𝓦𝓪𝓻𝓷𝓲𝓷𝓰: ⚠️21+
Buat yang dibawah 21 keatas, aku harap kamu udah gede, udah tahu mana yang baik dan mana yang buruk dan tahu kalau adegan ini tidak patut ditiru. Dari awal aku udah bilang kalau cerita ini khusus 21+ ya kawan👍🏻
Jangan main report, karena buat cerita selalu mikir pakai otak, kecuali klo ceritanya main copas doang, baru boleh report.
Buat part ini susah-susah gampang, karena ini pertama kalinya buat adegan steamy setelah Sweet Sugar yang ending bulat Maret kemaren—but, let me hear your voice if you're excited about this👉🏻
Yang gak suka adegan seperti ini, boleh di skip jika kalian merasakan mulai ada tokoh yang buka buka baju, adegan itu tidak berpengaruh pada jalan cerita dan hanya sebagai micin di dalam cerita ini🙏🏻
Sebelum membaca, mari berdoa menurut kepercayaan masing-masing, dan sudahilah juga dengan memohon ampun pada Tuhan, terima kasih✨
Jangan lupa vote KARENA GRATIS, komen BIAR AKU SEMANGAT NGETIK, dan share BIAR BANYAK YANG BACA🥰
UNTUK kesekian kalinya, Riana berjalan sendirian di lingkungan Villa karena kedua orang tuanya ingin berbincang lama dengan pasangan pengantin yang baru melaksanakan resepsi pernikahan itu. Tapi alih-alih kembali ke Villa, Riana menuju ke beach club yang terletak di pinggir pantai dan memesan classic sangria. Beach club ini masih lumayan sepi, namun pasti akan ramai ketika after party diadakan. Oleh karena itu, Riana memilih untuk duduk sambil menikmati minumannya selama beberapa jam hingga acara resepsi pernikahan itu berakhir.
"Kamu minum alkohol?"
"Astaga!" pekik Riana, relfkes mengatur pernapasannya yang mendadak memburu ketika mendengar suara berat Ardan.
"Sangria?" tanya Ardan dengan mata tertuju pada cocktail yang Riana pesan.
"Kenapa? Setelah kamu gak bolehin aku pacaran sama Regan, kamu gak bolehin aku minum juga?"
"Aku bingung aja siapa orang yang bakal bawa kamu ke Villa kalau kamu drunk. Ternyata aku orangnya," balas Ardan santai seraya meminta satu botol champagne pada bartender dan duduk di sebelah perempuan itu.
"No, aku gak bakalan mabuk," bantah Riana yakin.
"Baguslah," ucap Ardan cuek sebelum menuangkan champagne miliknya ke dalam gelas sebelum menyesapnya pelan-pelan. Dia tidak berniat mabuk malam ini karena harus menjaga Riana.
Pemandangan pantai di malam hari memang tidak terlalu indah karena tidak terlihat apa-apa, namun beach club ini memiliki kolam renang yang dihiasi dengan lampu-lampu aesthetic sehingga bagus untuk tempat berfoto. Tapi sayangnya, dia tidak tertarik untuk berfoto karena masih memakai gaun formal yang tidak cocok untuk ke beach club. Selain itu, dengan adanya Ardan disekitarnya berhasil memudarkan keinginannya untuk berfoto di tempat ini.
"Aku mau itu," tunjuk Riana pada botol champagne milik Ardan.
"Mau champagne?" tanya Ardan memastikan sambil melirik minuman milik Riana yang ternyata sudah habis.
"Iya," jawab Riana dengan mata yang sudah sayu. Orang lewat pun pasti mengetahui jika perempuan itu sudah tidak sadar.
"Kamu baru minum satu gelas aja udah mabuk," ejek Ardan, tapi tetap menuangkan champagne ke gelas baru dan memberikannya pada perempuan itu. Dia sendiri sudah setengah sadar setelah meminum tiga gelas champagne.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Pleasure [✔️]
Romantizm[21+] "𝘞𝘩𝘢𝘵 𝘥𝘰 𝘺𝘰𝘶 𝘸𝘢𝘯𝘵 𝘵𝘰 𝘣𝘦, 𝘮𝘺 𝘨𝘪𝘳𝘭?" Mata bulat anak perempuan berusia 5 tahun itu menatap Ayahnya dengan polos. "𝘊𝘢𝘯 𝘐 𝘣𝘦 𝘢 𝘗𝘳𝘪𝘯𝘤𝘦𝘴𝘴, 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺?" Sang Ayah tersenyum mendengar jawaban putrinya, "𝘠𝘰...