Minggu, 19 September 2021.
-
Hai prend. Say Hai.Selamat membaca^^
•
“Uncle, lihat deh. Ini tadi aku disuruh berhitung sama guru.”
“Mana?”
Billa berdiri dari duduk lesehannya dan mendekat pada Keelan yang duduk sambil bermain Handphone.
“Ini.”
Keelan mengambil buku yang diserahkan oleh Billa dan membacanya. “Udah bisa hitungan?”
“Iya! Mama yang ajarin aku.”
“Bagus.” Keelan hanya memuji dengan kata itu, namun cukup, bahkan sangat cukup untuk membuat Billa semakin melebarkan senyumnya.
Billa terkikik lucu. “Uncle bisa aja.”
Keelan mendengus geli. “Katanya ada pr, mana?”
“Nggak. Nanti Mama yang bantu aku buat pr.” Billa mengubah posisinya menjadi terbaring di atas sofa dan menjadikan paha Keelan sebagai bantal. “Aku mau bobo, Uncle diem, ya.”
Keelan membuang napas panjang. Sudah lebih dari satu jam ia berada di rumah ini karena Billa belum membolehkannya pulang. Agak kesal, sih. Tapi ya—
“Keelan? Billa tidur?” Lala datang. Perempuan itu terlihat sehabis mandi.
“Iya.”
Lala menggeleng pelan. Ia mendekat pada Billa dan membangunkan Billa pelan-pelan. “Billa? Bangun.”
“Jangan dibangunin, orang baru tidur.” Keelan mencetus.
“Ini udah jam setengah 6, Keelan. Gak bagus tidur jam segini,” balas Lala, kembali membangunkan Billa.
Keelan mengangguk malas dan membiarkan Lala melakukannya. Memperhatikan wajah Billa, Keelan tersenyum geli. Anak itu tertidur begitu pulas padahal baru beberapa menit. Agak gemas melihat ekspresi imut Billa.
“Billa, bangun.”
Billa bangun. “Kenapa Mama?” Suaranya lemas dan matanya begitu sayu karena mengantuk.
“Mama udah bilang berapa kali sama kamu, kalo tidur jam segini nggak baik. Gak boleh.” Lala mengangkat Billa ke gendongannya. “Bangun, mandi dulu.”
“Iya, Mama.” Billa bergumam dan menguap.
Billa sering sekali tidur di jam-jam seperti ini jika anak itu tidak tidur saat siang hari. Jam-jam seperti saat akan magrib sangat tidak baik digunakan untuk tidur. Kalau dalam daerah-daerah, tidur menjelang Magrib akan mendapat pamali. Dan dalam urusan medis, tidur menjelang magrib membuat daya tahan menurun, serta beberapa akibat lainnya.
Sementara menunggu Lala memandikan Billa, Keelan merebahkan dirinya di sofa sambil bermain game. Saat berada di dalam permainan, Putra menelpon. Keelan menggeram kesal dan menolak telepon itu.
Selang beberapa menit, Putra menelpon lagi hingga beberapa kali. Keelan pun mengangkatnya.
“Hallo, Lan. Belum pulang dari rumah calon?” Suara Putra menyambut disertai suara tawa dari beberapa orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keelan, Lala dan Billa
Подростковая литература[Follow sebelum membaca!] "Kamu apaan, sih? Jangan aneh-aneh, kamu masih sekolah." "Emang kalo sekolah, gak boleh jatuh cinta?" "Tapi nggak sama aku juga. Aku single parents. Udah pernah menikah dan punya anak. Lebih baik kamu cari yang seperentara...