Selamat membaca:)
PART 8 - PLS
Suasana hati Winter tidak secerah cuaca di senin pagi ini. Matanya masih tetap menatap kambing (kakak pembimbing) OSIS yang menjelaskan hal-hal yang harus mereka persiapkan untuk satu minggu kedepan.
"Jadi dek, hari jumat nanti adalah hari terakhir MPLS. Nanti nggak akan ada materi di hari itu, tapi kalian harus mempersiapkan sebuah penampilan mewakili kelas kalian. Temanya bebas yang penting tidak mengandung SARA. Boleh nyanyi, dance, baca puisi, atau apapun. Bebas. Nanti kalian bisa rundingan sendiri ya."
Kakak OSIS yang sedang menjelaskan kemudian melihat jam di pergelangan tangannya.
"Masih ada 20 menit lagi untuk istirahat. Kalian bisa pakai untuk diskusi. Jangan keluar kelas sebelum jam istirahat yaa. Kakak keluar dulu. Kalau ada yang masih bingung boleh tanya. Kakak permisi."
Kakak OSIS tersebut sudah selesai menjelaskan dan memilih keluar kelas. Dan saat itulah suasana kelas mulai gaduh. Bingung akan menampilkan apa.
"Stop!!"
Suasana kelas menjadi hening setelah ketua kelas berteriak.
"Dikelas ini ada yang bisa nyanyi, atau dance, atau akting mungkin? Nanti kita nampilin apa yang kelas kita bisa aja dah. Biar ga ribet." usul ketua kelas, Mashiho.
"Gue bisa nyanyi. Tapi gue gamau tampil sendirian." ucap Ayen.
"Gue mau aja tampil. Tapi gue bisanya dance. Gamau nyanyi gue." ucap Somi.
"Yaudah sama Chaeryeong aja. Dia jago dance kok." tunjuk Nako.
"Loh kok gue?" Chaeryeong yang merasa ditunjuk pun merasa kaget.
"Chaeryeong gimana? Bisa nggak?" Tanya Mashiho.
Chaeryeong berpikir sebentar. Menimang-nimang apakah sanggup atau tidak menghafal dance dalam waktu 4 hari.
"Yaudah oke." putusnya.
"Oke fiks yaa berarti nanti yang tampil Somi sama Chaeryeong." ucap Mashiho.
Keputusan final sudah diambil. Semua penghuni kelas menghela napas lega. Masih ada sedikit waktu sebelum bel istirahat.
Winter, yang duduk di sebelah Ryujin menoleh kearah belakang dimana Minju berada.
"Ju, nanti pulangnya lu dijemput om Sehun nggak?"
Pertanyaan Winter langsung dibalas geplakan di kepalanya. Tentu saja Ryujin pelakunya.
"Gausa gatel lo sama calon suami gue."
"Mulut lo serampangan ya Ryu. Mana ada om Sehun calon suami elo. Yang ada gue tuh calon maknya Minju. Iya kan Ju?"
"Nanti dijemput supir kok. Soalnya papa repot banget." jawab Minju halus.
"MasyaAllah Minju suara lo alus bener. Gimana ceritanya lo bisa temenan sama dua orang kaya mereka?" Ucap Somi sambil menunjuk Ryujin dan Winter.
"Ya soalnya gue cangtip membahana cucok meong. Ya kan Ju?"
"Iyaa. Winter emang cantik kok." Jawab Minju sambil tersenyum.
"Minjuuuu Minju. bisa bisanya lu dibutain ama Winter." julid Somi.
Mulut Winter yang hendak menyahuti Somi segera saja dibungkam oleh tangan Ryujin.
"Udah gausa bacoottt. Buruan yok ke kantin. Laper banget gue."
Tanpa banyak kata lagi, keempatnya segera berjalan melewati koridor menuju kantin. Begitu sampai di kantin, mata mereka semua memindai setiap meja yang ada disana berniat mencari kursi kosong. Namun hampir semuanya penuh dan diisi oleh kakak kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
WE ARE FAMILY!! [END]
Random[END] "KAMU LAMA-LAMA PAPA BALIKIN KE RAHIM MAMA YA!! " "ABANG ITU ADEKNYA KAMU APAIN KOK NANGIS??!!" "MAS SUDAH BERUSAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN." "ABANG TEROOOOSSSSS!!" "GAUSAH BERLEBIHAN DEEEHHHH." Cerita ini murni ide aku. Kalau ada kesamaan kejadian...