Part 21 | Guilty Pleasure - She Doesn't Love Him Back

11.2K 648 196
                                    

 
𝓦𝓪𝓻𝓷𝓲𝓷𝓰: ⚠️21+

⚠️21+


⚠️21+


⚠️21+


Yang dibawah umur? Minggir!

Gak mau minggir? Jangan asal report!

Happy reading y'all!











  BRUK!

  Riana meringis pelan ketika punggungnya menabrak dinding kamar mandi dengan keras. Tapi walaupun begitu, bibirnya tetap bergerak mengecup dan melumat bibir Ardan. Tubuh mereka yang sudah basah oleh air hujan menjadi semakin basah karena Ardan menyalakan shower kamar mandi itu.

  "Aw!" ringis Riana untuk kesekian kalinya. "Panas, tahu!" protesnya sambil menjauhkan tubuhnya dari tubuh Ardan, terutama dari shower yang airnya bahkan sudah beruap itu.

  "Maaf," ucap Ardan dengan tawa kecilnya, lalu memutar keran shower ke arah kanan sedikit demi sedikit untuk menyesuaikan suhu air agar menjadi hangat.

Mata Riana salah fokus ke tangan Ardan yang tidak terdapat cincin di jari manisnya. Untuk kesekian kalinya, batin Riana bertanya-tanya apakah Ardan sudah menikah atau belum. Kalaupun sudah, apakah sekarang pria itu tidak memikirkan istrinya saat berada di kamar mandi berdua bersamanya?

"Come here," bisik Ardan sambil mengulurkan tangannya pada Riana agar bergabung bersamanya di dalam bilik shower.

Mendengar ajakan penuh godaan dari Ardan berhasil membuat Riana meneguk salivanya dengan susah payah dan melupakan pertanyaannya yang tadi terbesit di pikirannya. Kakinya melangkah menghampiri Ardan dan meraih uluran tangan pria itu. Tubuh mereka memang basah karena guyuran air shower, namun hal itu tidak membuat kontak mata mereka terputus.

  "Kapan kamu bisa putus sama dia?"

  Pertanyaan dari Ardan membuat Riana sadar akan lamunannya. Tangannya refleks melepas genggaman tangannya dari tangan pria itu. "A—aku gak bisa putus dari Regan," ungkapnya pelan.

"Kenapa? I want you to be mine, Princess," ujar Ardan sabar. Hal yang dia inginkan sebenarnya adalah mengklaim Riana sebagai miliknya, dan menunjukkan pada dunia bahwa perempuan itu adalah miliknya. Hanya saja.., dia juga ingin Riana merasakan hal yang sama; menginginkannya.

  Riana menelan salivanya dengan susah payah. Dari lubuk hati yang paling dalam, dia sangat ingin mengakhiri hubungannya dengan Regan. Tapi, yang berhak mengakhiri hubungan mereka hanyalah Regan, bukan dirinya.

  "I want to be yours," bisik Riana pelan, membangkitkan kembali gairah yang sempat padam karena air panas.

  Tangan Ardan mengusap pipi Riana dengan lembut, lalu kembali memangut bibir perempuan itu. Sesuai ekspektasi, ciumannya terbalas. Pertemuan bibir mereka semakin intens ketika Riana memeluk lehernya dan membuat bagian depan tubuh mereka saling bersentuhan.

"Eeemmhhh," lenguh Riana pelan ketika tangan Ardan mulai bergerak menuju dadanya dan meremasnya pelan.

  Ciuman mereka terlepas seiring dengan napas Riana yang memburu ketika melihat Ardan melepas pakaian basahnya. Tidak bisa dia pungkiri, otot perut dan lengan pria itu berhasil membuatnya menelan salivanya dengan susah payah. Hanya dengan mengandalkan nalurinya yang pernah menonton film dewasa, Riana membuka pakaiannya sendiri hingga menyisakan celana dalam saja.

  "Kamu yakin mau melakukan ini?" tanya Ardan memastikan, memastikan bahwa Riana benar-benar ingin menjadi miliknya.

  Jari lentik Riana bergerak pelan meraba dada bidang Ardan yang tidak ditutupi sehelai benangpun, "Aku yakin," bisiknya pelan. "Kecuali, kalau kamu mau aku jadi milik Regan..."

Guilty Pleasure [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang