A.13: "END CHAPTER A"

12.1K 1.2K 129
                                    

Kenyataannya Erza tetap harus menjalani proses penyelidikan karena desakan dari pihak keluarga Shella. Pria itu digiring ke kantor kepolisian pada pagi hari pukul 7. Dan sampai sekarang dia belum menampakkan wajahnya.

"Ko lama banget si" gerutu Adel sembari menatap ke arah kantor polisi dimana Erza dibawa masuk kedalam 4 jam yang lalu.

"Kamu tenang Del, kalo emang ka Erza ga bersalah dia ga bakalan kenapa-kenapa" kata Yola mencoba menenangkan Adel yang terlihat khawatir.

Masalahnya pria itu memang bermasalah!. Adel menghela nafas pelan dan duduk di cafe yang berada di sebrang kantor.

"Dengan kepintaran Erza saya yakin dia bisa menangani masalah kecil ini dengan rapih" kata Yin.

Tetap saja dia entah kenapa merasa khawatir. Sepertinya ini adalah perasaan pemilik asli tubuh ini. Walaupun raganya sekarang dimiliki olehnya namun tidak menutup kemungkinan masih ada beberapa perasaan dan emosi yang tertinggal.

"Lama banget jangan-jangan mereka lagi main kartu di dalem ga ngajak-ngajak gue" kata Caesar.

Yola menatap pria itu tak percaya kemudian mencubit pelan lengannya. Caesar meringis walaupun cubitan Yola tidak terlalu terasa.

"Sakit Yol" kata Caesar.

Yola merubah raut wajahnya dan segera mengusap lengan Caesar pelan.

"Maaf ka... Lagian malah bercanda di saat kaya gini" kata Yola.

Adel yang melihat adegan romantis di depannya hanya bisa memutar bola mata malas. Dia meminum jus jambu ya sampai habis lalu menatap ke arah kantor polisi.

Semoga saja Erza bisa beralasan dan menjawab dengan tenang pernyataan dari para polisi.

Di dalam Erza tengah berhadapan dengan seorang penyelidik kasus Shella yang meninggal.

"Terakhir kamu ketemu sama dia ada di pinggir jurang?" Tanya pria itu.

Erza menggeleng, dia kemudian menatap lurus ke arah mata pria yang tengah menginterogasinya sebelum menjawab.

"Karena malam cukup gelap saya tidak bisa melihat apakah ada jurang atau tidak. Kami membawa senter namun hanya senter ponsel yang jarak jangkauannya tidak jauh" kata Erza.

Pria di depan mengangguk dan menuliskan sesuatu di laptopnya. Dia melirik kearah Erza, pria ini menjawab semua pertanyaannya dengan santai. Berarti memang betul bukan dia pelakunya, tidak ada tanda-tanda cemas ataupun gerogi walaupun di awal pria ini terlihat agak kebingungan.

Erza sudah berpengalaman, di kehidupan sebelumnya. Jadi hal kecil seperti ini sangat mudah untuk dia lewati.

"Pak hasil otopsinya keluar" kata seorang pria di depan setelah membuka pintu.

Dia menyerahkan sebuah map lalu kembali keluar meninggalkan Erza dan pria itu di dalam. Pria dengan name tag bernama Galih membuka dokumen kemudian membacanya.

Menurut hasil otopsi di temukan bahwa pergelangan kaki Shella memang terkilir dan terluka. Gadis itu mengalami banyak luka lebam akibat hantaman beberapa batu dan pohon kemudian kepalanya bocor karena menghantam batu.

Setelah selesai membaca hasilnya pria itu mengangguk, dia kemudian menatap Erza.

"Terimakasih, atas kerjasamanya. Saya senang dengan seseorang yang menaati peraturan dan tidak menyepelekan penyelidikan kepolisian walaupun kamu sendiri dituduh membunuh Shella" kata pria itu.

"Tentu saja, karena saya tau saya tidak salah" kata Erza.

"Baiklah kamu boleh keluar sekarang"

"Terimakasih"

QUEEN OF TRANSMIGRATIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang