BAGIAN 4. 😮CEDRIC...😮

5.4K 527 8
                                    

Cedric berkumpul dengan para pelayan lain, di depan ada Sam dan Edward yang berdiri tengah menanyai satu persatu para pelayan untuk mencari tahu penyebab kecelakaan Antonio. Tentu saja karena mereka merasa ada yang janggal. Terlebih lagi cctv di sekitar garasi mobil mendadak mati.

Cctv mati pada jam dimana para pelayan sudah beristirahat namun walaupun begitu mereka tetap harus menanyakan kesaksian pelayan untuk membantu proses penyelidikan.

"Cedric" panggil Sam dan Cedric maju kedepan.

Dia berdiri di depan Edward yang duduk di kursi tengah menatapnya. Lihatlah tatapan angkuh pria itu, karena dia berpura-pura bisu jadi banyak orang yang menatapnya rendah kecuali Adel. Walaupun perlakuan Adel padanya cukup buruk semenjak dia masuk SMA namun melihat Adel kembali memperlakukannya seperti rumah kedua dia cukup senang.

"Ada yang liat Lo berkeliaran di jam-jam cctv mati, apa yang Lo lakuin?" Tanya Edward.

Sam menyerahkan secarik kertas dan pulpen pada Cedric yang mengerti pria itu bisu. Cedric juga segera menerimanya dan mulai menulis.

"Tulis semua yang Lo lakuin hari itu diatas jam 8 malam" kata Edward pada Cedric yang tengah menulis sembari berjongkok di depannya.

Walaupun Edward tau tidak mungkin pria bisu yang sehari-hari hanya bekerja di ladang dan sering bersama Adel ini pelakunya tapi dia harus tetap mengintrogasi Cedric. Dengan begini dia akan tau posisinya sebagai pelayan di rumah ini.

"Gue liat Lo masih suka deket-deket Adel ya" kata Edward, sejenak Cedric berhenti menulis sebelum dia kembali melanjutkan tulisannya.

"Gak ada gunanya Lo deketin dia, dia gak akan dapet harta warisan sedikitpun" lanjut Edward.

"Tuan muda, Cedric dan nona sudah berteman sejak kecil maka dari itu wajar mereka terlihat sering bersama. Lagi pula ibu Cedric adalah pengasuh nona saat dia bayi sampai masuk sekolah" jelas Sam, dia hanya ingin menjelaskan posisi Cedric dan Adel di depan para pelayan yang masih ada di belakang Cedric agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

"Jadi Lo temenan sama Adel?" Tanya Edward.

"Adel pasti senang ya dia punya teman, walaupun temannya bisu" lanjut Edward membuat Cederic akhirnya berdiri dan menyerahkan kertas yang sudah terisi dengan tulisannya sendiri.

"Yaudah, Lo samperin Adel aja sana, siapa tau dia lagi ketakutan meringkuk di bawah selimut karena kecelakaan ayah" kata Edward.

Cedric menatap pria itu agak lama sebelum dia berbalik dan pergi dari sana. Cedric keluar dari ruang tengah itu dan berdecak.
"Liat aja sampe kapan Lo bisa bersikap angkuh begini" desisnya.

Cedric berbelok menuju ke kamar Adel, walaupun dia membenci ucapan terakhir Edward tapi bagaimana jika itu benar? Jadi dia harus memastikannya sendiri kondisi Adel.

Tok tok tok

Cedric mengetuk pintu kamar Adel, saat kecil Adel sering sekali menangis sampai pagi karena hal-hal yang bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya sendiri. Namun karena Evan selalu menyalahkan Adel dan membuat seolah-olah Adel adalah pelakunya gadis itu menjadi merasa bersalah. Dan Cedric tebak kalau Evan juga pasti menyalahkan Adel untuk kecelakaan yang terjadi pada sang ayah.

Ceklek

Cedric menatap pintu yang terbuka dan perlahan dia melihat Adel dengan pipi mengembung tengah mengunyah makanan, bahkan di sudut bibirnya terdapat coklat uang meleleh keluar.

"Cedric?" Panggil Adel setelah dia berhasil menelan camilan berisi coklat di mulutnya.

Cedric tidak menjawab, dia hanya diam menatap lelehan coklat di sudut bibir Adel. Sampai akhirnya Adel menariknya masuk kedalam kamar.

"Cedric habis diintrogasi ya sama Abang? Adel denger semua pelayan di kumpulin di ruang tengah terus ditanyain satu-satu" ucap Adel, dia lalu duduk di sofa dan Cedric juga duduk di sebelahnya.

Adel mengatupkan bibirnya ketika melihat Cedric masih saja diam. Walaupun dia ini bisu dia tidak pernah hanya diam, dia pasti menjawab dan setidaknya tersenyum padanya tapi apa-apaan ini? Atau jangan-jangan Cedric tengah ketakutan?!

"Cedric pasti takut ya? Abang pasti ngomong banyak sama Cedric... Abang Edward kalo marah emang suka serem kayak gitu, Cedric gausah takut ya" ucap Adel, dia lalu mengambil camilan berisi coklat di atas meja sebelum menyodorkannya pada Cedric.

Cedric membuka mulutnya dan Adel langsung menyuapi Cedric dengan camilan berisi coklat ditangannya. Adel tersenyum manis, anggap saja ini sebagai hadiah karena Cedric berhasil membuat Antonio masuk kedalam rumah sakit serta membuat seisi rumah panik. Sebentar lagi pasti dia akan melihat Edward dengan wajah frustasi saat sarapan pagi.

Saat Adel hendak menarik tangannya yang sedikit terdapat lumuran coklat tiba-tiba saja dia terkejut saat Cedric maju kedepan dan malah menjilati jarinya.

"C-cedric!" Saking terkejutnya Adel bahkan hampir berteriak karena jarinya baru saja di jilat oleh pria itu.

"Jangan di jilat hiss, walaupun Adel udah cuci tangan tapi jangan di jilat juga.." gerutu Adel.

Cedric terlihat menahan tawanya, dia lalu mendekat dan menarik dagu Adel membuat Adel kembali menatap kearahnya.

Apalagi sekarang? Adel membulatkan kedua matanya, jangan-jangan Cedric mau menciumnya?! Berciuman setelah dia berhasil membuat Antonio masuk rumah sakit dan di cap koma?

Saat Adel tengah berperang dengan pemikirannya sendiri tiba-tiba saja dia merasakan ibu jari Cedric mengusap sudut bibirnya lalu pria itu menjauh dan menjilat ibu jarinya sendiri.

Hah? Adel mengerjapkan kedua matanya, apa yang terjadi? Dia melirik Yin yang tengah menatapnya juga. Adel menaikkan sebelah alisnya memberikan kode pada Yin agar dia menjelaskan apa yang baru saja terjadi padanya.

"Kalau nona berfikir Cedric akan mencium nona, pemikiran nakal nona itu terlalu jauh. Dia hanya mengambil lelehan coklat di sudut bibir nona saja" ucap Yin.

Oh... Adel mengangguk paham dan kembali memakan camilannya sembari beberapa kali melirik Cedric yang sedang menatap ke layar televisi. Dia ternyata hanya terlalu PD, padahal jelas-jelas dia bukan jodoh pria ini.

Cedric sendiri berusaha menormalkan detak jantungnya sendiri dan mencoba mengabaikan tatapan Adel yang sedari tadi sebenarnya dia ketahui. Bibir Adel terlihat sangat kenyal, beruntung dia bisa menahan hasratnya untuk mencium gadis itu kalau tidak dia harus berusaha mendekati Adel lagi dari titik 0.

Dia sudah menjelaskan semua hal yang ia lakukan dengan sedikit bumbu kebohongan diatas kertas yang ia berikan pada Edward. Lagi pula dia tau isi kepala pria itu, dia pasti mengira kalau pria bisu ini hanya bisa bekerja di ladang dan mendekati Adel saja.

Cedric jadi penasaran, apa yang harus dia lakukan pada Edward nantinya. Pria itu tinggal menunggu giliran saja dan kita lihat bagaimana pria itu apakah masih bisa menyombongkan diri lagi atau tidak. Jika dia dihina karena dia bisu, maka bagaimana kalau dia buat Edward menjadi cacat? Cedric tersenyum tipis, ide yang luar biasa.

QUEEN OF TRANSMIGRATIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang