Siang itu suasana damai seperti biasa, Clara terlihat sedang bermain boneka di balkon. Sedangkan Adel tengah membaca buku diary milik Seraphina. Suasananya begitu damai, dan Adel nampak bosan membaca buku diary yang berisikan kebucinan Seraphina pada seorang pria. Pria yang bahkan namanya tidak pernah di sebutkan oleh wanita itu.
Adel sudah mencapai halaman tengah buku diary tersebut. Jujur saja dia ingin langsung membaca bagian terakhir namun, dia tidak ingin melewatkan informasi yang bisa membantunya.
Clara tiba-tiba saja berdiri dan dia berbalik menatap Adel. Clara mendatarkan wajahnya melihat Adel yang sejak tadi masih sibuk membaca buku. Clara lalu menunduk menatap bonekanya yang tergeletak begitu saja.
Kaki Clara bergerak kearah boneka tersebut lalu dia menendangnya ke balkon. Clara mendekat pada balkon, dia menunduk melihat boneka miliknya berasa diatas tanah.
Clara menatap lekat-lekat boneka tersebut sampai tiba-tiba saja ada sebuah tangan keluar dari dalam semak. Tangan putih dan pucat itu menarik bonekanya masuk kedalam semak.
"ADEL!! ADEL!!" Clara berteriak sembari berbalik dan berlari pada Adel.
Adel yang dipanggil langsung menoleh, dia menatap Clara yang berlari kearahnya dengan wajah panik.
"Ada apa kak?" Tanya Adel, dia menatap Clara yang tiba dihadapannya.
"Bonekanya terjatuh, Adel... Tolong ambilkan bonekanya ya..." Ucap Clara dengan wajah cemas sembari meremas roknya sendiri.
Adel menutup buku diary Seraphina dan mengangguk. Dia meletakkan bukunya diatas meja, dan berkata "Adel akan mengambil bonekanya, jadi kakak tunggu disini ya... Jangan kemana-mana," ucap Adel.
Clara mengangguk dengan cepat, dia memperhatikan Adel yang perlahan melewatinya begitu saja. Clara berbalik melihat Adel yang mulai membuka pintu lalu melangkah keluar, saat pintunya benar-benar tertutup Clara perlahan menoleh dan menatap buku diary milik Seraphina yang tergeletak diatas meja.
Clara mengalihkan tatapannya kearah lain lalu dia mengambil sebuah lilin yang ada di sudut meja. Clara mengambilnya lalu mengangkat lilin tersebut.
Swoshhhhhhh
Lilinnya mulai menyala, Clara perlahan mendekat pada diary Seraphina lalu mengangkat lilinya tepat diatas buku diary tersebut. Clara dengan wajah datar kembali menatap buku diary Seraphina sebelum dia menjatuhkan lilin tersebut tepat diatas buku diarynya.
Saat api mulai menyentuh buku diary tua tersebut dan menjalar sampai ke meja, sudut bibir Clara perlahan terangkat. Dia lalu menutup mulutnya sendiri dengan punggung bergetar, mencoba menahan suara tawanya.
Sementara itu Adel baru saja sampai di halaman belakang mansion, dia menatap sekeliling yang dipenuhi dengan semak. Adel bergerak cepat mencari boneka Clara, karena dia tidak mau membuang waktu disaat dia belum bisa memecahkan indentitas Seraphina.
Adel mulai mencari di semak-semak dan menatap sekeliling. Dia bahkan sampai mencoba menerobos masuk ke semak yang rimbun. Sampai dia tidak sengaja mendengar sebuah suara.
"Nghhh...."
Tubuh Adel langsung membeku, sebuah desahan? Adel mencoba diam dan menajamkan pendengarannya. Dia bahkan sempat menahan nafasnya beberapa detik hanya untuk memastikan bahwa telinganya tidak salah menangkap suara desahan tadi.
"Ah.... Xander.."
"Xander?" Bisik Adel dengan wajah kebingungan, saat itu juga dia melihat boneka Clara yang biasa gadis itu mainkan berada di depan tidak jauh darinya.
Adel mulai bergerak perlahan menuju boneka tersebut dengan sebisa mungkin tidak membuat suara. Dia menghindari ranting-ranting yang berserakan dengan hati-hati, sampai dia berhasil mengambil boneka tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN OF TRANSMIGRATIONS
FantastikUPDATE SETIAP HARI RABU & SABTU PUKUL 18.30 WIB Kisah menyegarkan seorang gadis cantik, pemberani dan pintar bersama peri yang akan memandunya di setiap cerita. Mereka berdua akan bersama-sama menyelesaikan setiap misi di novel yang mereka masuki. ...