Part 14 - Drama (2)

477 54 0
                                    

Selamat membaca:)

PART 14 - DRAMA (2)

Anna merasa sangat emosi mendengar perkataan Winter yang menyebutnya dengan najis. Tangannya terangkat untuk menampar Winter. Winter sudah mengangkat tangannya juga untuk mencegah Anna namun sudah didahului oleh sebuah tangan kekar yang mencengkeram lengan Anna dengan keras. Winter menoleh dan sangat terkejut begitu menemukan Jeno sedang menatap Anna dengan nyalang.

"Bang Jeno??"

"Jauhin tangan kotor lo dari adek gue." ujar Jeno datar.

Anna membelalakkan matanya sebentar lalu menepis tangan Jeno yang mencekal tangannya dengan erat. Setelah terlepas, senyum sinis kembali terbit dari bibirnya diikuti dengan tatapan mata yang masih menatap Jeno dan Winter dengan tajam.

"Oohh, dia adek lo? Kasih tau ke dia jangan kegatelan sama cowok orang. Masih kecil kok udah jadi lonte." ujarnya santai.

"Tutup mulut lo!!" bentak Jeno membuat seisi kantin merasa kaget. Jeno terkenal dengan sifatnya yang tidak mudah marah dan selalu tersenyum. Namun ia tidak bisa menahan diri saat ini, ia tidak mungkin diam saja jika melihat adik sepupunya direndahkan seperti ini.

Jaemin kemudian datang dan langsung menghadang Jeno agar Jeno bisa menahan diri. Bisa kacau jika Jeno benar-benar marah.

"Jen, udah jen."

Jeno terdiam sebentar lalu melepaskan tangan Jaemin dari lengannya. Berbalik dan menatap Winter yang hanya diam saja.

"Lo nggak papa?"

"Nggak papa bang. Ini bukan apa-apa buat gue." ujar Winter datar sambil menatap tepat di mata Anna.

"Tunggu disini sebentar, Haechan udah gue kasih tau. Bentar lagi dia kesini."

Tepat setelah Jaemin selesai berkata-kata, Haechan datang dengan nafas terengah akibat berlari. Matanya terbelalak melihat kondisi adiknya yang berantakan.

"Ya Allah Winter kok bisa kaya gini??" heboh Haechan.

"Disiram Anna." ujar Jeno singkat.

Perkataan Jeno sukses membuat Haechan terbelalak. Rasa khawatirnya berubah menjadi amarah. Ia membalikkan badannya, matanya menatap tajam Anna yang berada di belakang Jeno. Sedangkan Anna yang ditatap hanya bisa bergidik ngeri karena ini adalah pertama kalinya ia melihat Haechan marah.

Winter yang melihat kesempatan segera saja mendekat kearah Haechan, memegang lengan abangnya dan berujar dengan nada mengadu yang sangat ketara.

"Abang, adek tadi dikatain lonte sama dia yang ngaku-ngaku pacar abang. Katanya adek nggak dididik sama orang tua karena deket-deket sama abang sama bang Jaemin. Terus adek disiram pakai jus tomat bang." adu Winter berusaha memprovokasi. Tentu saja ia tidak akan diam saja melihat kesempatan emas dihadapannya.

Haechan meradang begitu mendengar ucapan Winter. Beraninya Anna mengucapkan hal yang tidak pantas kepada adiknya.

Tangannya mendorong pelan tubuh Jeno agar sedikit menyingkir. Melangkahkan kakinya perlahan menuju Anna sambil tetap menatap mata Anna dengan tajam.

"Lo tau nggak yang lo siram dan lo pertanyakan attitudenya itu siapa? Dia adek gue asal lo tau. Adek kandung gue!! Sekaligus sepupunya Jeno sama Jaemin. Harusnya gue yang nanya dimana attitude lo, sekata-kata mulut lo ngatain adek gue. Jauhin gue dan adek gue!! Dan satu lagi, lo bukan siapa-siapa, gausah ngaku-ngaku jadi pacar gue!!" ujar Haechan singkat.

Setelahnya Haechan berbalik untuk segera mengajak Winter membersihkan diri, namun sudah didahului oleh teriakan histeris dari Giselle dan Yeji yang baru saja datang bersama Karina dan Lia.

WE ARE FAMILY!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang