Part 38 | Guilty Pleasure - How to End this Relationship?

5.1K 266 28
                                    






  TEMPAT parkir Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Abhikara University terlihat ramai oleh kendaraan mahasiswa yang kuliah pagi seperti Riana. Tapi di matanya sekarang, beberapa mobil mulai meninggalkan Fakultas, hal yang akan dia lakukan beberapa saat ke depan karena kuliah 3 SKS-nya sudah selesai.

"Pulang, Ri?" tanya Maudy seraya memasukkan iPad-nya ke dalam tote bag.

"Enggak, Daddy ngajak brunch di Golden Recipes," jawab Riana dengan wajah masam.

  "Kenapa lo keliatan kesel?"

  "Sebenarnya ini makan-makan buat rayain ultah gue. Tapi sayangnya, kali ini Mommy ajak Anzel dan gue males nontonin dia berantem sama Daddy," keluh Riana panjang lebar.

  "Masih juga?" Maudy melotot terkejut. Mereka memang jarang membicarakan Anzel karena Riana membenci hal itu. Bagaimana tidak? Anzel hanya menghubungi Riana ketika laki-laki itu membutuhkan uang.

  "Jelas lah, mereka sama sama keras kepala," ujar Riana sewot.

  Perjalanan menuju parkiran mobil tidak membutuhkan waktu lama karena letak kelas mereka yang tidak terlalu jauh dari pintu keluar.

  "Tuh ada cowok lo," tunjuk Maudy pada seorang pria yang baru keluar dari mobil.

Wajah Riana yang sejak tadi lesu mendadak cerah ketika melihat wujud calon kekasihnya. Ardan nampaknya belum menyadari keberadaan Riana. Sehingga dengan nekat, dia mengendap-endap dan menepuk bahu pria itu pelan.

"Dor!"

Riana merengut karena Ardan tidak terusik sama sekali. Pria itu menoleh, lalu terkekeh pelan saat melihatnya. "Kenapa gak kaget?" tanyanya kesal.

  "Bayangan kamu keliatan di kaca mobil," ujar Ardan apa adanya. "Kamu udah selesai atau masih ada kuliah?"

  "Udah selesai. Cuma 3 SKS hari ini," jawab Riana bangga.

  "Aku ada kuliah di Psikologi, gantiin teman aku yang istrinya tiba-tiba melahirkan," ungkap Ardan tanpa ditanya, merujuk pada dosen yang menggantikannya mengajar selama dirinya berlibur dengan Riana.

  "Emang boleh? Kamu kan masih bonyok," ujar Riana dengan ringisan pelan. Wajah Ardan memang masih di tutupi plester pada beberapa titik, namun Riana cukup bersyukur karena calon kekasihnya itu pulih lebih cepat dari dugaannya.

  "Bisa, bilang aja abis kecelakaan. Habis ini, kamu langsung pulang kan?"

  "Aku belum bisa pulang, Daddy ajak brunch, walaupun sebenarnya aku gak terlalu suka ide itu," keluh Riana sebal.

  "Jangan begitu, Daddy kamu—"

  "Princess, ayo kita pulang," ajak Maudy penuh penekanan, melirik pada kumpulan mahasiswi yang mulai berdatangan ke parkiran untuk pulang. Sebenarnya semua itu normal. Tapi masalahnya, mereka adalah biang gosip yang Riana benci.

  "Call me, okay?" bisik Riana seraya mengusap tangan Ardan dua kali dan berjalan meninggalkan pria itu.

  "Jangan telfon aku aja, tapi putusin dia juga," sindir Ardan yang berhasil membuat Maudy tercengang. Wow, ternyata pria itu sudah tidak betah menjadi selingkuhan.

"Jir, kalau cowok lo teriak semua orang bisa denger," kata Maudy yang sekarang berlari kecil menghampiri sahabatnya.

  "Emang tadi dia ngomong apa?" tanya Riana sebelum membuka pintu mobilnya.

  "Lo disuruh putusin Regan," jawab Maudy dengan nada penuh ejekan.

  "Sial," umpat Riana kesal. Pasalnya, dia belum menemukan cara yang pas untuk mengakhiri hubungannya dengan Regan. Sejak semalam, Maudy sudah menyuruhnya untuk mengerjakan tugas karena mereka merupakan kelompok pertama yang akan presentasi minggu depan.

Guilty Pleasure [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang