

Lia tersenyum manis, astaga adiknya ini sangat menggemaskan bukan. Saat tengah bercengkrama Lia bisa melihat ayahnya mengintip dari balik tembok dapur, ayahnya itu pasti tengah penasaran dengan Adel. Namun ini bukanlah saatnya untuk mereka mengetahui kebenarannya, dia harus membantu Adel keluar dari rumah itu terlebih dulu.

"Cobain deh kuenya enak, kuenya pilihan Arlo loh" ucap Adel sembari menyuapkan satu suapan kue yang ia beli kepada Lia.

"Iya enak" jawab Lia.

Adel tersenyum, dia melirik Arlo yang tengah menikmati kuenya juga. Kata Yin ada kemungkinan bahwa keduanya bisa bersatu nantinya, melihat bagaimana ekspresi Lia saat menatap Arlo. Seperti orang yang tengah jatuh cinta namun masih malu mengatakannya. Untuk Arlo sendiri Adel pasti yakin Lia bisa meluluhkan pria itu, lagi pula Arlo terlihat baik dan bertanggung jawab.

"Hehehe"

Lia yang melihat tawa Adel dengan wajah mengerikan hanya bisa diam dan tersenyum, apalagi yang tengah dipikirkan gadis ini?

QUEEN OF TRANSMIGRATIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang