C.2 🤡SI ANTAGONIS🤡

2.7K 351 65
                                    

Setelah pulang Adel melihat Ray melaluinya begitu saja, dia bahkan tidak menoleh atau menatapnya sama sekali. Adel merasa kalau pria itu tengah marah padanya.

"Apa karena gue jadiin ponakan dia babak belur begitu ya Yin?" Tanya Adel yang sedang memangku camilan dan tengah memakai masker wajah, tentu dari PT Qiiiaaaa Mencari Cinta Sejati Tbk. Kali ini dia menggunakan varian lemon yang menyegarkan kulit. Yuk buruan cek out...

"Padahal gue kan gak ngajak Erick juga buat join" lanjut Adel.

"Mungkin Ray merasa sedikit kesal" jawab Yin.

"Kesal kenapa?" Tanya Adel.

"Nona pasti ingat pertama kali nona berkelahi dengan anak laki-laki di taman kanak-kanak kan? Dan ekspresi Ray mirip dengan Zion" jawab Yin.

Adel mengangguk, tapi Ray hanya diam saja berbeda dengan Zion yang langsung tantrum tidak jelas. Bahkan pria itu sampai menemaninya masuk ke dalam kelas hanya untuk membuat Adel tidak berkelahi dengan temannya lagi.

Disisi lain....

"Aduh gue minta maaf ya Ray kalau adek gue bikin Lo repot begini" ucap Zion di dalam telfon.

"Dia emang suka berantem sama temennya di sekolah?" Tanya Ray.

"Waktu dia baru lahir aja, Adel itu langsung nendang salah satu bayi yang ada di sebelah dia sampe bayinya nangis. Kalau kata gue dia emang anak ajaib" jawab Zion.

Ray menghela nafas, dia sebenarnya ingin marah. Bukan marah karena Adel berkelahi tapi marah karena melihat luka lebam di wajah dan lengan Adel. Dia rasanya ingin menghampiri anak-anak yang berkelahi dengan Adel lalu memukulnya, namun jika dia melakukan hal itu bisa-bisa dia akan masuk ke kantor polisi.

"Yaudah gue ada urusan nih, Lo jangan setres-setres ya Ray. Kalau Lo gak kuat udah mending Lo tidur aja" kata Zion sebelum dia menutup telfonnya.

Ray menghela nafas lagi, dia ingin menghampiri Adel di kamarnya namun melihat ekspresi Adel saat tatapan mereka bertemu dan Adel terlihat ketakutan dia mengurungkan niat.

"Bang Lo di dalem?" Tanya Vinzo di luar pintu.

"Ada apa?" Tanya Ray, dia mendekat lalu membuka pintunya.

"Besok weekend nih, gimana kalau kita ajak dua bocil itu ke pantai?" Tawar Vinzo.

Vinzo menatap Ray, dia tentu tau tentang kejadian siang tadi dimana Adel dan Erick berkelahi dengan murid lain. Dan Erick sudah menceritakan semuanya bagaimana Adel bisa berkelahi dan Erick membantu Adel.

"Ayolah Bang, gue tau Lo juga butuh healing. Para bocil juga butuh buat refreshing" ajak Vinzo lagi.

Ray akhirnya mengangguk dan Vinzo mengacungkan dua jempolnya. Dia lalu berbalik dan pergi dari kamar Ray meninggalkan Ray yang hanya diam berdiri di pintu kamar.

Ray yang tengah duduk di kursi meja kerjanya menoleh menatap jam di dinding yang menunjukkan pukul 10 malam. Ray lalu bangkit dan bergegas keluar dari kamarnya.

Saat Ray masuk ke dalam kamar Adel untuk melakukan rutinitas malam membacakan dongeng. Dia melihat Adel tengah tertidur bersama Erick di sebelahnya. Ray mendekat menatap keduanya yang sudah tertidur pulas.

"Entah kenapa gue cemburu" gumam Ray. Pria itu lalu menggeleng dan mengangkat Erick keluar dari kamar Adel.

Pagi harinya...

"Woaahhhhhhh" Erick menatap ke depan dimana ada banyak orang yang sedang menikmati pantai di pagi hari. Dia sudah lama sekali tidak pergi ke pantai.

"Adel.... Adel ayo kita kesana" ajak Erick, Erick mencoba menarik Adel namun dia malah terkejut saat Adel yang tadinya ada di sebelahnya kini menghilang.

QUEEN OF TRANSMIGRATIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang