Selamat membaca:)
PART 39 - NGALEM
Hari minggu yang cerah sebagai awalan dari liburan panjang akhirnya dapat dilalui dengan tenang. Winter yang biasanya menempel dan mengikuti kemanapun Haechan pergi hanya rebahan dari pagi. Karena ia sedang menstruasi, Winter sengaja bangun siang hari ini. Ia bangun pukul delapan pagi dan setelah bebersih sebentar di kamar mandi, ia kembali merebahkan tubuh di kasur empuk kesayangannya.
Sungguh hari ini ia dilanda kemageran yang sangat luar biasa. Rasanya tidak ingin beranjak kemanapun. Dari pagi ia hanya bergelung dengan selimut, drakor di laptop, serta handphone di tangannya.
Kemagerannya ini tentu saja dikarenakan tubuhnya yang terasa tidak nyaman. Perempuan yang sedang menstruasi memang akan mengalami perubahan hormon dalam tubuh. Menyebabkan perubahan mood yang ekstrem. Bahkan terkadang nyeri perut juga tidak terlewatkan.
Maka dari itu seisi rumah sangat tau jika si bungsu sedang dalam mode mager atau TIDAK DAPAT DIGANGGU GUGAT, NO SENGGOL, NO SENTIL. Tidak ada yang berani mengganggu, mungkin Haechan yang akan mengusili sang adik jika sedang dalam mode gemas ingin melihat Winter mencak-mencak. Itupun jarang terjadi, karena tentu saja mengganggu si bungsu sama dengan siap dimusuhi satu rumah. Biasalah, tahta tertinggi di rumah memang diduduki oleh si bungsu.
Winter menggeliat begitu merasa lapar, jam sudah menunjukkan pukul satu siang dan ia hanya meminum susu yang dibuatkan Doyoung tadi pagi. Mau tidak mau ia harus beranjak dari kasur dan menuju dapur untuk mengisi perut.
Kakinya melangkah perlahan dan ia hanya sekilas melihat kedua orang tuanya sedang membahas sesuatu di depan laptop di ruang tengah. Winter melanjutkan langkah menuju dapur dan langsung mendudukkan diri di meja makan dan mengisi perut.
Di tengah kegiatan makannya, Winter mendengar seruan salam dari ruang tamu. Doyoung baru saja pulang dari kampus dan segera menyalimi kedua orang tuanya. Setelahnya, Doyoung menuju dapur menghampiri Winter yang sedang menikmati makanannya.
"Lah? Tumben nggak nempelin abangmu?" sindir Doyoung.
"Abang keluar."
"Nggak main sama Ryujin?" tanya Doyoung.
"Enggak mas, uda deh jangan tanya-tanya adek mau makan!!"
Doyoung hanya terdiam menatap Winter yang tengah menikmati makan siangnya. Ia gemas melihat rambut sang adik yang bergoyang kesana kemari karena Winter menggoyangkan kepala menikmati makan siangnya. Tangannya terangkat dan menjambak rambut Winter kemudian berlari sekuar tenaga menuju kamar.
"MASSS!!!"
"Astaghfirullahalazim, apasih dekk." tegur Baekhyun sambil masuk ke area dapur.
Baekhyun meraih gelas dan mengisinya dengan air putih, tangannya terangkat hendak mengambil strawberry di kulkas sebagai camilan. Matanya melirik sang anak yang makan dengan brutal penuh emosi.
"Pelan-pelan makannya, nggak ada yang minta." tegur Baekhyun.
"Apasih papa jangan ngajak ngomong adek!!"
Baekhyun hanya meringis pelan sebelum beranjak menuju ruang tengah. Matanya menatap Taeyeon yang memasang ekspresi bingung.
"Anakmu loh Yang, galak banget."
"Lah? Baru tau kamu?"
"Galak banget mana tukang rebahan, kalau nggak gitu ya bikin ulah. Kemaren aku abis beli bunga buat gantiin bunga Bu Vera yang dibabat Winter." adu Baekhyun sambil meraih satu buah strawberry untuk dimakan.
"Loh? Adek ngapain babat bunga punya orang?" tanya Taeyeon bingung.
"Katanya mau buat makan Zero."
"Ya Allah, kucing mana doyan bunga sih. Itu anak bungsu kamu lama-lama aku sumbangin ke kaum yang membutuhkan." greget Taeyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE ARE FAMILY!! [END]
Diversos[END] "KAMU LAMA-LAMA PAPA BALIKIN KE RAHIM MAMA YA!! " "ABANG ITU ADEKNYA KAMU APAIN KOK NANGIS??!!" "MAS SUDAH BERUSAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN." "ABANG TEROOOOSSSSS!!" "GAUSAH BERLEBIHAN DEEEHHHH." Cerita ini murni ide aku. Kalau ada kesamaan kejadian...