Adel berlari kemudian seseorang menariknya ke arah samping. Dia terkejut namun setelah melihat siapa yang menariknya Adel menghela nafas lega.
"Habis dari mana?" Tanya orang itu yang merupakan Erza.
"Ke tendanya Yola, habis makan roti isi" kata Adel.
Kemudian Erza mengangguk, dia hampir terkena serangan jantung kecil ketika terbangun dan tidak mendapati Adel di dekapannya.
"Eza... Ada banyak polisi Yola bilang Shella dia meninggal di jurang" kata Adel lirih.
Erza hanya diam menatap wajah gelisah Adel di depannya. Adel sendiri menggerutu di dalam hati, kenapa pria ini malah biasa saja di saat seperti ini.
"Katanya kalian berdua yang nyariin Adel tadi, terus Shella ga pulang balik sama kita. Adel takut nanti kalo Eza dibawa polisi gimana?" Tanya Adel.
Erza menggeleng pelan, tidak ada bukti yang kuat untuk menunjuk dia sebagai pelakunya. Namun Adel masih cemas, bagaimanapun keluarga Shella akan tetap mencurigai pria ini.
"Kalo Eza sampe dibawa ke kantor polisi Adel gimana dong...masa sendirian di rumah" kata Adel, dia akan menggunakan jurus ampuh agar pria ini mau berbagi sedikit rencananya.
"Ga bakal, kamu tenang aja... Ga bakal ada yang bisa pisahin kita" kata Erza.
Adel menatap Erza dengan wajah memerah bersiap menangis. Dia tengah berfikir keras tentang perkataan Erza barusan.
"Udah gausah nangis nanti jelek" kata Erza, pria itu menghapus air mata Adel lalu menepuk puncak kepalanya.
Adel mengulurkan kedua tangannya lalu memeluk Erza. Kenapa pria ini pelit sekali padanya!. Yin sendiri mengamati sekitar siapa tau ada yang menganggu acara berpelukan nonanya itu.
"Ga ada bukti yang kuat buat nuduh aku jadi pelakunya. Kamu gausah takut, gimanapun juga di hutan ga ada cctv. Kamu liat sendiri kan aku dateng sendirian berarti apa yang aku bilang bener" kata Erza.
Adel mengusapkan ingus dan air matanya ke baju pria itu sebelum mengangguk.
"Yaudah jangan nangis jelek banget" kata Erza sembari bermain rambut Adel di tangannya.
Acara berpelukan mereka harus terhenti ketika seseorang berteriak memanggil nama Erza.
"MANA ERZA! MANA!" teriak seorang lelaki.
Adel melepaskan pelukannya kemudian datang seorang pria diikuti guru dan beberapa orang lainnya kearah mereka.
"Ada apa?" Tanya Erza.
Pria itu berhenti dan menatap Erza dengan tatapan tajam. Yola dan Caesar datang dan menatap bingung kearah pria itu.
"Lo apain adek gue bangsat!" Geram pria itu sembari maju kearah Erza.
Adel mendelik dan Caesar segera menarik pria itu mundur sebelum aksi baku hantam terjadi.
"Masnya tenangkan diri dulu, kita tidak bisa menghakimi sendiri p-"
"Gue yakin adek gue ga mungkin meninggal gitu aja, pasti Lo udah lakuin sesuatu ke dia kan!"
"Ko Abang ngomong gitu, kan pak polisi aja udah bilang jangan main hakim sendiri" kata Adel yang mulai menatap tajam pria di depan.
Pria itu beralih menatap tajam Adel yang berada di sebelah Erza.
"Siapa Lo ikut-ikut campur masalah ini hah siapa Lo!" Bentak pria itu lalu menunjuk wajah Adel dengan telunjuknya.
Adel sedikit terkejut karena bentakan pria itu, Yola segera datang dan mencoba menenangkan suasana.
"Ka sabar jangan emosi, kita ikuti peraturannya saja" kata Yola.
"Oh Lo yang namanya Adel? Yang ilang itu?" Tanya pria itu dan Adel mengangguk cepat.
"Gara-gara Lo adek gue mati!" Bentak pria itu.
Adel mendelik kenapa malah jadi dia ikut dibawa-bawa.
"Ko gitu emang abangnya tau apa kejadiannya? Emang Abang liat sendiri? Gausah main hakim sendiri Abang bukan penegak hukum!" Kata Adel entah bagaimana dia mulai tersulut emosi dengan bocah tengil di depannya ini.
"Lo-"
"Gausah nunjuk-nunjuk" Potong Erza saat pria itu kembali mengangkat telunjuknya kearah Adel.
"Kita liat aja, kalo emang gue salah gue mau tanggung jawab. Tapi harus dengan bukti yang jelas" kata Erza pada akhirnya.
Semua orang menatap Erza dengan wajah kagum, pria ini ternyata sangat bertanggung jawab. Adel melirik kearah Erza dan Erza segera mengenggam sebelah tangannya. Kenapa malah menjadi seperti adegan heroik seperti ini...
"Sudah...kita tunggu hasil otopsi saja, karena kebenarannya akan terungkap saat otopsi. Mas tahan emosinya, jangan sampai mas juga masuk ke kantor polisi karena perkelahian" kata polisi di depan mencoba melerai mereka berdua.
Adel melirik kearah pria itu dan menarik Erza pergi dari sana. Dia entah kenapa menjadi emosi melihat pria itu dengan tidak tau malu malah membuat keributan.
"Umur aja tua otak masih kek bocil" gumam Adel.
"Nona tahan emosimu, jangan sampai merusak tokoh Adel sendiri" kata Yin mencoba mengingatkan gadis itu.
Erza mengikuti Adel, dia agak terkejut melihat gadis ini yang marah saat membelanya tadi. Dia tersenyum tipis dan mereka berhenti di depan tenda.
"Eza tenang aja Adel ga bakal biarin Eza masuk penjara. Adel bakalan jadi saksi nantinya kalo emang dia ngeyel mau dibawa ke rana hukum" kata Adel.
Erza mengangguk, dia kemudian merogoh sakunya lalu memberikan permen coklat ke pada Adel.
"Kamu tenang aja, udah sana tidur lagi" kata Erza.
Adel mengangguk lalu masuk kedalam tenda, Erza berdiri di sana sampai melihat bayangan Adel yang tengah merebahkan diri. Dia kemudian berbalik dan mendapati Caesar tengah berdiri di depannya.
"Lo yakin kali ini bukan Lo pelakunya?" Tanya Caesar.
Erza tersenyum miring lalu mengangkat kedua bahunya. Dia maju dan berhenti tepat di samping Caesar.
"Bukannya Lo harus berterimakasih ke gue karena gue udah singkirin satu hama?" Tanya Erza dengan nada berbisik.
"Lo bakalan bebas dapetin Yola, karena Shella juga suka sama Lo dan dia udah ngancem Yola sama Adel" kata Erza sebelum melangkah pergi meninggalkan Caesar yang berdiri mematung di depan tenda.
"Erza juga?" Tanya Caesar pada dirinya sendiri.
Dia kemudian menatap tenda Adel dan berbalik pergi meninggalkan tempat itu. Dia sebenarnya agak was-was jika Erza akan menyukai Yola namun kelihatannya dia salah.
Pria itu sudah menemukan alasannya kembali dan dirinya akan lebih leluasa mendapatkan hati Yola pada akhirnya. Caesar tersenyum smirk dan masuk kedalam tendanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN OF TRANSMIGRATIONS
FantasyUPDATE SETIAP HARI RABU & SABTU PUKUL 18.30 WIB Kisah menyegarkan seorang gadis cantik, pemberani dan pintar bersama peri yang akan memandunya di setiap cerita. Mereka berdua akan bersama-sama menyelesaikan setiap misi di novel yang mereka masuki. ...