Part 36 - Obrolan

503 59 1
                                    

Selamat membaca:)

PART 36 - OBROLAN

Setelah Haechan dinyatakan sembuh dan diperbolehkan untuk pulang, Haechan tidak diperbolehkan untuk masuk sekolah karena ia masih agak sulit untuk bergerak dan pasti bagian dadanya sakit jika ia terlalu banyak bergerak. Dan Winter tidak pernah melepaskan diri dari sang kakak. Inginnya hanya menempel dan terus berdekatan dengan Haechan. Sedangkan sang kakak hanya mengikuti apapun mau dari sang adik, kapan lagi Winter beralih menjadi gadis manis seperti ini?

Winter memilih untuk pergi ke kamarnya dan mengambil selimut kesayangannya untuk ia gunakan di kamar sang kakak. Sedangkan Haechan hanya terdiam melihat Winter yang menyamankan diri di sampingnya.

"Ngapain kesini?"

"Kan adek mau tidur sama abang." jawab Winter sambil mengerjab polos.

"Ngapaiiiinnn??"

"Ya mau tidur sama abang."

"Kenapa mau tidur sama abang? Kemaren-kemaren kan udah." tanya Haechan sambil menolehkan kepalanya masih dengan posisi telentang. Ia masih belum bisa tidur dengan posisi miring.

"Nggak mau jauh-jauh." cicit Winter.

"Tapi abang nggak kemana-mana dek."

"Abang masih marah ya sama adek? Kok kayaknya abang nggak mau tidur sama adek?" tanya Winter dengan mata berkaca-kaca.

"Loh enggak!! Abang udah nggak marah." panik Haechan.

"Tuhkan abang bentak adek. Abang masih marah kan sama adek?"air mata gadis itu menetes.

"Ya Allaaahh, enggak dek. Abang minta maaf yaa, abang nggak maksud buat bentak adek."

"Terus kalau udah nggak marah kenapa nggak mau tidur sama adek lagi?"

"Bukan nggak mauuu, abang tuh cuma tanya. Nggak ada maksud apa-apa. Kepala adek tuh jangan isinya suudzon terus. Udah jangan nangis."

"Huhuuuu adek tuh sayang banget sama abang."

"Udah tau."

Perkataan Haechan menjadi penutup percakapan keduanya. Winter hanya diam sambil menatap langit-langit kamar. Sedangkan Haechan sudah memejamkan matanya hendak tertidur.

"Abang..." panggil Winter pelan.

"Hmmm"

"Abang masih cinta sama kak Heejin?" tanya Winter pelan.

Haechan seketika membuka matanya, ia menoleh menatap Winter yang masih menatap langit-langit kamar. Ternyata Winter sudah tau.

"Nggak tau."

"Kok nggak tau?"

"Yaa nggak tau."

"Abang tuh gimana sih?!" sungut Winter kesal.

"Ya emang gue harus gimana anjir?! Jangan bikin gue emosi lo!!" Haechan yang sudah menjawab sejujur-jujurnya menjadi emosi.

"Masa sama perasaan sendiri nggak tau. Emang lo nggak punya perasaan?" dongkol Winter.

"Enak aja kalau ngomong!!"

"Ya terus?!"

"Apanya yang terus?!"

"Jawabannya apa baaannnggg?!"

"Itu tadi udah gue jawab kan."

"Tapi itu bukan jawaban."

"Itu udah gue jawab Winnnn!!"

"Kasih jawaban yang pasti dong bang."

"Ya gue nggak tau."

WE ARE FAMILY!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang