Selamat membaca:)
PART 13 - DRAMA
Haechan hanya berdiri sambil menghela napas lelah melihat drama dihadapannya. Ia tengah mengantar Winter ke rumah Ryujin, karena Winter berkata akan berangkat bersama Ryujin dengan menaiki motor. Namun begitu sampai di halaman rumah Ryujin, Haechan dan Winter dikejutkan oleh pertunjukan drama dari keluarga bapak Jaebum.
"AMPUNI HAMBA YANG MULIA!!" teriak Ryujin yang bersimpuh di kaki sang ayah sambil mengatupkan kedua tangannya.
"Ryu." ujar Jaebum menglelah.
"YANG MULIA!! HAMBA BERJANJI TIDAK AKAN MENGULANGI KESALAHAN HAMBA YANG KEMARIN YANG MULIA. HAMBA BERSUNGGUH-SUNGGUH. BALAPAN KEMARIN ADALAH YANG TERAKHIR KALINYA YANG MULIA. HAMBA BERJANJI!."Ryujin masih berusaha membujuk ayahnya agar mengijinkan ia menaiki Opran, motor kesayangan hadiah ulang tahun dari ayahnya.
" Nggak!! Kamu naik Kitty aja ke sekolah sampai nanti naik kelas 12!!" titah Jaebum mutlak.
Ryujin meraung histeris. Bagaimana mungkin ia bisa menerima kenyataan bahwa Opran kesayangannya direbut secara paksa darinya dan digantikan dengan Kitty? Sampai ia naik Kelas dua belas? Selama dua tahun? Tidak. Ia tidak akan pernah menerimanya. Kepalanya menoleh kearah sang ibu yang hanya menatapnya. Kakinya melangkah kemudian memeluk ibunya dengan erat sambil meminta agar Opran dapat kembali kepadanya.
"IBUNDA RATU!!! SAYA BERJANJI OPRAN AKAN SAYA BAWA KE TEMPAT-TEMPAT PENUH PERDAMAIAN SESUAI TITAH IBUNDA. KE MASJID, MUSHOLA, PANTI ASUHAN BAHKAN AKAN HAMBA GUNAKAN PERGI KE MAKKAH. HAMBA MOHON KEMBALIKAN OPRAN KEPADA HAMBA YANG MULIA RATUUUU." raung Ryujin, berusaha mendramatisir keadaan.
Seulgi hanya diam menatap anaknya yang memasang wajah melas penuh dengan air mata palsu khas milik Ryujin. Ia sudah kelewat hapal bahwa anaknya pasti menggunakan trik air mata buaya untuk membuatnya luluh. Namun ia hanya membalas dengan senyum lembut sambil mengelus rambut sang anak. Sesaat setelahnya ia mengubah raut wajah menjadi datar.
"No."
Seulgi berujar datar sebelum melepas pelukan Ryujin secara paksa.
"Udah sana berangkat nanti keburu telat. Sama Kitty aja sana. Atau bareng sama Haechan sama Winter bonceng bertiga biar kaya cabe juga nggak papa." usir Seulgi.
"Bund!! Ya Allah bund, bunda kok tega sih sama Ryu. Tega-teganya misahin Ryu sama Opran. Hiks."
Ryujin menatap sang bunda memelas sambil menangis. Tentu saja itu tangisan palsu.
Winter hanya menatap temannya yang sedang menghayati drama yang ia buat sendiri. Winter mulai melangkah mendekati Jaebum lalu mencium tangan ayah temannya tersebut untuk berpamitan.
"Om, Winter bawa Ryujin dulu ya. Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam. Nggak usah dibawa pulang lagi Win, om udah mengcapek."
Winter hanya cengengesan sebelum melangkah mendekati Ryujin yang masih berusaha membujuk Seulgi untuk mengembalikan Opran padanya.
"Bund, apa kata dunia kalau Ryu pakai Kitty lagi di umur Ryu yang udah lima belas tahun ini buuunnndd? Nggak lakik lagi dong ak-"
Tangan Winter terangkat untuk menutup mulut Ryujin dan menyeretnya menuju Kitty, motor pink yang sudah dipanaskan oleh Jaebum.
Winter melepas cengkramannya di leher Ryujin lalu langsung menaiki Kitty. Segera menyeret Ryujin untuk menaiki bangku Kitty di bagian belakang, meskipun dengan sedikit paksaan. Lalu keduanya segera menuju sekolah karena takut terlambat di hari senin.
Haechan hanya mengikuti keduanya dari belakang sambil menghela napas lelah.
Mimpi apaaa gue dikelilingi setan-setan macem begitu.

KAMU SEDANG MEMBACA
WE ARE FAMILY!! [END]
Diversos[END] "KAMU LAMA-LAMA PAPA BALIKIN KE RAHIM MAMA YA!! " "ABANG ITU ADEKNYA KAMU APAIN KOK NANGIS??!!" "MAS SUDAH BERUSAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN." "ABANG TEROOOOSSSSS!!" "GAUSAH BERLEBIHAN DEEEHHHH." Cerita ini murni ide aku. Kalau ada kesamaan kejadian...