08. Papa baru Billa?

9.2K 719 45
                                    

Rabu, 08 September 2021
-

Selamat membaca^^


“Dadah, Mama. Dadah, Uncle.” Billa masuk keluar dari Mobil sambil melambai dan memberi fly kiss.

Lala awalnya ingin mengantar Billa sampai ke dalam kelas, tetapi Billa menolak. Billa berkata akan bertemu teman-temannya dan akan mencari kelas sendiri.

Setelah Billa masuk ke dalam sekolah, Gio menjalankan Mobilnya membelah jalanan. Gio berniat mengajak Lala jalan-jalan sebentar berkeliling kota, lalu menuju Mall.

Keduanya berniat menghabiskan waktu berdua selama beberapa jam ke depan.

Lain halnya dengan Billa yang kini sedang berkeliling sekolah, guna mencari teman-temannya. Kemarin mereka sudah janjian jika akan bertemu di sekolah.

Tubuh kecilnya itu berjalan ke sana-kemari. Di dalam kerumunan pun ia terlihat mencolok. Ditambah dengan tas merah mudanya itu menambah kesan segar dan mencolok.

“Mereka ke mana, ya?” Billa menengok kanan kiri, berusaha mengenal muka-muka orang yang sedang bermain di perosotan, siapa tahu di situ ada salah satu temannya.

“Kamu.” Billa memegang bahu teman sekolahnya.

“Iya?” Anak perempuan itu menatap Billa bingung.

“Aku mau tanya. Kamu tau Fani?” Billa bertanya meski sedikit bingung akan bertanya seperti apa.

“Ha? Aku nggak tau. Fani di sini banyak.”

“Nining? Axel? Lio? Elsa? Araz? Dimas? Kamu tau mereka?”

Anak perempuan itu menggeleng, “Aku nggak tau, kamu banyak tanya,” cetusnya kemudian pergi.

Billa mencebikkan bibir, sebal. Padahal ia hanya bertanya, kan? Kenapa anak itu seperti itu?

Billa pasrah tidak mendapat di mana keberadaan teman-temannya. Ia memilih duduk di kursi, memperhatikan murid lain bermain.

“Billa?”

Suara yang sangat Billa kenali terdengar, membuat Billa menengok ke belakang. “Lio!”

Lio tersenyum kecil. “Kamu udah datang dari tadi?” tanyanya sembari duduk di sebelah Billa.

“Iya. Aku dari tadi cari kalian tapi gak ketemu.” Billa cemberut.

Lio tersenyum geli. “Aku baru datang. Kalo kamu cari Araz, Axel, Fani, Elsa, Dimas, Nining. Mereka ada di kantin. Mereka biasanya di situ.”

Billa mengerutkan kening. Ia lupa jika tidak mengecek kantin.

“Kamu nggak cek kantin?” tanya Lio.

Billa menggeleng.

“Ayo cek.” Lio memegang tangan Billa, menggenggamnya dan menariknya pergi.

Billa tersenyum lebar, membalas genggaman Lio.

*****

“Geli.”

“Gelay, ih.”

“Apaan, sih. Caper.”

Keelan, Lala dan BillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang