[ini cuma repost]TIDAK lama setelah Riana dan Ardan menaiki yacht, benda itu langsung bergerak menjauhi pelabuhan. Sekarang sudah pukul 11 malam waktu setempat, dan entah mengapa Riana masih belum mengantuk. Karena itu, dia memilih untuk duduk di dekat jacuzzi yang terletak di lantai atas.
"Apa yacht ini punya kamu?" tanya Riana penasaran.
"Belum."
"Belum?" beo Riana, tercengang sendiri mendengar jawaban Ardan.
"Iya, belum. Sekarang kita lagi test drive, yaa jalan di sekitar pelabuhan sebentar sepuas kamu. Kalau udah puas, nanti balik lagi ke pelabuhan," jelas Ardan yang sekarang menahan tawanya ketika melihat wajah terkejut perempuan itu.
"Apa kamu serius sekarang?"
Tidak tahan dengan raut wajah lucu Riana, akhirnya Ardan tertawa kencang.
"Maksudnya, it's okay kalau kamu mau test drive. Tapi ini udah malam, for god sake! Apa yang bisa aku lihat?" cerocos Riana sebal.
"Laut?"
"Oke, yacht ini bagus. Tapi lebih bagus lagi kalau kita langsung turun dan pergi ke hotel!"
"Jangan, jangan. Aku bercanda," tukas Ardan saat Riana bangkit dari duduknya. "Ini memang test drive, tapi yacht ini akan membawa kita ke Lombok dan kita akan kembali lagi ke pelabuhan ini 3 hari lagi."
"Tunggu, tapi kenapa kamu ajak aku?"
Dahi Ardan berkerut, "Kenapa masih bertanya? You know the answer, Princess," ujarnya.
"I don't. Bukannya kita cuma dosen dan mahasiswi? Gak ada dosen yang pergi berdua sama mahasiswinya selama 5 hari tanpa alasan jelas, Pak," ucap Riana, menekankan kata terakhir di ucapannya tersebut. Mungkin sejak tadi, tingkahnya pada Ardan terkesan impulsif. Tapi sekarang, dia ingin kepastian tentang perasaan pria itu kepadanya.
"Aku ingin memperbaiki hubungan kita. Hubungan kita tidak berhasil karena kebohongan aku waktu itu," kata Ardan, mengingat kembali kebohongan bodohnya waktu itu. Walaupun sebenarnya, penyesalannya sudah datang dua bulan setelah dia sampai di Amerika. Saat itu, Shena mengenalkan kekasih barunya melalui video call.
"Okay, let's say hubungan kita membaik. Lalu, apa? Aku udah punya Regan dan Daddy bisa membunuhku saat mengetahui hubungan kita."
"At least you love me," Ardan menarik tangan Riana agar terduduk di pangkuannya. "Iya, kan?" tanyanya sambil mengusap pipi perempuan itu.
"Enggak tuh," jawab Riana seraya mengalihkan pandangan, enggan bertatapan dengan Ardan karena kebohongannya pasti akan terlihat.
"Ekspresi kamu mengatakan semuanya, Princess," balas Ardan santai sebelum menurunkan Riana dari pangkuannya. "Pagi akan datang sebentar lagi, kita harus tidur. Nanti kita akan melihat sunrise dan sarapan menghadap ke laut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Pleasure [✔️]
Romance[21+] "𝘞𝘩𝘢𝘵 𝘥𝘰 𝘺𝘰𝘶 𝘸𝘢𝘯𝘵 𝘵𝘰 𝘣𝘦, 𝘮𝘺 𝘨𝘪𝘳𝘭?" Mata bulat anak perempuan berusia 5 tahun itu menatap Ayahnya dengan polos. "𝘊𝘢𝘯 𝘐 𝘣𝘦 𝘢 𝘗𝘳𝘪𝘯𝘤𝘦𝘴𝘴, 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺?" Sang Ayah tersenyum mendengar jawaban putrinya, "𝘠𝘰...