Part 35 - Bicara

538 61 4
                                    

Selamat membaca:)

PART 35 - BICARA

Winter melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan sang kakak. Ia memilih berdiri di depan sang ayah yang sedang duduk di sofa. Matanya langsung ia alihkan ke arah lain ketika bertabrakan dengan netra sang kakak. Haechan mengerutkan alis bingung, namun ia memilih untuk diam. Seketika atmosfer di dalam ruang rawat tersebut terasa dingin.

"Kalila Winter?" suara tegas Baekhyun memecah keheningan.

"Iya pa."

"Ada yang mau kamu jelasin?"

Winter menghela napas pelan, mempersiapkan diri untuk menjelaskan semuanya kepada Baekhyun. Ia mengangkat kepalanya, menatap sang ayah dan mulai berbicara dengan lugas.

"Aku nggak deket sama kak Jackson pa. Memang aku duluan yang ngehubungin dia tapi itu cuma buat pinjam beberapa catatan dan laporan buat keperluan KIR. Dan setelahnya aku cuma tanya-tanya kalau ada yang aku nggak paham. Dia mulai sering ngechat dan telpon aku sejak dua minggu yang lalu. Itu juga aku respon seadanya aja. Aku biasa aja pa, aku nggak merasa ada yang spesial."

Baekhyun, Taeyeon, dan Haechan hanya diam dan menunggu kelanjutan cerita dari Winter. Haechan hanya menundukkan kepalanya.

"Abang marah pas tau kak Jackson telpon aku. Aku balik marah sama abang karena aku nggak merasa ada hubungan lebih sama kak Jackson, nggak ada apa-apa diantara kita jadi menurut aku abang terlalu berlebihan kalau harus marah sampai bentak-bentak aku. Karena marah aku jadi ngomong jelek ke abang dan bilang ke abang untuk nggak ikut campur. Tapi aku nyesel paa, dan aku merasa bersalah setelah ngomong gitu sama abang."

Winter menjeda perkataannya sebentar sebelum melanjutkan.

"Aku udah mau minta maaf sama abang pas subuh paaa, tapi hiks abang nggak mau salim sama akuuuuu hiks hiks."

Tangis Winter pecah begitu mengingat kembali bagaimana sikap dingin sang kakak ketika marah kepadanya. Haechan yang menolak untuk ia sentuh, menolak makanan buatannya, menolak untuk ia peluk, dan Haechan juga yang menolak untuk satu ruangan dengannya. Hatinya sakit, perasaan bersalah menyeruak dalam dadanya.

Haechan yang mendengar perkataan sang adik hanya diam dan menunduk. Tangannya mengepal begitu mengingat kembali perlakuan kasarnya. Perasaan bersalah karena menyakiti hati sang adik begitu besar di dalam dadanya.

"Abang hiks nggak mau maafin aku paaaaa. Aku mau balik marah nggak bisaaaaaa hiks. Abang hiks dipukulin gara-gara aku hiks. Abang sakit lagi gara-gara aku. Dari dulu abang sakit terus gara-gara akuuu hiks." Tangis Winter yang semakin lama semakin kencang.

Taeyeon yang tidak tega hendak meraih Winter namun dihentikan oleh Baekhyun. Baekhyun menatap Taeyeon tegas sambil menggelengkan kepalanya. Taeyeon yang paham memilih kembali duduk dan menatap Winter dalam diam.

"Papa udah dengar penjelasan dari kamu dan itu cukup buat papa. Kamu sadar udah ngomong hal yang nggak seharusnya ke abang dan kamu menyesal setelah bilang begitu. Dan itu poin pentingnya. Manusia yang baik itu yang belajar dari kesalahan. Tolong jangan ngomong begitu lagi sama abang ya dek. Abang itu sayang banget sama kamu, dia cuma mau kamu bahagia dan memastikan kamu ada di lingkungan yang baik dan berteman dengan orang-orang yang baik juga."

Baekhyun bangun dari duduknya dan memeluk Winter. Membiarkan Winter terisak di dadanya dan dibalas pelukan tak kalah erat dari sang anak.

"Sekarang minta maaf lagi sama abang. Mama sama papa keluar dulu." ujar Baekhyun lalu melepaskan pelukan keduanya. Matanya beralih menatap Taeyeon mengisyaratkan agar ikut bersamanya keluar ruangan.

Taeyeon mengikuti langkah Baekhyun keluar ruangan setelah mengelus rambut Winter sekilas. Sedangkan Winter hanya diam, menunggu kedua orang tuanya keluar ruangan. Setelah kedua orang tuanya keluar ruangan, mata Winter beralih menatap sang kakak yang sedang terduduk di brankar. Tanpa berucap apapun Winter langsung ngeleseh di lantai dan lanjut menangis.

Haechan yang melihat sang adik menangis meraung di lantai hanya terdiam sebelum berdehem singkat dan berusaha mengalihkan perhatian Winter.

"Siniiiii, ngapain nangis disana?" ujar Haechan sambil merentangkan kedua tangannya.

Winter segera bangun dan memeluk sang kakak dengan sangat erat. Tangisannya semakin keras dan cengkeramannya di punggung Haechan sukses membuat Haechan meringis.

"Abang tuh hiks jahat bangettt sama adekkk hiks. Marahnya lamaaaa huhuuuu."

"Iyaaa iya maaf abang marahnya lama. Ini udah nggak marah nih. Udahan dong nangisnya." ujar Haechan sambil berusaha melepas pelukan keduanya, namun Winter menolak.

"Abaannggg adek nyesel banget udah hiks ngomong gitu ke abang hiks. Maafin adek hiks. Maaf hiks."

"Iyaaa abang udah maafin adek kok. Berhenti dulu nangisnya dek." ujar Haechan lembut.

Pada akhirnya Winter mau melepaskan pelukan keduanya. Haechan yang melihat mata Winter yang sembab meringis pelan. Tangannya terangkat untuk membersihkan sisa air mata di pipi sang adik.

"Maafin abang juga yaa udah kasar sama adek. Abang udah kelewatan sama adek. Maaf yaa."

Winter menggeleng tegas sebelum menjawab ucapan sang kakak.

"Enggak, abang nggak salah. Jangan minta maaf sama adek, adek memang salah jadi anggep aja itu hukuman buat adek."

Haechan hanya mengangguk sambil mengusap air mata Winter dan mengelus mata Winter yang sembab dan bengkak.

"Oke, kita anggep masalah selesai. Udahan nangisnya, itu matanya udah kaya apaan tau tuh." gurau Haechan.

"Apasi jangan ngeledek bisa nggak?" sungut Winter.

"Hahahaha umbelmu meler kemana-mana Wiiinnn ya Allah, bersihin dulu sana."

"Nggak mau, sini cium dulu bang."

Bukannya membersihkan wajahnya, Winter malah semakin mendekatkan diri kepada Haechan. Membuat sang kakak seketika melotot dan panik.

"NGGAK MAU!!"

"UMUMUMUMUUUUU" Goda Winter sambil memonyongkan bibir dan mendekat ke arah sang kakak.

Sedangkan Haechan yang memang masih tidak bisa bergerak leluasa hanya memegang kening Winter agar tidak semakin mendekat. Demi Allah ia jijik dengan ingus sang adik yang memang masih menempel di lubang hidung.

"WINTER!! JANGAN ANEH-ANEH!!"

"ADEK MAU CIUM ABANG!!"

"APASIH, ENGGAK!!"

"SINI BANG!!"

"ENGGAK!! JAUH-JAUH LO DARI GUE!!"

"UMUMUMUUUU."

"ADEK!! YA ALLAH JAUHKAN HAMBA DARI SEGALA KELAKUAN WINTER YANG TERKUTUK DAN PENUH DOSA!!"

"SINI BANG!!"

"NGGAK MAU!!"

"SINI BANG UMUMUMUUU."

"UMBELMU LOH DEEEKKKK!!"

"UMUMUMUU!!

"ALLAHUAKBAAAARRRRR!!"






TBC






Haloooooo🥳🥳

Semoga suka dengan part dadakan ini yaaaa😭✋

Jangan lupa tinggalin jejak, makasih udah mampiiiirrrr✨✨





Love,

Esteh
12 Juli 2022


WE ARE FAMILY!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang