26. Suka Lala(?)

5.7K 564 10
                                    

Selasa, 28 September 2021.
-
Allo~

Selamat membaca^^

“Keelan, Laskar. Mami sama Papi mau pergi ke acara reunian,” cakap Anya. “Kalo mau pergi jangan lama-lama. Habisin waktu di rumah aja.”

“Iya.” Keelan membalas.

“Oh, iya. Yanti mau datang sama anak, suaminya.” Anya kembali berkata, memberitahu anak dan cucunya yang kini sedang menonton serial kartun di televisi.

Laskar menoleh secepat kilat. “Apa? Tante Yanti?” tanyanya memastikan.

Yanti itu adalah kakak pertama atau anak sulung dari Anya dan Fahri. Yanti mempunyai dua anak, laki-laki dan perempuan. 

Anya mengangguk, “Iya, Tante Yanti sama sepupu-sepupu kamu.”

Laskar membuang muka kesal. Mendengar itu membuat suasana hatinya memburuk. Ia tidak suka sepupu-sepupunya datang ke sini. Mereka terlalu banyak drama. Sifat mereka membuatnya muak.

“Yaudah. Mami mau siap-siap dulu.” Anya berdiri dan pergi menuju kamarnya untuk bersiap menuju reunian.

Keelan terkekeh, menepuk kepala Laskar beberapa kali. “Ntar ajak by one.”

“Mak nya lampir.” Laskar membalas. “Gue lawan anaknya, lo lawan Maminya.”

Keelan menggeleng. Ia sama sekali malas berurusan dengan kakak perempuannya, apalagi jika mereka sampai berdebat. Kakak perempuannya baik, hanya saja mulutnya itu terlalu banyak bicara.

“Yanti mana berani sama gue.” Keelan terkekeh dikuti Laskar.

Keduanya kembali menonton televisi yang menayangkan film Ultraman tengah melawan monster jahat.

“Lan.” Laskar memanggil.

Keelan berdehem.

Laskar menarik napas dalam lalu menghembuskan nya perlahan. “Keelan.”

“Apa?” Keelan memandang Laskar.

“Lo sayang kan sama Billa?” tanya Laskar serius.

Mata Keelan menyipit. Ia tidak salah dengar, kan? “Itu pertanyaannya?”

Ini pertama kalinya Laskar bertanya tentang suka atau tidak sukanya ia pada orang.

Laskar mengangguk. Keelan diam beberapa lalu menjawab, “Iya.”

Laskar tersenyum, “Kalo Tante Lala?”

“Sejak kapan lo jadi sopan?” Keelan mengalihkan pembicaraan. Tidak mengerti kenapa Laskar bertanya ia suka Billa atau Lala. Pasti anak itu menginginkan sesuatu.

“Gue gak nanya itu,” cetus Laskar. “Gue nanya lo suka Tante Lala apa nggak?”

Keelan mengangkat kedua alisnya lalu memandang kembali pada televisi di depan. Pertanyaan Laskar tidak penting untuk ia jawab.

“Keelan!” sentak Laskar.

“Intinya. Lo mau apa?” tanya Keelan tanpa melihat Laskar.

“Gue mau Tante Lala jadi Tante gue beneran,” ungkap Laskar tanpa ada keraguan ataupun ketakutan ketika mengungkapkannya.

Keelan langsung menatap Laskar tajam. Ekspresinya pun datar. “Apa?”

Laskar sedikit menjauh dari Keelan. Tidak berani karena hawa tidak mengenakkan dari Keelan. “Gue suka sama Tante Lala. Dia baik. Gue bisa rasain disayangin sama seorang Mama,” lontar Laskar.

Keelan, Lala dan BillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang