Kamis, 23 September 2021.
-Hallo~ Maafin, baru bisa Up. Mood ku menurun drastis buat nulis dari kemarin><
Part ini agak ga nyambung, ya gimana ya.😩 Nulis waktu mood ga ada tuh kaya gimana sih. Ga enak.
Selamat membaca^^
•
Beni memarkirkan Mobilnya di depan rumah Lala lalu menurunkan Billa dari Mobil. Baru saja Beni akan membangunkan Laskar, anak itu sudah lebih dulu duduk, dan keluar dari Mobil.
Beni melongo lalu terkekeh, “Bener-bener nih bocah.”
Dari wajahnya, Laskar tidak terlihat seperti orang baru bangun tidur. Jadi kemungkinan jika anak itu tidak benar-benar tidur dan mendengar pembicaraannya dengan Billa tadi.
“Gue emang gak tidur. Gue denger kalian ngomongin gue,” celetuk Laskar tepat di belakang Billa, mengangetkan Billa yang akan membuka gerbang rumah.
Billa berbalik dan memukul wajah Laskar kesal. “Kamu bikin kaget, Laskar!”
Laskar berdecak malas. “Sana-sana,” usirnya, mendorong Billa pelan dan membuka gerbang. Laskar dengan tidak tahu dirinya masuk begitu saja seperti pemilik rumah.
Billa memandang Laskar penuh kekesalan. “Laskar nakal!”
Beni geleng-geleng kepala. “Sana Billa masuk. Uncle mau pulang, Laskar biarin di sini, ya. Nanti Uncle Keelan yang jemput.”
“Oke Uncle!” Billa masuk, mengejar Laskar di depannya.
Laskar melepaskan sepatunya di depan pintu lalu mengetuk pintu. “Assalamualaikum.”
“Waalaikumsallam,” sahut Lala, membukakan pintu. “Laskar?”
“Hallo, Tante.” Laskar tersenyum sopan, menyalami tangan Lala.
Waktunya untuk sopan.
“Mama!” Billa memekik. “Mama....”
Lala tertawa kecil, mengangkat Billa ke gendongannya. “Apa, sih?”
“Mama kenapa nggak jemput aku?” tanya Billa mencebikkan bibirnya.
“Tadi ada Uncle Beni mau jemput Laskar, sekalian deh.”
Billa mengangguk mengerti. “Mama ... Aku kangen, tau.” Billa merengek manja, memeluk leher Lala.
Laskar mendengus pelan. Alay.
Lala tertawa. “Mama juga. Sekarang kita masuk, ayo Laskar.”
Laskar mengikuti Lala dan Billa masuk ke dalam. “Tunggu bentar, ya. Mau matiin kompor dulu,” kata Lala, menurunkan Billa di sofa samping Laskar.
“Laskar.”
“Hm.”
“Laskar.”
“Laskar.”
“Apa?”
“Laskar.”
“Jangan panggil-panggil gue Laskar!” Laskar menatap Billa tajam.
Billa tertawa. Ia semakin semangat untuk mengerjai Laskar.
“Laskar.”
“Laskar.”
“Laskar.”
“Laskar.”
“Laskar.”
“Laskar.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Keelan, Lala dan Billa
Fiksi Remaja[Follow sebelum membaca!] "Kamu apaan, sih? Jangan aneh-aneh, kamu masih sekolah." "Emang kalo sekolah, gak boleh jatuh cinta?" "Tapi nggak sama aku juga. Aku single parents. Udah pernah menikah dan punya anak. Lebih baik kamu cari yang seperentara...