Adel memangku seember popcorn yang dia beli beberapa saat yang lalu, di sebelahnya ada Cedric yang tengah membuka sebotol soda sebelum dia meletakkannya diatas meja yang penuh dengan camilan.
Keduanya tengah berada di kamar Adel dan sedang menonton film dewasa seperti yang di sarankan oleh Yin. Adel memakai piyama tidur yang normal-normal saja setelah dia berencana memakai lingerie namun Yin menghantam wajahnya dengan bantal lalu memusnahkan baju dinas haram itu sebelum dipakai oleh Adel.
Saat film tersebut menampilkan adegan ciuman singkat, Adel melirik Cedric yang tengah menatap datar kearah televisi. Sebenarnya saat dia tengah menguapkan camilan di dapur dan salah satu pelayan bertanya apa yang akan dia lakukan dengan camilan sebanyak itu, Adel menjawab akan menonton film bersama Cedric. Lalu mereka terkekeh dan mengatakan bahwa mungkin hanya Adel saja yang akan menikmatinya karena Cedric bisu.
Adel sempat kesal, padahal Cedric hanya berpura-pura bisu saja. Dia bisa berbicara namun sampai sekarang pria ini masih menutup mulutnya rapat-rapat. Mungkin dia akan membuka mulutnya saat Adel bergoyang diatasnya?
Adel kembali menatap layar televisi dan tersenyum tipis, dia harus bersabar. Dia kembali menikmati film tersebut sampai pada adegan yang dia tunggu-tunggu.
"Ahhh shhhh ah"
"Engghh"
"F-faster babe..."
Yin menutupi kedua telinganya sembari berjongkok memunggungi televisi di belakang Adel. Sungguh, dia peri yang masih suci kawan...
Sedangkan Adel terlihat menelan ludahnya sendiri, dia tidak mengira akan se panas ini adegan berlabel 21+nya.... Adel lalu melirik Cedric dan langsung mengalihkan tatapannya kearah lain saat ternyata Cedric tengah menatapnya juga.
Deg
Deg
Deg
Deg
Deg
Adel memejamkan kedua matanya, dia yang ingin menggoda pria itu tapi kenapa jantungnya malah berdetak sangat cepat? ada apa dengan dirinya ini, apa karena visual Cedric yang sangat menawan dan sangat mustahil ini? adel menarik nafasnya dalam-dalam. Dia harus berhasil kali ini.
Adel kembali menatap ke televisi, dia mencoba setenang mungkin walau di dalam hatinya dia sudah tantrum tak karuan. Filmnya terus berjalan, Adel menghabiskan banyak popcorn dan camilan yang dia sediakan. Dan ketika mereka berada di penghujung film, Adel kembali menatap Cedric.
"Menurut kamu gimana tadi filmnya?" tanya Adel, dia dengan sabar menunggu jawban dari Cedric yang terdiam agak lama smebari menatap Adel.
Namun bukannya menjawab, Cedric malah mendekat pada Adel, Adel menelan ludahnya sendiri. Apa ini saatnya? dia memejamkan matanya dan ketika hembusan nafas Cedric mulai menyapu wajahnya Adel memajukkan bibirnya.
Cedric menaikkan sebelah alisnya, dia tersenyum tipis sebelum mengambil popcorn yang menyangkut di rambut Adel, dia lalu mundur kebelakang dan menatap Adel yang masih memajukan bibirnya.
"Nona, noa cepat buka matamu, Cedric tidak berniat mencium nona. Dia hanya mengambil popcorn yang menyangkut di rambut nona" kata Yin.
Adel langsung kembali membuka kedua matanya, dia langsung menarik kembali bibirnya ketika tatapannya bertemu dengan Cedric. Adel langsung berdiri lalumenarik Cedric dan mendorongnya keluar dari kamarnya.
BRAKKKK
"Gila, bisa-bisanya dia pura-pura polos begitu" gumam Adel.
Adel berjalan menuju tempat tidur lalu membaringkan tubuhnya disna. Adel menutupi wajahnya dengan bantal sebelum dia berteriak dalam diam. Sial,, sial sekali, semua usahanya gagal begitu saja, bagaimana ini?
"Sial" desis Adel.
"Nona tenangkan diri anda" katta Yin sembari mengangkat sebotol minumal dan terbang menghampiri Adel.
"Gimana gue bisa tenang coba, lo ga liat tadi gimana ekpresi Cedric yang seolah-olah lagi ngeledek gue? gue udah kasih kode-kode nuklir buat dia. Kenapa dia gak peka si, ck, bikin gue jadi malu aja" Jawab Adel.
Adel lalu menerima botol minum yang diberikan oleh Yin, dia membukanya dan meminumnya sampai habis. Dia harus kembali memikirkan bagaimana caranya agar Cedric bisa jatuh kedalam pelukannya. Memang sangat dibutuhkan adegan dewasa kali ini, mengingat betapa mengerikannya Cedric yang merupakan seorang psikopat. Tentu pria itu tidak akan tunduk hanya dengan kata-kata saja kan?
"Gue pelet aja kali ya" gumam Adel.
"Nona mana ada dukun di dunia fiksi seperti ini" kata Yin.
"Lo lupa gue itu multitalent?" tanya Adel membuat Yin langsung diam dan menatap Adel dengan wajah serius.
"Nona serius ingin menggunakan pelet pada Cedric?' Tanya Yin dengan wjaah tak percaya ketika Adel langsung mengangguk.
"Nona, Cedric sudah menyukai nona dan sudah terobsesi dengan nona walaupun tidak 100 persen. Menurut saya nona, dia hanya sedang mengulur waktu saja" kata Yin pada Adel.
"Mengulur waktu?" tanya Adel dan Yin mengangguk.
"Jika cara nona yang bar-bar secara halus tidak berhasil mungkin nona harus menggunakan cara lain yang lebih simpel dan ampuh membuat Cedric ketar-ketir nona" Bisik Yin. Dia sudah banyak membaca buku bahasa gaul dan dia mengetahui kata itu akhir-akhir in sedang ramai digunakan.
Adel mengusap wajanhnya, dia gagal menggunakan tak tik basi seperti ini, maka dia hrus mengubah taktiknya. Tapi bahagaimana? Apa hal yang mampu membuat Cedric ketar-ketir seperti yang Yin katakan?
Cedric menyukai Adel, itu adalah kenyataannya. Pria itu terobsesi dengan Adel, sudah pasti karena di dalam ceritanya sendiri tertulis begitu. Adel memejamkan matnya sejenak, dalam novel aslinya dia sangat protektif pada Lia dan tidak membiarkannya dekat dengan pria manapun.
Adel kembali membuka matanya, itu dia! Adel lalu menatap Yin yang terkejut dengan aksinya,
"Gue rasa gue tau ahrus gimana sekarang, dan gue butuh bantuan lo" kata Adel pada Yin.
Yin mengerjapkan kedua matanya, apa rencana baru nonanya ini? semoga tidak lebih menggelikkan dibanding rencana sebelumnya.
Adel berjalan keluar dari kamar, dia ingin pergi ke dapur dan malah melihat ada Antonio serta Edward yang masuk kedalam rumah.
"Ah jadi dia udah sembuh dan boleh pulang" gumam Adel, Adel langsung merubah raut wajahnya dan berlari menghampiri keduanya.
"Ayah, ayah udah boleh pulang? Wahh Adel seneng banget akhirnya ayah pulang kerumah" ucap Adel dengan wajah berbinar menatap Antonio. Padahal di dalam hatinya dia ingin mengutuk pria ini agar mendekam selamanya di rumah sakit.
"Adel ayah mau bicara sama kamu, ayo ikut ke ruangan ayah" kata Antonio membuat Adel mengangguk dan mengikuti Antonio serta Edward dengan wajah penasaran. Apa yang ingin dibicarakan oleh mereka berdua padanya?
Adel masuk ke ruang kerja Antonio, dia menatap sekitar ada banyak sekali foto-foto keluarga ini namun dia tidak melihat ada fotonya terpajang disini. Sangat miris, Adel lalu duduk di sofa mengikuti Edward yang terlebih dulu duduk disana.
"Kondisi Evan memburuk, salah satu organnya tidak berfungsi" ucap Antonio.
"Maksud ayah?" Tanya Nancy dengan wajah polos dan kebingungan.
"Evan mengalami gagal ginjal kronis, satu ginjalnya harus diangkat dan dia harus menjalani operasi transplantasi ginjal" jelas Edward membuat Adel menutup rapat mulutnya.
"Dan sampai sekarang tidak ada pendonor yang cocok" lanjut Antonio.
Adel menatap keduanya secara bergantian, entah kenapa dia memiliki firasat aneh mengenai ucapan Antonio selanjutnya...
"Ayah mau minta tolong sama kamu buat donorin satu ginjal yang kamu miliki untuk Evan karena kebetulan golongan darah kalian sama" kata Antonio sembari menatap Adel.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN OF TRANSMIGRATIONS
FantasíaUPDATE SETIAP HARI RABU & SABTU PUKUL 18.30 WIB Kisah menyegarkan seorang gadis cantik, pemberani dan pintar bersama peri yang akan memandunya di setiap cerita. Mereka berdua akan bersama-sama menyelesaikan setiap misi di novel yang mereka masuki. ...