Sore hari menyelimuti kafe kecil di sudut jalan dengan kehangatan sinar matahari yang mulai redup. Cahaya keemasan menembus jendela besar, memantulkan bayangan lembut di lantai kayu yang sudah berumur. Aroma kopi yang baru diseduh menguar di udara, menyatu dengan wangi manis kue-kue yang dipajang di balik etalase kaca.
Di sebuah meja yang terletak di sebelah jendela Cafe duduk dua murid yang tengah mengerjakan tugas kelompok mereka. Dua murid tersebut adalah Adel dan Chester, Chester terlihat tengah sibuk dengan laptop yang ia bawa sedangkan Adel tengah menatap ke luar cafe ke arah matahari yang perlahan tenggelam.
Chester melirik Adel, padahal dia ingin satu kelompok dengan Misya. Namun, dia malah satu kelompok dengan Adel. Bagaimanapun dia menghindari Adel karena dia masih kecewa dengan gadis ini. Saat Chester ingin kembali fokus mengerjakan tugas di laptop dia melihat pergelangan tangan Adel dimana ada sebuah gelang yang Adel pakai.
Adel menarik nafas dalam-dalam kemudian enoleh pada Chester. Tugas kelompok mereka adalah membuat sebuah makalah dan mempresentasikannya minggu depan. Adel sudah mencari bahan dan mengerjakan setengahnya, tinggal Chester yang harus menyelesaikan makalah tersebut.
Adel sedikit bersyukur karena Chester masih bisa mengerjakannya, di dalam novel Chester hanyalah sampah yang memiliki banyak masalah. Namun, setelah Adel melihat Chester yang sekarang bisa mengerjakan tugas dan tidak lari dia cukup bangga. Walaupun pria ini membencinya.
"Kabar bibi lo gimana?" tanya Adel yang melihat Chester beberapa kali meliriknya.
"Baik." Jawab Chester sebelum tangannya berhenti mengetik dan dia langsung menoleh pada Adel dengan kening berkerut.
"Lo kenal sama bibi gue?" Tanya Chester yang kebingungan, karena yang mengenalnya hanya Misya.
Adel tersenyum kemudian mengambil segelas jus yang ia pesan. Jadi gadis itu melakukan sihir tipu daya dan mengubah sedikit ingatan Chester ya. Adel memakan macaron yang tersaji sebelum menjawab ucapan Chester.
"Gue denger dari temen sekelas lo sekarang tinggal berdua sama bibi lo," Jawab Adel sembari mengunyah macaronnya.
"Jadi gue nanya kabar dia, syukurlah kalo dia baik. Gue duluan ya, gue udah di jemput soalnya. Kalo lo butuh bantuan chat gue aja, gue udah masuk grup kelas kok." Lanjut Adel, Adel segera berdiri dan pergi dari cafe meninggalkan Chester yang termenung melihat kepergian Adel.
Chester perlahan mengangkat tangannya dan mengusap dadanya sendiri, Chester selalu merasakan aneh dengan dirinya ketika berhadapan dengan Adel. Bahkan saat di kantin dia membentak Adel tubuhnya bereaksi dengan aneh.
"Gue sebenernya kenapa." Gumam Chester.
.....
Adel menatap ke luar balkon kamar Ray yang terbuka, Adel sedang melihat hujan yang turun setelah ia sampai dirumah. Adel tengah memikirkan sesuatu, setelah dia bertanya pada Yin apakah dia bisa menolong Chester dan Erick dari sihir yang digunakan Misya peri kecil itu diam untuk beberapa saat. Namun, Yin segera mengangguk dan mengatakan bahwa salah satu hadiah yang Adel terima mungkin bisa membantu.
Dan Adel memiliki 2 ramuan yang bisa mengembalikkan ingatan seseorang, Adel menatap gemerlapnya kota di malam hari. Sebenarnya Adel menginginkan 3 ramuan, tetapi dia hanya memiliki dua ramuan saja dan dia sudah mengambil kedua ramuan tersebut.
"Jangan duduk disitu, dingin." Suara Ray terdengar.
Ray yang terlihat baru saja selesai mandi mendekat pada Adel dan mengambil selimut lalu menyelimuti pundak Adel. Ray berjalan menuju balkon dan menutup pintu balkon kamarnya. Sejak pulang Adel lebih banyak diam, seperti gadis ini tengah memikirkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN OF TRANSMIGRATIONS
FantasiaUPDATE SETIAP HARI RABU & SABTU PUKUL 18.30 WIB Kisah menyegarkan seorang gadis cantik, pemberani dan pintar bersama peri yang akan memandunya di setiap cerita. Mereka berdua akan bersama-sama menyelesaikan setiap misi di novel yang mereka masuki. ...