Selamat membaca :)
PART 18 - CURHAT
Doyoung melihat penampilannya di cermin, memperhatikan dengan seksama matanya yang terlihat sangat mengantuk. Ia menghela napas pelan sebelum mengambil tasnya di meja belajar dan berjalan menuju ruang makan. Ia harus sarapan agar jiwa raganya siap menghadapi hari ini. Rutinitas menjadi mahasiswa semester 5 membuatnya pusing dan lelah. Ingin menikah tapi cukup tau diri bahwa ia belum punya apa-apa.
Begitu sampai di meja makan ia hanya menemukan kedua adik beserta papanya disana. Sudah menduga bahwa mamanya akan berangkat lebih pagi ke studio dan memilih sarapan sendiri disana.
Doyoung mendudukkan dirinya di kursi tepat di hadapan Haechan. Matanya menatap heran Haechan beserta manusia setengah setan perempuan satu-satunya yang ada disana.
"Tumben nggak ada drama pagi?" ejek Doyoung.
"Nggak ada mas, soalnya pemicu keributannya lagi kelaparan." ejek Haechan sambil melirik Winter yang makan dengan ekspresi tengil terbaiknya.
"Bacot" balas Winter.
"Adek mulutnya ya." Tegur Baekhyun.
"Maaf pa." ringis Winter.
Tanpa ada suara lagi, Baekhyun dan anak-anaknya kembali melanjutkan acara makan mereka. Keheningan di meja makan harus terpecah begitu ada suara gedubrakan yang berasal dari arah ruang tamu.
"Assalamu'alaikum!!" ucap dua orang perempuan dengan intonasi berlawanan, Ryujin dan Minju.
"Waalaikumsalam."
"Om Baekhyun, Ryujin mau minta makan." ujar Ryujin cengengesan sambil menyalimi tangan Baekhyun.
"Iya nggak papa, langsung makan aja kaya biasanya."
"Halo om." ujar Minju dengan lembut disertai senyum manis.
"Iya Minju, sekalian ikut sarapan juga aja bareng Ryujin tuh sama Winter sama kakak-kakaknya. Om mau berangkat dulu. Papa berangkat ya."
Baekhyun kemudian menyodorkan tangannya kepada anak-anaknya. Memberikan pesan "Belajar yang rajin, nakal boleh tapi jangan sampai bikin geger. Papa berangkat. Assalamu'alaikum." seperti biasanya.
Setelah kepergian Baekhyun, kelima manusia disana tidak membuka suara satupun sampai kemudian Doyoung berdiri dan berpamitan hendak pergi ke kampus.
Doyoung mengambil tasnya lalu melangkahkan kakinya keluar rumah. Meraih motor matic kesayangannya, melaju membelah jalanan menuju kampus.
0_0
Doyoung menghela napas berat sebelum mulai membereskan buku-buku beserta peralatan belajarnya. Memasukkannya kedalam tas dengan asal. Yang penting masuk tas semua. Kemudian mulai berjalan meninggalkan kelas yang mulai lenggang.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah satu siang. Langkah kakinya bergerak menuju kantin untuk melegakan dahaganya serta mendinginkan kepalanya yang panas.
Doyoung mendudukkan dirinya di kursi kantin sambil menunggu minuman yang ia pesan diantar. Tubuhnya tersentak pelan begitu lengannya ditepuk dengan keras. Ia sudah tau siapa manusia berkekuatan buldozer yang memukulnya, terlampau familiar dengan perempuan yang satu ini.
"Kok bengong? Kenapa?" sapa Sejeong begitu mendudukkan dirinya di samping Doyoung.
"Ngagetin ish." Doyoung mengkesel.
"Hahahaha. Maaf." Sejeong hanya menyengir.
"Se, nanti pulang mau ke studio mama nggak?" tanya Doyoung secara tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE ARE FAMILY!! [END]
Random[END] "KAMU LAMA-LAMA PAPA BALIKIN KE RAHIM MAMA YA!! " "ABANG ITU ADEKNYA KAMU APAIN KOK NANGIS??!!" "MAS SUDAH BERUSAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN." "ABANG TEROOOOSSSSS!!" "GAUSAH BERLEBIHAN DEEEHHHH." Cerita ini murni ide aku. Kalau ada kesamaan kejadian...