BONUS PART 2

377 37 1
                                    

Selamat membaca:)

BONUS PART 2

Haechan keluar dari ruangan pak Prakoso dengan perasaan senang. Skripsinya tinggal revisi sedikit lagi, ia masih harus menyelesaikan beberapa paragraf lagi dan kemungkinan setelah ini ia hanya perlu melakukan satu kali bimbingan terakhir. Haechan berjalan menuju kantin dengan mood yang baik. Ia mendudukkan diri di salah satu kursi setelah memesan satu porsi minuman favoritnya.

Haechan membuka ponsel dan melihat jadwal, ia ada jadwal dengan band-nya untuk tampil besok malam di kota sebelah. Ia juga membuka grup yang berisi teman-temannya.

Di tengah kegiatannya, Haechan dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang duduk di hadapannya. Haechan kemudian mengernyitkan kening.

"Hehe, halo bang." sapa orang tersebut.

"Siapa lu?" tanya Haechan.

"Sungchan baangg, adeknya bang Jihoon."

Haechan kemudian memasang senyum. Ternyata adiknya Jihoon, teman satu fakultasnya.

"Owalaaahh adeknya Paji. Nyari Paji ya?"

"Enggak, emang mau nyari bang Haechan aja."

Kening Haechan berkerut bingung. Mengapa orang ini mencarinya.

"Ada perlu apa Chan?" tanya Haechan santai.

"Mau minta nomor hapenya Winter bang."

Wajah ramah Haechan seketika berubah ketus dan datar. Ternyata adik temannya ini ingin modus ke adiknya.

"Buat apa?" tanya Haechan datar.

Sungchan yang mendengar nada suara Haechan berubah seketika menelan ludah. Image Haechan yang terkenal ramah seketika berubah hanya dalam hitungan detik. Namun Sungchan sudah memperkirakan hal ini, Haechan pasti tau niatnya yang ingin mendekati Winter. Sungchan juga seorang kakak yang memiliki adik perempuan, ia juga akan bereaksi sama seperti Haechan jika ada yang ingin mendekati adiknya, Yujin.

"Mau kenalan aja bang." ujar Sungchan dengan senyum.

"Nggak usah, adek gue udah punya temen." tolak Haechan.

"Tapi gue nggak mau kalau cuma jadi temennya bang." ujar Sungchan berani.

"Terus?"

"Gue suka sama adek lo."

"Tapi adek gue nggak suka sama lo."

Ucapan Haechan sukses menohok Sungchan. Tenggorokannya mengering dan ia tercekat. Sungchan tidak mengira reaksi Haechan akan se ekstrem ini. Sedangkan Haechan yang menyadari ucapannya membuat Sungchan kaget hanya mengalihkan pandangan.

"Kenal Winter darimana?" ujar Haechan mengalihkan topik.

"Ketemu pas nikahannya mas Doyoung bang." ujar Sungchan dengan wajah berbinar.

"Lo diundang juga?"

"Sekeluarga gue diundang bang, kan orang tua gue temennya om Baekhyun sama miss Taeyeon." jelas Sungchan.

"Miss Taeyeon? Lo muridnya nyokap gue?"

"Iya bang, dulu pas SMP sampe SMA les vokal di miss Taeyeon."

Haechan hanya menganggukkan kepala. Ia baru tau jika adiknya Jihoon adalah salah satu murid ibunya juga. Ia kemudian menatap Sungchan dan bertanya kembali.

"Kenapa lu suka sama adek gue?"

"Gue udah suka pas pertama kali liat dia bang."

"Udah nyoba deketin adek gue?"

"Masih mau minta nomor hapenya dulu bang. Ini sekalian minta ijin sama bang Haechan." Jelas Sungchan mantap.

"Kenapa ga minta sama anaknya langsung?" ujar Haechan bingung.

"Anaknya susah buat dimintain. Nolak terus."

"Terus kenapa lo minta ke gue? Adek gue kan udah bilang dia nggak mau ngasih nomernya buat lo."

"Gue gamau nyerah gitu aja bang."

Haechan hanya menatap Sungchan dengan pandangan menilai. Sungchan terlihat seperti laki-laki yang bertanggungjawab, ia meminta ijin terlebih dahulu padanya sebelum mendekati adiknya. Ia akui Sungchan cukup gentle dengan menemuinya seperti sekarang.

Tapi yang jadi masalah adalah, Haechan tidak akan pernah membiarkan siapapun mendekati adiknya. Mau laki-laki itu baik, kaya raya, punya tanah yang banyak, tampan, CEO, penyanyi, atau anak presiden sekalipun, Haechan tidak akan pernah rela Winter memiliki kekasih. Menurutnya Winter masih terlalu kecil. Haechan juga yakin bahwa kakak dan ayahnya memiliki pemikiran yang sama dengannya.

"Lo boleh deketin Winter, tapi buat jadi temennya aja. Untuk sekarang, nggak akan gue ijinin buat lebih dari temen."

Setelahnya Haechan beranjak dan memilih untuk pulang ke rumah. Meninggalkan Sungchan yang menatap kepergian Haechan dalam diam.

0_0

Haechan masuk ke dalam rumah dengan terburu-buru. Ia berjalan tergesa melewati orang tuanya yang sedang menonton TV di ruang tengah. Ia segera menuju ke kamar sang adik dan begitu membuka pintu kamar Winter, Haechan menemukan Winter sedang duduk di ranjang sambil membuka laptop dan menonton Drakor.

Haechan berjalan mendekat, sementara Winter mengabaikan kedatangan sang kakak dan tetap fokus dengan drama di hadapannya. Pesona Jang Uk sangat sulit untuk ia lewatkan begitu saja.

Haechan menghela napas lega. Ia menatap Winter dengan pandangan sendu. Sungguh, ia tidak akan pernah siap jika adiknya nanti dibawa pergi meninggalkan rumah oleh laki-laki lain. Tiba-tiba saja perasaannya menjadi sedih.

Haechan pun mendekati Winter dan memeluk Winter dari samping. Sedangkan yang dipeluk hanya diam dan tetap fokus dengan drama di laptopnya.

Haechan mendusel di lengan Winter dan menggoyangkan tubuh sang adik. Winter yang mulai merasa terganggu segera mempause drama di laptop dan menatap sang kakak dengan tatapan penuh permusuhan.

"Lepasin adek nggak?" ancam Winter.

"Nggak mauu~~~"

"Ngalem banget sih anjing, abang kenapa sih!! Lepasin!!"

"Nggak mauuuuuu~~~~"

"Najis banget gue dengernya!!"

Haechan yang mendengar umpatan Winter malah semakin menjadi-jadi. Ia malah beralih mencium pipi sang adik dan menekan pipi Winter yang satunya dengan keras.

"AAAAAAA LUEPLWASIIINNNNNNN"

"UMUMUUUUUUUU"

"ABAAAANNNGGG IHHHH NAJIIISSSS ANJING LU BAU BESI KARATAN!!!"

Haechan kemudian melepaskan ciumannya dan menggulingkan tubuh Winter untuk ia peluk seperti guling.

"ALLAHUAKBAAAAARRRR" teriak Winter.

"ABANG SAYANG ADEEEKKK."

"AAAAAAA LEPASIN ADEEEEKKKK!!!"

"NGGAK MAUUUUU!!!"

"BANGSATTT LEPASIN GUEEEEE!!"

"NGGAK!!"

"AAAAAAA TOLOOONNNGGGG"

______________

Haloooooo🥳🥳

Aku bawa part dua nih. Semoga suka yaaaa, buat part selanjutnya aku usahain up secepatnya. Semoga sukaaaaa✨🤍



Love,

Esteh
1 Februari 2023

WE ARE FAMILY!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang