Part 25 | Guilty Pleasure - "Can You Forget About That Night?"

9.5K 559 140
                                    

Happy reading!







"UNTUK mata kuliah saya, kalian wajib hadir minimal 75% yang artinya, kalian hanya bisa bolos 3 kali saja," ujar Ardan yang mulai mempresentasikan peraturan yang dibuatnya semalam.

Maudy yang mendengarnya hanya bisa mendengus, "Anjir lah, dosen lain bolehin bolos 4 kali. Udah keliatan nih bakal jadi dosen ngeselin," cibirnya pelan.

"Waktu belom jadi dosen aja udah ngeselin," cibir Riana ikut-ikutan.

"Kok mengingat masa lalu?" ledek Maudy.

"Emang lo berdua udah kenal dia sebelumnya?" tanya Kaisar yang mendengar pembicaraan kedua temannya.

  "Dia mantan gebetan temen kita ini," jawab Maudy blak-blakan, lalu terkikik saat Riana menyenggol kakinya pelan.

  "Seriusan? Bukannya lo udah pacaran sama Bang Regan?"

  "Itu udah lama," ujar Riana tanpa ingin menjelaskan lebih lanjut.

  "Berarti udah dari—"

  "Apa yang dibelakang tidak tertarik mendengarkan saya?"

  Suara berat Ardan memotong perkataan Kaisar. Laki-laki itu sendiri langsung duduk siap dan menganggukkan kepalanya. "Saya tertarik, Pak!" serunya diikuti anggukan dari Riana dan Maudy.

  "Baiklah, saya lanjutkan. Terkait keterlambatan, saya hanya memberikan toleransi 5 menit. Dan kalau kalian terlambat, saya memberikan dua opsi. Satu, tutup pintu dari luar. Yang kedua, bisa ikut kelas, tapi harus membuat makalah dengan tema bebas. Contoh, ada yang telat 15 menit. Artinya, orang itu harus mengerjakan dua makalah. Ada pertanyaan untuk poin peraturan ini?"

  Siti mengangkat tangannya. "Izin bertanya, jika kami memilih opsi kedua, apa absensi akan aman, Pak?" tanyanya setelah dipersilahkan.

  "Tergantung. Jika makalah itu sempurna, maka absensi kalian aman. Jika tidak, kalian tetap saya anggap tidak hadir. Tapi ingat, attitude juga menjadi poin penting untuk mendapatkan nilai akhir yang bagus dari saya."

  "Serba salah amat," cibir Maudy pelan.

  "Sudah jelas? Tidak ada pertanyaan lagi?"

  "Tidak Pak!"

  "Bagus. Ada peraturan terakhir yang tidak saya cantumkan," ujar Ardan yang membuat mahasiswa ketar-ketir. Dari segala peraturan umum yang sudah diperketat, kira-kira apa peraturan baru yang diberikan dosen itu?

"Tadi saya bertemu dengan seorang mahasiswi yang berpakaian minim dan riasan yang berlebihan. Menurut saya, kedua hal itu sama sekali tidak mencerminkan figur seorang mahasiswa. Jadi peraturan terakhir, para mahasiswi dilarang menggunakan pakaian minim dan memakai riasan apapun," lanjutnya diiringi dengan alasan mengapa dia membuat peraturan tersebut. Padahal nyatanya, sejak tadi pandangannya tidak fokus karena pakaian Riana yang terbuka.

"Anjrit, dia nyindir gue," umpat Maudy. Beruntung, suaranya tidak terdengar oleh Riana karena suara para mahasiswi yang protes lebih dominan.

"Pak, saya izin bertanya!" seru Olivia langsung. Jelas saja perempuan itu protes. Sudah menjadi rahasia umum kalau Olivia merupakan salah satu ayam kampus di universitas ini.

  "Silahkan."

  "Kalau pakaian yang saya punya terbuka semua bagaimana, Pak? Kasihan Ibu saya kalau saya beli baju lagi," keluhnya.

  "Sepertinya kamu tidak perlu mengasihani Ibumu karena kamu lebih tahu cara cepat mendapatkan banyak uang, right?" Balasan dari Ardan sontak mendapat sorakan heboh. Riana saja sampai tercengang mendengarnya. Mereka semua tidak tahu bahwa Lingga—mahasiswa semester akhir sekaligus teman baik Ardan mengingatkan dirinya untuk berhati-hati dengan Olivia sejak pagi tadi.

Guilty Pleasure [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang