Jumat, 10 September 2021.
-Huhuhu~
-
Selamat membaca^^
•
Selesai makan siang, kini Lala, Billa, Gio, Ava dan Gafi berada ruang keluarga. Mereka membicarakan banyak hal sambil bercanda.
“Mama, pacaran itu apa?” Billa bertanya dengan lugu dan polos khasnya.
Pertanyaan dari Billa membuat semua pasang mata menatapnya tak mengerti. Pacaran itu apa?
“Kenapa tanya itu? Uncle udah pernah jawab kan dulu, waktu Billa tanya.” Gio membalas.
“Uncle bohong!” Billa sedikit nyolot.
“Loh? Uncle bohong? Emang jawabannya salah? Jawaban yang bener apa? Billa tau?”
“Pacaran itu suka sama orang, terus pacaran, pegang-pegang tangan, ciuman. Gitu,” jawab Billa.
Lala, Gio, Ava dan Gafi melotot. Dari mana Billa tahu itu?
Jangan kalian kira Gafi tidak tahu apa itu pacaran, ya. Dia sudah besar.
“Billa, siapa yang kasih tau kamu?” tanya Lala bernada halus. Sehalus amplas paling halus.
“Kata temen-temen aku.” Billa menjawab tanpa beban. Ekspresi wajahnya begitu polos, seperti tidak ada dosa.
Kata teman-temannya, pacaran itu adalah suka sama orang, terus pacaran. Billa tidak mengerti itu. Saat Billa berkata bahwa pacaran itu adalah sebuah hubungan antara dua orang untuk saling mengenal lebih dekat. Teman-temannya berkata salah. Padahal itu adalah jawaban dari uncle Gio saat Billa bertanya dulu. Jujur saja, Billa tidak mengerti maksud uncle Gio nya itu.
Tiga orang dewasa di sana menghela napas panjang, sedangkan Gafi tertawa terbahak. Pacaran itu adalah suka sama orang terus pacaran, pegang-pegang tangan dan ciuman? Tapi ada benarnya juga sih.
Inilah salah satu alasan kenapa Lala membatasi pergaulan Billa. Apalagi sekarang zaman sudah modern, anak baru usia 1 tahun saja sudah diberikan untuk bermain Handphone. Dan kebanyakan dari mereka mengetahui hal-hal yang seharusnya belum diketahui oleh anak seumuran itu melalui Handphone.
“Billa, dengerin Aunty, ya.” Ava bertutur. “Pacaran itu—”
“Jangan dijelaskin, Kak. Dia masih kecil.” Lala memotong.
“Gapapa, La. Jelasin, terus kasih tau baik nggak nya, biar ngerti.” Gio membalas. “Kalo gak dikasih tau, nanti Billa bakal ngira kalo kata temen-temennya bener.”
“Rasa kepo Bubbles menggebu-gebu,” sahut Gafi, tertawa pelan.
Billa hanya mengerjabkan mata berkali-kali. Antara mengerti dan tidak mengerti.
“Terserah Kakak,” cetus Lala.
“Billa sini deh.” Gio menepuk pahanya, menyuruh Billa untuk duduk di sana.
Billa menurut. Ia duduk di pangkuan Gio sambil bersandar di dada Gio. Tubuh Gio itu agak keras.
“Billa. Kamu mau tau apa itu pacaran?”
Billa mengangguk. “Mau, supaya nggak dikira bodoh sama temen-temen.”
Ya Allah. Lala, Gio dan Ava pasrah.
“Pacaran itu adalah hubungan. Tau hubungan, kan?”
Billa mengangguk.
“Pacaran itu hubungan dua orang yang saling mencintai. Hubungan pacaran ini adalah hubungan untuk saling mengenal lebih dekat.” Gio menjelaskan. “Kalo gak paham, jangan dipaksa. Intinya pacaran itu gak baik, apalagi Billa masih kecil. Gak boleh ada yang namanya pacaran.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Keelan, Lala dan Billa
Novela Juvenil[Follow sebelum membaca!] "Kamu apaan, sih? Jangan aneh-aneh, kamu masih sekolah." "Emang kalo sekolah, gak boleh jatuh cinta?" "Tapi nggak sama aku juga. Aku single parents. Udah pernah menikah dan punya anak. Lebih baik kamu cari yang seperentara...