BAGIAN 11. 🎉KEJUTAN YANG GAGAL👹

3.7K 337 6
                                    

Selamat membaca ^^
Jangan lupa tandain typo, tsym❤️🫰🏻







.

Adel menatap pintu kamar Cedric, dia terlihat memakai celemek dan bersiap untuk mengetuk pintu kamar Cedric sebelum pintu itu berdecit dan muncul Cedric. Sepertinya pria itu baru saja selesai mandi, rambutnya masih basah dan dia masih memegang handuk di tangan kanannya.

"Temenin Adel beli bahan kue yuk, tadi Adel lagi bikin kue tapi bahannya malah habis" ucap Adel.

Cedric menatap Adel agak lama sebelum dia mengangguk dan kembali masuk untuk bersiap. Adel tersenyum senang, dia sangat sibuk berurusan dengan keluarga ini sampai dia lupa harus mendekati Cedric. Maka ini adalah moment yang pas untuk membuat dirinya dan Cedric semakin dekat.

Adel melihat ada dua misi yang tiba-tiba muncul pagi tadi. Salah satunya adalah dia harus mendapatkan ciuman dari Cedric. Tapi bagaimana caranya? Dia sudah berfikir ribuan kali untuk mencari moment yang pas agar dia berhasil mencium Cedric dengan alami tanpa sengaja. Karena jika dia tidak mencium Cedric dalam kurung waktu yang telah ditentukan maka, Adel bisa saja dalam masalah besar.

"Gimana caranya gue bisa dapetin ciuman dari itu orang" gumam Adel yang sedang menatap Cedric yang sedang mengamati beberapa kue di depan.

Cedric berbalik lalu dia menatap Adel dengan sebelah alis terangkat karena terlihat gadis itu tengah memikirkan sesuatu sampai Adel tidak sadar mengigit kuku jarinya sendiri. Cedric mendekat, dia kemudian bediri di depan Adel dan menarik pelan tangan Adel.

"Eh... k-kamu udah pilih yang mana kira-kira cocok buat bang Edward?" tanya Adel yang terkejut melihat Cedric sudah berada di hadapannya.

Cedric mengangguk menjawab pertanyaan Adel barusan, dia lalu menarik Adel ke salah satu kue yang dipajang disana. Adel menatap kue tersebut, dia jadi teringat dengan salah satu kue yang ada di internet. Melihat ada pisau disebelahnya yang sudah disiapkan, Adel tersenyum.

"Kak mau beli yang ini" ucap Adel, dan salah satu pelayan toko segera mendekat dan mulai membungkus pesanan Adel.

"Adel yakin, abang Edward pasti suka kan sama kuenya, kue ini lagi tren dan kebetulan banget belum habis. Dia pasti bahagia, iya kan Cedric?" tanya Adel yang berjalan menuju mobil bersama Cedric di sebelahnya.

Cedric mengangguk, dia menatap Adel yang masuk kedalam mobil. Lihatlah wajah bahagia gadis itu, padahal sudah pasti Edward akan membuang kuenya, setiap tahun juga seperti itu. Dan Cedric benar-benar menahan amarahnya ketika hari ulang tahun Edward ataupun Evan. Apalagi hari ulang tahun sang ayah, senyuman manis Adel akan berubah menjadi tangisan, bahkan disertai dengan bercak merah di pipinya. Cedric sebenarnya ingin menghentikan Adel melakukan kegiatan yang tidak berguna seperti ini, namun dia tidak tega melihat ekspresi kecewa yang nanti akan Adel keluarkan karena dia menolak permintaan gadis itu.

Setelah pulang, Cedric kini terlihat sedang memompa balon-balon kecil untuk hiasan di kamar Edward setelah mereka membeli banyak perlengkapan untuk pesta kecil di kamar Edward. dia yang duduk diatas karpet menoleh melihat Adel yang beberapa kali terlihat sedang mencari sesuatu di atas meja ataupun dinding kamar Edward. Apa yang sedang gadis itu cari?

Adel menghela nafas setelah mengangkat satu figura berisi foto keluarga mereka saat Adel belum lahir. Adel kembali meletakkannya diatas meja dan beralih duduk diatas karpet dan kembali memompa balon.

"Jahat banget dia bahkan gak nyimpen satupun foto Kevin atau Lydia. padahal banyak banget foto mereka bertiga yang dipajang di rumah Lydia" gumam Adel.

"Nona makan malamnya sudah siap. apa nona mau makan malam terlebih dulu?" tanya salah satu pelayan yang datang masuk ke kamar Edward.

QUEEN OF TRANSMIGRATIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang