Part 3 | Love, Guilt, and Please - Along With Her Expectations

20.1K 867 67
                                    



Minta 35 komen buat part ini, please? Jangan lupa vote dan share juga ya🥺 thank you for reading, all❤️





KANTIN selalu menjadi tempat terbaik untuk mencari makan setelah berjam-jam terjebak di dalam kelas. Sebagai murid kelas 11 yang memiliki banyak tugas, Riana menyetujuinya. Oleh karena itu, sekarang dia sedang bersama dengan Maudy dan Kylie yang juga sibuk dengan makanannya masing-masing. Riana dan Maudy memesan nasi dan ayam bakar, sedangkan Kylie memesan salad karena sedang diet.

"Gimana? Lo udah ngechat sama jodoh di aplikasi lo itu?" tanya Maudy sebelum melahap makanannya.

"Aplikasinya udah gue uninstall," jawab Riana cuek, tapi tentu saja berbohong. Bagaimana dia bisa menghapus aplikasi itu kalau percakapannya dengan Ardan sudah membuatnya nyaman?

"HAH?!" pekik Maudy kaget, yang sontak menarik perhatian seisi kantin. Bukannya menunduk malu, perempuan itu malah mendelik sinis ke sekelilingnya sehingga siapapun yang menatapnya akan memalingkan wajah dan kembali fokus pada makanan mereka.

"Bagus, Princess. Cari jodoh itu yang pasti-pasti aja," dukung Kylie sambil menuangkan saus ke atas salad-nya.

  "Iihh, padahal susah banget pilih cowok yang sesuai sama tipe lo," keluh Maudy sebal.

Riana hanya menaikkan bahunya acuh, enggan berkomentar dan memilih untuk kembali fokus pada makanannya. Ujian Matematika yang baru saja dia jalani benar-benar menguras otak dan membuatnya sangat lapar pagi hari ini.

  Ting!

  "Siapa tuh?" tanya Maudy penasaran.

  "Dih, kepo amat lu," cibir Kylie.

  Bibir Maudy mengerucut, "Sensi banget sih!" rutuknya.

  Tanpa menghiraukan pertengkaran di antara dua sahabatnya, Riana menekan banner notifikasi itu dan membaca pesan yang ternyata berasal dari Ardan. Saat melihat isi pesan itu, Riana berusaha sekuat tenaga untuk menahan senyumannya.

Revattaire Ardan

Sudah makan?

  Dengan cepat, jari lentik Riana bergerak mengetik balasan untuk Ardan.

Udah, aku lapar banget.
Baru aja selesai ujian Math.

  Sudah semalaman Riana dan Ardan melakukan percakapan lewat chat, mulai dari saling mempertanyakan pekerjaan masing-masing sampai dimana kota tempat mereka tinggal. Sejauh ini, Riana sangat nyaman berbicara dengan Ardan yang berpikiran terbuka. Usia mereka juga hanya berbeda 3 tahun, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui kalau di usia 19 tahun, Ardan berhasil lulus sarjana di Perguruan Tinggi ternama negara ini.

  "Nge-chat siapa lo?" tanya Maudy curiga karena melihat sahabatnya senyum-senyum sendiri.

  "Kepo amat sih lo," cibir Kylie lagi.

  "Siapa yang buat Princess kita senyum-senyum sendiri kayak gini, Kay?" tanya Maudy gemas. Harapannya melihat Riana memiliki kekasih tiba-tiba kembali muncul.

  "Abang gue," jawab Riana singkat, namun berhasil membuat Maudy menghela napasnya kecewa.

  Kylie terkekeh senang melihat wajah kecewa Maudy yang lucu, sedangkan Riana hanya menggelengkan kepalanya pelan dan kembali fokus pada ponselnya. Ternyata sejak tadi, Ardan sudah membalas pesannya.

Revattaire Ardan

Gimana ujiannya? Bisa?

Bisa dong, tapi harus mikir keras😣

Guilty Pleasure [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang