END | Part 40 | Guilty Pleasure - But They Always Feel the Pleasure

5K 194 22
                                    

SEBELUM BACA PART INI, HARAP BACA GUILTY PLEASURE: KYLIE AND REGAN'S STORY DI APLIKASI/WEBSITE KARYAKARSA PART 1: "LET'S TRY!". GRATIS.

Sebenernya gak wajib sih, cm nyambung aja alurnya. Tapi kalau mau lewat gapapa, silahkan langsung scroll.

Thank you for reading❤️























































































SUASANA lapangan parkir Fakultas Ekonomi dan Bisnis Abhikara University terlihat sepi pada pagi itu. Saat ini, Riana dan Ardan sedang duduk berduaan di mobil yang parkir di parkiran khusus dosen untuk menghabiskan sarapan. Biasanya, lapangan parkir akan mulai ramai setengah jam sebelum jam kuliah pagi di mulai.

  "Aku masih heran loh, kenapa Regan tiba-tiba mutusin aku. Pasti ada trigger-nya," ujar Riana sebelum melahap nasi gorengnya dengan lahap.

  "Udah biarin aja, yang penting kamu putus sama dia, kan? Apapun atau siapapun trigger-nya, aku berterima kasih karena pacaran kita jadi legal sekarang," balas Ardan seraya mencuri satu kecupan di pipi kekasihnya.

Riana merengut, tapi tetap menyuapi Ardan dengan nasi goreng karena pria itu juga sedang sibuk membaca email. Walaupun sekarang mereka harus backstreet demi profesionalitas di kampus, setiap pagi mereka masih menyempatkan diri untuk sarapan bersama dan pulang bersama jika Ardan tidak ada jadwal mengajar.

  "Kalau satu kampus tahu hubungan kita gimana ya?" tanya Riana dengan mata menerawang.

  Berbanding terbalik dengan Riana yang terlihat takut dengan kemungkinan hubungan mereka terbongkar, Ardan malah dengan santai menaruh kembali iPad-nya ke dalam tas kerjanya dan mengambil alih kotak makan yang di pegang kekasihnya.

  "Kemungkinan terburuk kamu akan di DO dan aku akan di pecat. Biasanya hal itu terjadi kalau pasangan dosen-mahasiswa ketahuan melakukan kegiatan tidak senonoh di kampus. Karena kita gak pernah lakuin itu di kampus, kemungkinan jadwal ngajar aku akan diganti. Jadi aku akan ngajar kamu sampai UTS aja," jelas Ardan yang sebenarnya sudah memperkirakan kemungkinan ketahuan sejak jauh hari. 

  "Yah, padahal aku suka lihatin kamu ngajar," keluh Riana tidak terima.

  Ardan mencubit pipi kekasihnya gemas, "Kalau soal itu gampang. Aku bisa ngajar kamu di rumah, private," bisiknya menggoda.

  "Ew!" seru Riana jijik, tapi dalam hati ingin. "Udah ayo, keburu parkiran ramai. Nanti kita gak bisa keluar bareng," lanjutnya. Sebelum lapangan parkir sepi, Ardan dan Riana memang masih bisa masuk ke kampus lewat pintu khusus dosen. Jika terlambat, biasanya Riana akan keluar mobil lebih dahulu dan masuk lewat lobby seperti biasanya.

Tapi baru saja Riana ingin membuka pintu, tiba-tiba gerombolan mahasiswa datang dengan masing-masing motornya. Oh shit, Riana baru ingat kalau hari ini anggota BEM akan melaksanakan senam pagi di lapangan fakultas.

"Aku panggil Maudy dulu biar gak ada yang curiga," ucap Riana tanpa menutupi rasa paniknya. Beruntung, akhir-akhir ini dia selalu meminta Maudy datang cepat untuk menemaninya sebelum jam kuliah di mulai.

"Udah santai aja, jangan panik," kata Ardan menenangkan. Sepertinya Riana sangat takut hubungan mereka ketahuan, tidak sepertinya yang cenderung santai.

"Ih, kamu ini! Aku belum siap kalau hubungan kita terbongkar," ujar Riana sebal.

"Iya iya, aku tahu sayang," balas Ardan seraya menangkup kedua pipi Riana dengan satu tangannya. "Jangan emosi, oke? Tuh teman kamu udah datang," lanjutnya.

Guilty Pleasure [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang