BAGIAN 12. 👹CEDRIC MULAI BERGERAK👹

3.8K 312 3
                                    

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

Pelayan yang akan masuk ke kamar Adel untuk membangunkan Adel tergelonjak kaget di depan pintu kamar. Dia baru saja mendengar suara jeritan Adel yang sangat keras.

"Non, nona tidak papa?" tanya sang pelayan sembari menatap pintu kamar Adel dengan wajah khawatir.

Sang pelayan bertambah khawatir karena dia bahkan tidak mendapatkan respon apapun dari dalam. Saat dia akan membuka pintu kamar gadis tersebut tiba-tiba saja pintunya terbuka dan muncul Adel dengan rambut yang masih basah, dia menatap pelayannya lalu tersenyum.

"Nona tidak papa?" tanya sang pelayan.

"Engga papa kok, Adel bikin kamu kaget ya? tadi cuma ada kecoa aja di kamar mandi" jawab Adel.

"Kecoa?" tanya sang pelayan dan Adel mengangguk.

"Kalau begitu saya akan memanggil seseorang untuk menangkapnya" lanjut sang pelayan, dia berbalik dan langsung menghilang dari hadapan Adel membuat Adel yang akan berbicara langsung menutup kembali mulutnya.

30 menit kemudian, Adel terlihat sedang sarapan pagi di meja makan. Dia tengah memakan sandwich buatan koki dengan wajah serius, seperti dia tengah memikirkan sesuatu. Sampai-sampai dia bahkan tidak merasakan kehadiran Edward yang sudah duduk di kursi makannya. Edward menatap Adel yang sibuk mengunyah dengan mulut menggembung. Tumben sekali gadis ini tidak menyapanya, dan bahkan dia tidak membahas kado serta kue ulang tahun yang disiapkan untuknya.

Trak

Adel meletakkan kedua tangannya ke atas meja dan menimbulkan suara cukup kencang. Dia lalu mengambil segelas susu dan meminumnya sampai habis. Adel meminum segelas susu tersebut dengan sekali tegukkan, dan hal ini kembali membuat Edward menatap kearah sang adik.

"Akh...." gumam Adel, dia meletakkan gelas kosongnya lalu berdiri dan langsung pergi dari sana.

Lagi-lagi Adel tidak menatap kearah Edward sedetikpun, Edward memakan sarapan paginya dengan wajah sedikit kebingungan melihat kepergian Adel yang sudah memakai seragam sekolah.

"Aneh, atau dia marah sama gue" tanya Edward pada dirinya sendiri.

Adel kini sedang berjalan di lorong sekolahnya, dia bersedekap dada dan mengabaikan sapaan beberapa murid yang melewatinya. Sampai Adel tiba di kelasnya, dia lalu duduk di kursinya sendiri dan mendengar dua teman satu kelasnya tengah membahas sesuatu. Dan nama yang mereka sebut membuat perhatian Adel teralihkan.

"Gue denger nanti ada murid baru ya"

"Iya, gue denger juga gitu, dan katanya lagi dia bakalan masuk kelas kita. Oh iya aku dapet info si kalo gak salah namanya Adelia"

"Adelia?" gumam Adel, dia tentu tidak asing dengan nama tersebut, karena dia melihat ada nama tersebut di dalam novel yang kali ini dia masuki. Lalu Adelia adalah nama tokoh utama wanitanya yang akan bersanding dengan Cedric.

"Gue gak tau kalau Lia itu pernah satu kelas sama Adel sebelum ceritanya dimulai" Gumam Adel.

"Namanya mirip lagi sama gue" Gumam Adel lagi.

Tak lama kemudian, bel berbunyi dan semua murid masuk kedalam kelas. Seorang pria mendekat lalu duduk di sebelah Adel, Adel menyerngit. Kenapa pria ini malah duduk di sebelahnya?

"Rohan, kamu kenapa duduk disini?" tanya Adel.

"Galih pindah, dan ada murid baru nanti. Gue males duduk sama Angel" jawab Rohan.

Adel mengangguk paham, Rohan adalah sahabat Tasya dan dia juga termasuk sahabat bohongan Adel. Sebelumnya pria ini tidak tertarik dengan Adel sampai saat kejadian terakhir dan Adel masuk kedalam novel ini. Entah kenapa Rohan yang tadinya tidak peduli menjadi sedikit peduli padanya.

"Pagi anak-anak, hari ini kita punya teman baru. Ayo perkenalkan diri kamu" Ucap guru di depan yang datang bersama dengan seorang siswi asing dengan seragam asing juga.

"Selamat pagi teman-teman, namaku Adelia Talia Putri. Senang rasanya bisa bertemu kalian dan mohon bantuan untuk kedepannya ya" Ucap siswi tersebut.

Adel menatap tokoh utama wanita yang biasa dipanggil dengan sebutan Lia. Dia benar-benar cantik, lihatlah senyumannya yang manis itu. Saat tatapan keduanya saling bertemu, Adel langsung mengalihkan tatapannya kearah lain. Lia benar-benar mirip dengannya, hanya saja tampilan gadis itu lebih baik dari pada dirinya.

"Wah, gue curiga, jangan-jangan kalian kembar" Ucap salah satu pria yang mendatangi Adel dan Lia.

Karena bangku yang kosong hanya ada di belakang Adel, akhirnya Lia duduk disana bersama dengan seorang gadis yang seharusnya duduk bersama dengan Rohan. Adel yang mendengar ucapan salah satu teman sekelasnya hanya diam karena apa yang pria itu ucapkan memang benar adanya.

"Mamah lo gak nyembunyiin satu anaknya kan Del?" Tanya salah satu siswi di depan Adel.

"Engga kok, mungkin cuma kebetulan aja. Kita kan punya 7 orang yang mirip dengan kita, siapa tau ternyata Lia salah satunya" Jawab Adel, saat dia berbalik dia malah melihat Lia tengah menatapnya dengan tatapan yang menurut Adel sendiri sangat aneh.

"Mau ke kantin?" tawar Rohan memecahkan keheningan yang terjadi beberapa detik.

Adel mengangguk sebagai jawabannya dan akhirnya dia bersama dengan Rohan pergi dari kelas meninggalkan Lia yang masih menatap Adel.

"Akhirnya kita ketemu lagi" gumam Lia.

Sementara itu kondisi Antonio mulai membaik, dia mulai merangsang sesuatu walaupun matanya masih tertutup dengan rapat. Terlihat di ruang rawat inap Antonio ada Edward yang sedang duduk di sebelah sang Ayah.

"Ayah kapan bangun? Edward bingung harus gimana lagi. Kondisi Evan masih belum ada perkembangan apapun. Ditambah lagi banyak masalah di perusahaan" Ucap Edward.

"Ayah, dihari ulang tahun Edward, Edward mau minta ayah bangun dan sembuh sebagai hadiahnya" Tambah Edward.

"Tuan muda kita harus segera pergi ke kantor untuk menghadiri rapat" Ucap salah satu Bodyguard yang berdiri di belakang Edward.

Edward mengangguk, dia lalu segera bangkit dan pergi meninggalkan sang Ayah, terlihat jari kelingking Antonio bergerak namun tidak ada yang melihatnya. Perusahaan Antonio sedang diambang kehancuran, ada salah satu orang yang membobol data keamanan mereka, dan membeberkan informasi internal milik perusahaan. Terlebih lagi orang tersebut memberitahukan item selanjutnya yang akan dijual oleh perusahaan Antonio.

Bagi Edward yang sejak dulu tidak pernah tertarik dengan dunia bisnis hanya bia mengikuti saran Jack sebagai sekertarisnya sekarang. Dan sekarang Edward tengah menunggu seseorang yang sangat berpengaruh di dunia bawah perindustrian. Karena salah satu jalan yang Jack berikan adalah bahwa Edward harus meminta bantuan mafia yang mengusai dunia bawah perindustrian agar saham perusahaan kembali stabil.

"Kapan dia akan datang?" Tanya Edward menatap Jack sang sekertaris.

"Sebentar lagi, dia adalah orang yang sibuk. Jadi kita harus menunggunya karena ini adalah satu-satunya cara agar perusahaan kembali mendapatkan posisinya" Jawab Jack.

Sementara itu, di depan gedung perusahaan berdiri seorang pria yang memakai masker hitam dan kacamata hitam menatap perusahaan milik Antonio. Tak lama kemudian muncul dua pria yang tubuhnya penuh dengan tato dari dalam mobil.

"Baiklah, ayo masuk ke dalam" ajak pria tersebut.

"Baik tuan"

Pria tersebut mulai melangkahkan kakinya menuju perusahaan dimana ada Edward yang sudah menunggunya. Dia tersenyum manis, tidak sia-sia dia berusaha dengan keras memasukkan satu bawahannya masuk kedalam perusahaan ini untuk menghasut Edward.

Jack menatap Edward yang masih terlihat khawatir di depannya, dia tersenyum tipis. Mudah sekali menghasut anak ingusan ini untuk mengikuti sarannya. Jack sendiri sudah menyelidiki Edward terlebih dulu. Pria yang selalu menggunakan uang untuk menyelesaikan semua masalahnya mulai dari pendidikan, pertemanan, tindakan kriminal sampai masalah asmaranya mana mungkin bisa mengelola sebuah perusahaan dengan tangannya sendiri.

Mari kita lihat sampai mana dia akan bisa mempertahankan perusahan ini, ditambah lagi jika sesuatu mulai terjadi dengan keluarga kecilnya itu. Jack yang mendengarkan seseorang berbicara dari alat yang terpasang di telinganya kemudian menatap pintu ruangan tersebut.

"Tuan muda, tamu kita sudah datang" Ucap Jack bersamaan dengan pintu yang terbuka.

QUEEN OF TRANSMIGRATIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang