Cedric menyelimuti Adel yang tertidur pulas setelah dia menangis di pelukannya. Cedric menatap Adel lekat-lekat, sebelum dia menunduk dan mencium kening Adel. Dia sepertinya harus memberi mereka pelajaran karena membuat Adel menangis kencang seperti tadi.
Cedric kembali membenarkan selimut Adel sebelum dia berjalan menuju jendela dan keluar dari sana. Cedric lalu berjalan menuju gudang yang menjadi tempatnya tinggal. Cedric lalu duduk di kursi dan menyalakan putung rokok dan menghisapnya.
"Enaknya gue apain mereka bertiga?" Ucap Cedric sembari menatap bulan yang bersinar terang diatas langit.
Cedric lalu menghembuskan asap rokoknya dan tersenyum tipis, bagaimana kalau kita mulai dari pria yang sudah menampar Adel dan membuatnya menangis sampai matanya memerah dan bajunya basah dengan air mata gadis itu.
Cedric membuka laptopnya dan mengetik sesuatu disana. Cedric lalu berdiri, dia menarik laci dan mengambil sesuatu dari sana sebelum Cedric keluar dari kamarnya itu dan pergi kearah garasi mobil.
Pagi harinya....
Adel sudah siap dengan seragam sekolahnya, dia bahkan sudah meminta bekal pada pelayan yang ada di dapur dan dia kini tengah berjalan melewati Evan yang akan pergi mengambil motor kesayangan pria itu.
Saat Adel melihat kearah gerbang rumahnya dia bisa melihat ada Tasya disana berdiri dan Evan pun langsung menghampiri gadis itu.
"Tasya, Lo kenapa disini? Bukannya berangkat sama Rohan?" Tanya Evan.
"Ah kata Rohan dia ada urusan mendadak jadi aku disuruh berangkat sama kamu aja Evan" jawab Tasya sembari melirik Adel yang berjalan mendekat kearah mereka.
"Pagi Adel, ya ampun pipi kamu masih merah ya" ucap Tasya, dia langsung mendekat namun Adel dengan cepat berjalan melewati keduanya.
"Kayaknya Adel marah ya sama aku, padahal aku mau minta maaf ke dia" ucap Tasya.
"Gausah di peduliin dia jadi aneh sejak kejadian kemarin sore, ayah juga sita motor dan potong uang jajan dia" kata Evan yang melihat Adel berjalan di depan.
"Ya ampun, kamu pasti mau berangkat bareng Adel ya? Aku gatau kalau Adel sampai dihukum berat sama ayahnya. Nanti aku jelasin ke om Antonio biar dia kembaliin motor Adel ya" ucap Tasya.
"Gue ga berangkat sama dia ko, yaudah ayo kita berangkat" ajak Evan.
"Tapi Evan, Adel nanti gimana?" Tanya Tasya.
"Dia bisa naik bus atau panggil Taxi. Ga mungkin dia akan jalan kaki ke sekolah apalagi naik bus" jawab Evan.
Sedangkan Adel yang mendengar ucapan Evan berdecak, dia padahal berencana untuk naik bus walaupun seumur hidup dalam ingatan tubuh ini Adel tidak pernah naik transportasi umum itu.
Brummmmmmm
Motor Evan melaju melewati Adel, Adel yang melihat pria itu pergi bersama Tasya mengacungkan jari tengahnya dan melotot.
"Awas aja kalian berdua" desis Adel.
Tinnn
Adel bergeser karena terkejut dengan bunyi klakson motor, saat motor tersebut sampai di sebelahnya Adel melihat ada Cedric yang tengah duduk diatas motor sport. Adel sontak melotot, dari mana pria ini memiliki uang untuk membeli motor sport bagus seperti ini?!
Cedric menepuk jok belakangnya sebelum menarik lengan Adel agar mendekat padanya. Adel menaikkan sebelah alisnya melihat tindakan Cederic, apa dia ingin menyuruhnya duduk di belakang dan pria ini akan mengantarkannya ke sekolah?
Belum sempat Adel bertanya Cedric sudah terlebih dulu memakaikan helm. Dan akhirnya mau tidak mau Adel menaiki motor Cedric dan duduk di belakang pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN OF TRANSMIGRATIONS
FantasyUPDATE SETIAP HARI RABU & SABTU PUKUL 18.30 WIB Kisah menyegarkan seorang gadis cantik, pemberani dan pintar bersama peri yang akan memandunya di setiap cerita. Mereka berdua akan bersama-sama menyelesaikan setiap misi di novel yang mereka masuki. ...