52. Salam.

5.5K 623 76
                                    

Halooo!!

Selamat membaca<33

Anya akan kedatangan tamu spesial hari ini. Billa, sosok anak perempuan manis itu akan berkunjung ke rumahnya.

Semalam, Keelan memberitahu jika Billa akan datang. Keelan yang akan membawanya nanti siang. Mendengar hal tersebut, suasana hati Anya langsung berbunga-bunga. Sudah beberapa kali dirinya meminta Billa untuk datang, dan hari ini anak perempuan itu akan memenuhi permintaannya.

Kini, Anya berada di tengah-tengah ramainya restoran di pusat kota, bersama teman-teman seperjuangannya. Cukup mengherankan, karena pertemuan mereka saat ini terbilang mendadak atas keinginan Anya sendiri. Selain itu, wajah bahagia Anya juga menjadi pertanyaan bagi teman-temannya.

Sosok wanita paruh baya itu memang selalu menebar aura positif dengan sifat cerianya pada orang-orang di sekitarnya. Namun kali ini berbeda, Anya terlihat cukup berbeda, senyum di wajahnya yang mulai keriput itu beberapa kali muncul tanpa sebab.

“Ada yang penting, Nya? Kenapa tiba-tiba ajak kumpul? Biasanya kita kumpul tiap akhir bulan.”

Anya menyeruput kopinya sedikit, sebelum menjawab pertanyaan salah satu teman dekatnya itu. “Aku kangen kumpul-kumpul sama kalian,” ungkapnya mengundang tawa.

Para wanita paruh baya yang umurnya sudah hampir menginjak setengah abad itu berbincang-bincang. Topik pembicaraan mereka tidak jauh-jauh dari lingkungan keluarga, terutama tentang anak dan cucu.

“Yanti mau punya anak lagi, ya, Nya?” Salah satu temannya kembali bertanya, bermaksud mencari tahu apa penyebab Anya terlihat bahagia sekali.

Anya menggeleng dengan tawa renyah.

“Terus kenapa? Kamu keliatan bahagia banget hari ini.” Wanita lainnya menyahut.

“Calon cucuku mau datang ke rumah, loh,” ungkap Anya, mendapat tatapan tidak paham dari teman-temannya semasa sekolahnya itu. Anya pun melanjutkan dengan sedikit berbisik, “calon anaknya Keelan nanti mau dateng ke rumah.”

Ketiga temannya terhenyak, bahkan salah satu dari mereka memegang dada karena terkejut. Anya kembali tertawa, “Kalian nggak percaya, kan? Aku juga nggak percaya kalo Keelan suka sama yang udah punya anak.”

Anya sudah menyatakan jika Billa adalah calon cucunya, atau calon anak Keelan, meski belum mendapat kepastian tentang hubungan Keelan dan Lala. Tetapi sebagai seorang ibu, pastinya ia memiliki ikatan batin dengan Keelan. Sedikit tidaknya, ia mengetahui bagaimana perasaan Keelan nantinya.

Anya tidak akan percaya begitu mudah sebenarnya, kalau semisal Keelan benar-benar tertarik pada Lala. Terlebih Lala adalah seorang perempuan yang sudah pernah memiliki pengalaman dalam pernikahan.

Berhasil mencerna perkataan Anya, ketiga temannya tertawa bersamaan. Mereka tidak percaya jika anak bungsu Anya menyukai seorang janda. Bukankah itu inti dari perkataan-perkataan Anya tadi?

Memang, mereka tidak dekat dengan Keelan. Tetapi, beberapa kali mereka pernah bertemu. Dan dari pandangan mereka, cukup mengejutkan jika Keelan menyukai seorang janda.

“Menurut kalian gimana? Nggak salah, kan?” Anya meminta pendapat teman-temannya. Tidak ada yang salah, ia langsung menyahut dirinya dalam hati. Memangnya apa yang salah?

“Apanya yang salah? Salah karena anak kamu suka sama Janda? Itu nggak salah sama sekali. Kalo emang jodoh, mau gimana lagi?”

“Bener. Apalagi kalo orangnya tipe Keelan banget. Sifat sama sikapnya mantap, nggak usah ditanyakan. Mau statusnya apapun, siapa yang nggak mau, coba?”

Keelan, Lala dan BillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang