#19

82 4 0
                                    

Selamat membaca part 19 prendd, jangan lupa vote juga loh hehe <3 Aku sayang kalian!!!

Happy Reading!

~~~

"Tapi gue juga gak tau apa maksud Kara tentang Bagas, gue ngerasa ada yang di sembunyiin sama Kara, dia cuman bilang kalau dia kenal banget sama Bagas. Gue bingung Al, waktu itu Bagas juga sempet minta gue jadi pacarnya, dan gue belom jawab. Gue pengen cerita ini dari kemaren. Tapi gue tau lo lagi sibuk ngurus acara Kampus."

Rahel menceritakan dengan jelas kejadian itu kepada Alfy.

Sedangkan Alfy masih diam dan tak merespon apapun, meski begitu Rahel tau bahwa sahabatnya ini mendengarkan setiap detail kalimat yang ia ceritakan.

"Menurut lo, gue harus tolak Bagas dan ngejauh dari dia?"
"Mungkin." Jawab Al singkat.
"Ih Al, kok mungkin sih. Tapi gue yakin dia orang baik kok Al. Dia pasti jagain gue kayak lo yang selalu jagain gue"

Al terdiam dan pandangannya langsung tertuju ke arah Rahel. Memegang bahu Rahel degan kedua tangannya.

"Dengerin gue ya, suka sama seseorang itu hak lo. Tapi gue gak mau sahabat gue yang satu ini salah milih orang. Jadi, ada baiknya lo cari tau dulu Bagas itu orangnya gimana. Jatuh cinta itu harus siap sakit, bukan cuman bahagianya aja". Ujar Alfy dengan serius. Wajah dinginnya kini mulai tampak serius, tatapan mata Alfy benar-benar tulus dan merasakan kekhawatiran.

Rahel yang kini ikut menatap mata Alfy bisa merasakan bahwa Alfy tak ingin dirinya di kecewakan lagi, meski pada hakikatnya semua manusia pasti akan merasakan kecewa.

Rahel mengangguk, lalu memeluk Alfy dengan erat. "Makasih ya Al, you'r always by my side" ucap Rahel, yang suaranya kini terdengar jelas di telinga Alfy.

Al hanya tersenyum, dan mengelus kepala Rahel dengan pelan.
Rahel masih terus memeluk Alfy dengan erat.

"Betah banget sih lo meluk-meluk gue"
"Dih sialan lo" Rahel mendorong tubuh Alfy.

___

"Rahel?" wanita cantik berambut pendek ini masuk ke dalam Kost Rahel.

"Are you okey?" suara paniknya selalu berhasil terdengar teratur dengan baik. Meski pada ujungnya nanti Rahel tau persis suara ini akan berubah menjadi lebih tinggi dan selalu siap mengomelinya dengan kalimat-kalimat tak mengenakkan.

"Kanaya kok lo tiba-tiba ke kossan? Tumben gak ngabarin gue dulu?" tanya Rahel.

"Lo ngapain si bego?"

Maaf ini mereka berdua emang suka gak jelas, nanya apa jawab apa HAHAHAH.

"Yaudah gue mau cabut dulu ya, mau ngurus acara besok. Gue titip bayi gede Na takut kecemplung got lagi" Al langsung meninggalkan Kossan Rahel untuk mempersiapkan acara kampus.

"Oke siap hati-hati bro" ucap Kanaya.
"Yee sialan lo!"

Kanaya langsung duduk dan meminta Rahel untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Oke sekarang lo cerita sama gue, sebenernya kenapa sih?"

Kanaya tau kejadian itu, karna malam itu Kanaya sempat menelpon Rahel dan juga mendengar suara Kara di dalam mobil sebelum ponsel Rahel benar-benar lowbat.

"Iya gue bakal cerita, tapi kok lo tiba-tiba kesini gak ngabarin gue sih?"
Kanaya menghembuskan nafasnya dengan kesal, "Tadi Alfy yang suruh gue kesini nemenin lo"
"Oh ya?"
"Hmm"
"Udah ah banyak tanya, buruan cerita ke gue!"

Rahel mulai menceritakan kepada Kanaya, ia juga mengatakan bahwa ada yang aneh dari sikap Kara.

"Tapi lo gak ikutan mabok kan?! Hahaha" Tanya Kanaya dengan celotehnya.
"Sialan, enggak lah" ucap Rahel

ANALOGI GARIS WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang