C6. 👩🏻‍🎤 MASUK PERTENGAHAN NOVEL 👩🏻‍🎤

2.1K 279 17
                                    

"hiks hiks"

Adel menatap Chester yang terus menangis sembari menggenggam tangannya. Mereka berdua sudah berada di dalam toko, sedangkan di luar ada ayah Chester dan sang bibi yang tengah berseteru. Sampai pihak keamanan datang dan membawa ayah Chester pergi dari sana.

"Yang jatuh kan Adel kok kamu yang nangis paling lama?" Tanya Adel.

Chester sebenarnya tengah membersihkan luka di lutut dan siku Adel dengan alkohol pemberian salah satu pelayan toko mie bibinya. Namun entah mengapa dia malah menangis melihat luka Adel.

"Adel jatuh kan gara-gara Chester" jawab Chester. Dia kembali membersihkan luka Adel sembari menangis.

Adel menghela nafas pelan, sialnya dia mendapatkan banyak luka karena ingin membawa Chester ke bibinya. Apa ini teguran dari author karena dia ingin mengubah alurnya sejak awal?

"Sini biar bibi aja yang bersihin lukanya kamu duduk aja di sebelah temen kamu" Bibi Chester kembali masuk kedalam, kini dia yang membersihkan luka-luka Adel.

"Lukanya nanti sembuh kan bibi?" Tanya Chester.

Sang bibi mendongak, lalu dia menatap Chester yang sudah menangis kacau bahkan sampai ingusnya kesana kemari.

"Iya pasti sembuh, kamu anak laki kok cengeng liat temennya jatuh kayak gini malah nangis lebih heboh ditimbang orang yang jatuh" ucap sang bibi. Dia kemudian memakaikan plester dan tersenyum pada Adel.

"Makasih ya Adel, kamu udah bawa Chester kesini" ucap sang bibi.

"Kebetulan aja kok, Adel mana tau kalau toko ini milik bibi Chester. Tadi kita cuma lari aja dari kejaran ayah Chester" jawab Adel sembari tersenyum tipis, bohong. Tentu saja Adel sudah merencanakan skenario ini.

"Kamu udah telfon keluarga kamu?" Tanya Bibi Chester dan Adel mengangguk.

"Katanya sebentar lagi dateng" jawab Adel.

Dia sudah mengirim voice note seperti biasanya pada Ray. Dan pria itu langsung membaca voice notenya dan berkata akan segera kemari jadi jangan kemana-mana.

"Adel!!"

"Tuh orangnya dateng" jawab Adel yang melihat Ray masuk kedalam toko dengan tergesa-gesa.

Ray menatap sekeliling, dia kemudian melihat Adel yang duduk diatas kursi dan segera berlari menghampiri gadis kecil itu.

"Gak papa kan? Kenapa kaki, siku sama keningnya di plester kayak gini?" Tanya Ray.

"Tadi lari-lari terus jatuh" jawab Adel.

Ray memicingkan kedua matanya menatap tajam Adel yang tersenyum kaku. Dan pada akhirnya bibi Chester yang menjelaskan semuanya pada Ray.

"Kalau begitu kita pamit dulu, udah sore soalnya. Makasih ya Bi udah bersihin dan obati luka Adel" kata Ray yang mengangkat Adel dari kursi.

"Iya sama-sama, justru saya yang mau berterimakasih sama Adel karena udah bawa keponakan saya kesini. Makasih banyak ya Adel"

"Iya sama-sama" jawab Adel sembari memeluk leher Ray.

"Chester jangan nangis terus nanti jelek, kamu jangan nakal ya disini. Adel pulang dulu papay" Adel melambaikan tangannya pada Chester yang mengangguk masih sembari menangis.

Ray kemudian membawa Adel pergi dari toko mie tersebut. Adel langsung melunturkan senyumannya, dia melirik Ray yang berjalan dengan wajah datar. Apakah pria ini marah padanya karena berbuat ulah lagi?

"Om marah ya sama Adel?" Tanya Adel pada Ray.

"Karena Adel bikin ulah terus? Tapi kali ini beneran bukan maksud Adel bikin ulah. Kita gak sengaja ketemu ayahnya Chester setelah pulang dari taman" lanjut Adel.

QUEEN OF TRANSMIGRATIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang