17. Rumah Keelan(?)

6.7K 557 2
                                    

Kamis, 16 September 2021.
-

Selamat membaca^^

“La, kita pulang nanti malam, ya,” kata Gio.

“NGGAK BOLEH!!” Billa langsung menyahut berteriak.

“Billa,” tegur Lala.

Billa menggeleng ribut, “Pokoknya nggak boleh! Uncle, Aunty sama Kak Gafi gak boleh pulang!” Ia melompat dari atas pangkuan Lala menuju Gafi. “Kak Gafi nggak boleh pulang!”

Gafi terkekeh, “Kenapa?”

Billa memeluk Gafi sambil menggeleng. “Pokoknya nggak boleh! Aku gak punya temen!”

“Fani, Lio, Nining, Elsa, Dimas, Araz, Axel. Mereka bukan temen kamu?”

“Itu temen aku! Kalo Kak Gafi Kakak aku! Kalo Kak Gafi pulang, aku sama siapa!”

“Ada Keelan.”

Sepertinya yang tadi masih berlanjut.

Billa langsung mendorong tubuh Gafi menjauh darinya dan berteriak. “Aku nggak suka sama Kak Gafi!”

“Yaudah.” Gafi tertawa meledek membuatnya mendapat pelototan dari Ava.

“Billa.” Lala memanggil. “Sini.”

Billa berjalan lesu menuju Lala. Lala membawa Billa ke pangkuannya. “Mama? Kak Gafi nggak sayang aku, ya? Kak Gafi punya pacar, ya? Kak Gafi punya adik baru? Anak itu lebih cantik dari aku?” papar Billa.

Gio dan Ava hanya bisa menghela napas. Selalu saja ada drama jika mereka akan pulang.

“Kak Gafi sekolah. Kak Gafi belajar sama kaya Billa, kan?”

Billa mengangguk.

“Sama kaya Billa Kak Gafi juga harus sekolah tiap hari, gak boleh bolos, kalo bolos jadi anak yang nggak baik. Ngerti, kan?”

Billa mengangguk lagi. Ia mengerti maksud mamanya. “Aku mau tidur,” katanya, turun dari pangkuan Lala dan pergi dari sana.

“Susulin sana,” suruh Gio pada Gafi.

Gafi mengangguk patuh. Ia akan membujuk adiknya itu.

*****

“Hati-hati, Kak,” pesan Lala pada Gio dan Ava.

“Iya. Kita pergi dulu. Dadah Billa. Kapan-kapan Uncle ke sini.”

“Duluan, La.”

Bye, Bubbles! Nanti aku ke sini lagi kok.”

Mobil Gio berlalu pergi, meninggalkan depan rumah Lala. Billa yang melihat itu langsung menangis di pelukan sang mama.

“Udah. Nanti Kak Gafi datang lagi.”

“Mama ... Aku masih mau main sama Kak Gafi.” Billa terisak.

“Besok-besok kita ke sana, nginep. Udah, jangan nangis lagi.” Lala menghapus air mata Billa dan merapikan rambut Billa yang basah karena terkena air mata.

“Kamu makin cengeng, ya.”

Billa mencebik tak terima. “Nggak! Aku nggak cengeng.”

“Iya, Billa cantik.” Lala memuji.

“Mama....” rengek Billa malu-malu.

Lala tertawa kecil dan mencium pipi Billa gemas. “Anak Mama gemes banget.”

“Ayo masuk.”

Billa menggeleng, “Turunin Billa.”

Lala menurunkan Billa. “Mau apa? Beli jajan?”

Keelan, Lala dan BillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang