hi hi♡
selamat membaca capther 29 teman-teman.
.
.
.
Matahari mulai tenggelam, tersisa warna jingga dan merah. Udara diluar semakin dingin, tak lama awan mendung pun mulai menyelimuti langit, sangat gelap. Satu persatu air hujan mulai turun, tercium aroma tanah yang kini mulai basah.Rahel menatap jendela di coffe shop, melihat hujan yang kini mulai turun semakin deras. Perasaannya ntah bagaimana, pikiran-pikiran yang berisik mulai memenuhi kepalanya. Rahel suka hujan, tapi Rahel juga takut akan gelapnya.
Ia memasang earphone pada telinganya, mengeplay lagu Bernadya-Masa Sepi. Akhir-akhir ini lagu-lagu Bernadya selalu masuk dalam playlist lagu yang menemani Rahel. Ia mulai mencerna satu persatu pikiran yang ada di kepalanya. Ntah bagaimana caranya menghentikan pikiran yang berisik itu. Rahel cukup kelelahan.
Akhir-akhir ini, ia sering sekali menangis. Pikiran overthinking nya semakin parah, ia bahkan bisa tiba-tiba menangis meski yang pada awalnya ia merasa sedang baik-baik saja. Rahel mulai masuk dalam lamunannya.
Tak lama waiters, menghampirinya.
"Hallo kak, permisi"
Rahel tak mendengar dan masih terbawa dalam lamunannya, sampai waiters itupun menyentuh bahu Rahel dengan hati-hati.
"Kak?"
Rahel sedikit terkejut dengan kehadiran waiters yang kini sudah berada tepat di sampingnya."Oh iya kak, ada apa maaf?"
"Maaf kak mengganggu, ini ada donat coklat untuk kakak" sembari menaruh donat coklat ke atas meja.
"Donat? maaf kak mungkin salah meja, saya gak pesan donat"
"Oh enggak kak ga salah meja, tadi ada seseorang yang pesan donat untuk kakak. Ini pesanannya ya kak, kalau begitu saya permisi dulu"
"ha? baik kak terimakasih"Rahel melihat sekeliling ruangan, tak menemukan satupun orang yang dia kenal.
"Donat coklat? siapa?"
Rahel menatap donat coklat yang kini ada di hadapannya. Menerka-nerka siapa orang yang telah memesankan donat ini untuknya.Ia bahkan tidak memberitahu siapapun mengenai keberadaannya saat ini, ia sengaja mengnon aktifkan WhatsApp. Ia tidak ingin mengganggu bahkan ia tidak ingin merepotkan siapapun. Ia tahu betul, semua orang punya masalah, dan dia harus bisa menghadapi dirinya sendiri yang kini sedang berantakan.
"Alfy? apa mungkin Alfy? biasanya dia orang yang bisa tiba-tiba muncul gitu aja" gumam Rahel pelan.
"Ah udahlah, mungkin ada orang yang ga sengaja liat gue, terus kasian karna gue sendirian" Rahel mencoba tak terlalu memikirkan siapa orang memesankan donat ini untuknya."Lo ga sendiri Hel, gue siap jagain lo sampai kapanpun" ucap laki-laki yang kini berada dari balik pintu. Ia sengaja tak menghampiri Rahel, karna ia tahu bahwa Rahel membutuhkan waktu untuk sendiri.
Sejak tadi, Alfy memang berada di coffe shop yang sama dengan Rahel. Namun ia sengaja tak menghampiri Rahel, ia mengawasinya. Menjaganya dari jauh, ia masih merasa bersalah karna sempat membentak Rahel tanpa sengaja. Sebenarnya itu ia lakukan karna Alfy begitu menyayangi Rahel. Ntah hanya sebagai sahabat atau lebih.
Hujan mulai menghentikan rintiknya. Sudah cukup lama Rahel berada di coffe shop, dan sekarang sudah pukul 11.00 malam. Alfy tak akan membiarkan Rahel pulang sendirian.
"Sayang?"
Rahel yang tengah sibuk memasukan barang-barangnya ke dalam tas kini menoleh ke arah suara itu berasal.
"Bagas? kok kamu?"
"Kamu lupa ya punya pacar?"
"Eh, eng...engga gitu Bagas, maaf aku ga ngabarin kamu hari ini"
Rahel sangat takut jika Bagas akan marah, karna Rahel tak menghubunginya seharian ini."Besok, kalau mau kemana-mana bilang ya? nanti bisa aku anterin" ucap Bagas dengan lembut, sembari tersenyum.
"Kamu gak marah?"
"Engga lah, aku tau kamu butuh waktu sendiri. Tapi besok-besok lagi kamu bilang ya kalau emang lagi butuh waktu sendiri. Aku khawatir tau" Bagas mengusap pucuk kepala Rahel."Maaf ya Bagas" ucap Rahel.
"Bagas aja nih? hmm"
"Eh, iya maaf ya sayang"
"Nah gitu doang"
Rahel tersenyum lega, karna pacarnya bisa memahami dirinya."Ayo pulang, aku anterin."
Rahel mengangguk, "Kok kamu tau aku disini?"
"Tau dong, kan pacar kamu ini detektif"
"Apaan sih kamu"
Bagas tertawa, sambil memegang tangan pacarnya.
"Coba liat tangan kamu"
"Kenapa tangan aku?" Rahel mengulurkan tangannya.
"Lucu banget kecil haha"
"Ih ngeselin""I love You"
Rahel tersipu malu
"Ih apaan tiba-tiba banget?"
"Jawab dong"
"Gamau ah" Rahel tertawa jahil."Ngeselin banget ya kamu" Bagas mencubit pipi bulat Rahel.
"Sakit tau"
"Biarin aja abisnya kamu ngeselin"
"Iya sayang I Love You Too, ih udah ah aku malu"
"HAHAHA" Bagas tertawa puas melihat Rahel malu ketika membalas ucapannya.Alfy hanya bisa menatap kedua pasangan itu, menatap perlahan kepergian keduanya dari coffe shop. Perasaannya pun tak bisa ia deskripsikan, ia cukup senang karna Rahel bisa pulang dengan aman.
Tentu saja yang memberitahu keberadaan Rahel adalah Alfy. Ia sengaja menghubungi Bagas untuk mengantar Rahel pulang.
Loh ini ceritanya kejebak friendzone? xixi
~
Alfy merebahkan tubuhnya di atas kasur, memejamkan matanya. Manarik nafas panjang.
"Perasaan apa tadi? kenapa hati gue sakit liat Rahel sama Bagas?"
Lagi-lagi Alfy menarik nafas panjang.
"Sial! gue jatuh cinta sama lo Hel! Gue kali ini gabisa bohong, gue cemburu!"Alfy beranjak dari kasur, menuju kamar mandi. Ia ingin segera menenangkan dirinya sendiri. Perasaan cemburunya membuat seluruh tubuhnya terasa lelah.
Kan apa gue bilang, emang ada sahabatan tanpa perasaan?😋
>>
KAMU SEDANG MEMBACA
ANALOGI GARIS WAKTU
RomanceManusia hanya bisa menjalani apa yang terjadi dalam hidup. Mengisahkan banyak kisah, menunjukan banyak tantangan, membentuk emosi , tangis dan tawa yang terbentuk karna keadaan. Kisahnya tak bisa ditebak, datangnya bisa kapan saja. Hilangnyapun sama...