Part 25 - Perkara Abang

465 45 2
                                    

Selamat membaca:)

PART 25 - PERKARA ABANG

Dulu, Taeyeon baru menyadari bahwa ia sedang mengandung Winter ketia usia Haechan belum menginjak empat bulan. Bahkan Haechan baru saja bisa tengkurap pada waktu itu.

Taeyeon menangis begitu tahu bahwa ia hamil lagi, ia menyalahkan dirinya sendiri pada waktu itu. Ia takut tidak bisa membagi waktu antara Doyoung, Haechan, dan dengan kehamilannya yang terakhir. Namun lagi-lagi Baekhyun menguatkannya dan mengatakan bahwa kehadiran anak itu adalah sebuah anugrah dari Tuhan yang harus mereka jaga. Tidak seharusnya ada penyesalan ketika mereka diberikan titipan yang begitu luar biasa.

Ketika Winter lahir, tidak ada yang bisa mengalahkan kebahagiaan Taeyeon dan Baekhyun. Dunia mereka terasa lengkap dengan kehadiran seorang anak perempuan di tengah keluarga mereka. Doyoung yang memang menantikan kehadiran adik perempuan merasa sangat senang. Setiap pulang sekolah, Doyoung akan mendekat ke arah Winter yang sedang tidur siang dan menceritakan semua kegiatannya di taman kanak-kanak meskipun tidak direspon apapun oleh sang adik. Dan hal ini berlanjut hingga Winter berumur hampir empat tahun.

Kegiatan membacakan cerita ala Doyoung harus terhenti ketika Winter berumur empat tahun. Hal ini dikarenakan Winter yang mulai memasuki taman kanak-kanak. Taeyeon dan Baekhyun memutuskan untuk menyekolahkan Haechan dan Winter secara bersamaan. Lagipula jarak keduanya tidak begitu jauh, biar sekalian kalau kata Baekhyun.

Ketika bulan pertama keduanya memasuki taman kanak-kanak, tidak ada hal yang mencurigakan. Semua berjalan sesuai dengan semestinya. Taeyeon akan mengantar keduanya sampai gerbang dan biasanya mereka akan pulang menggunakan bus milik sekolah. Sepulang sekolah keduanya dititipkan di rumah Jaebum dan Seulgi, bermain bersama Ryujin tentunya. Setelah Taeyeon pulang mengajar sekitar jam duabelas, baru kedua anak tersebut pulang kerumah keluarga Alfariz.

Namun menginjak bulan kedua, Haechan lebih sering mengurung diri di kamarnya. Padahal biasanya ia selalu merusuhi sang kakak yang sedang mengerjakan tugas, atau sekedar menepuk-nepuk bokong Doyoung ketika Doyoung sedang tertidur, atau terkadang juga bermain diluar bersama Jaemin atau Ryujin.

Taeyeon yang menyadari hal ini seringkali menanyakan kepada Haechan apa yang membuat anaknya tersebut sering di kamar daripada bermain bersama saudaranya yang lain, namun Haechan memilih diam dan berkata tidak ada apa-apa.

Hingga pada suatu ketika, di hari Jum'at yang terik, Taeyeon tidak memiliki jadwal mengajar sama sekali. Ia menunggu Winter dan Haechan pulang sekolah sambil membuat kue coklat kesukaan anak-anaknya. Di tengah kegiatannya menghias kue coklat, Taeyeon dikejutkan dengan suara tangisan kencang dari Haechan. Taeyeon segera melepas apron dan berjalan cepat ke arah teras. Matanya menemukan Haechan yang berlari sambil menangis. Sedangkan Winter hanya berjalan santai di belakangnya sambil menyeka keringatnya sendiri.

"HUWAAAAA MAMAAAAAA HIKS HIKS..."

"Apaaa? Kenapa abaaanngg?"

Haechan langsung saja ngeleseh di tanah sambil menangis. Padahal Taeyeon sudah merentangkan tangan bersiap hendak memeluknya. Yasudah terserah Haechan saja.

"Abang hiks nggak mauuuuu sekolaaaahhhh huwaaaaaaa..." Teriak Haechan.

"Loh? Kenapa nggak mau sekolah?" tanya Taeyeon sambil menarik tangan Haechan agar berdiri. Namun si anak malah menghempaskan tangan sang ibu.

"Abang hiks udah nggak mau lagi sekolah bareng adek huhuuuuuuu." tangis Haechan semakin keras.

Winter yang berdiri di samping sang kakak hanya menyipitkan matanya, ada apa dengannya sampai ia dibawa-bawa dalam pembicaraan tidak masuk akal ini.

WE ARE FAMILY!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang