"Lo yakin mau tinggal disini sendirian?"
"Iya gue yakin" jawab Rahel dengan ekpresi datar.
"Yaudah gue bantu beresin kossan lo ya" dengan mengacak pucuk kepala Rahel
Mereka berdua membersihkan kossan baru Rahel, tempat yang tak begitu besar namun akan lebih baik bagi Rahel, dibandingkan ia harus tinggal bersama Mamanya.
"Lo kalau ada apa-apa bilang gue, kalau mau pergi juga harus bilang gue. Ngerti?!"
"Iya al, makasihhh banget" tersenyum kecil
"Yaudah sekarang lo istirahat ya, nanti malem gue kesini bawain lo makan. Jadi lo nggak usah kemana-mana" Rahel menggangguk mengiyakan.
"Gue pergi bentar ada urusan"
***
Rahel menatap atap kamar kossannya, tersenyum kecil dan menarik nafasnya dalam-dalam, 'Ini akan lebih baik tanpa Mama, gue udah muak sama semuanya'. Meremas jemarinya, mencoba melupakan segalanya.
Sedangkan disatu sisi Alfy sedang mengadakan rapat dengan Pak Sastro dan teman-teman basketnya. Sekaligus meminta maaf dan menjelaskan kejadian kemarin yang membuatnya harus meninggalkan pertandingan basket.
"Gimana keadaan Rahel sekarang Al?" tanya Brian
"Dia udah balik dari rumah sakit kok"
"Al gue mau tanya deh" Sahut Dino yang sedari tadi menatap Alfy dengan penasaran
"Apaan?"
"Lo sama Rahel gak ada perasaan apa-apa? Lo sama dia beneran sekedar sahabat?"
"Hmm, gue sama Rahel sahabat" jawabnya tenang.
"Tapi perhatian lo ke dia itu bikin semua orang ngira kalau lo sama Rahel lebih dari sahabat" kini Brian ikut menyahutinya.
"Gue sama Rahel kan emang dari kecil udah sahabatan, gue juga udah janji sama diri gue bakal jagain dia" jawab Al seadanya
"Kedekatan lo sama Rahel bikin cowok-cowok yang mau deketin dia minder tau Al, kemaren aja ya gue denger anak Hukum naksir sama Rahel tapi dia fikir kalau Rahel itu pacar lo"
"Gue juga mau dah jadi lo biar bisa deket sama Rahel terus haha" ujar Dino
Alfy hanya diam dan tetap fokus membuat proposal.
Rahel memang termasuk salah satu wanita cantik di kampus, maka tak jarang banyak lelaki ingin mendekatinya.
"Kerjaan gue udah kelar nih, gue cabut duluan ya" Alfy beranjak meninggalkan ruangan rapat.
"Okee bro hati-hati..."
Terkadang kita tak mampu menyadari tentang apa yang sedang kita rasakan dengan perlahan.
Hidup memang penuh teka-teki yang sulit sekali ditebak oleh manusia.
_____
"Mbak boba rasa choco vanilla 2 ya"
"Oke mas"
Alfy sedang memesan boba kesukaan Rahel dan mencari makan malam yang akan dia bawa untuk sahabatnya. Tak perlu berfikir lama setelah semuanya sudah cukup Al menuju arah kosan Rahel yang belum banyak diketahui orang lain bahkan Mama Rahel sendiripun belum mengetahuinya.
Tokk...tok...tokk..
"Iya sebentar" terdengar suara dari bilik pintu kossan, suaranya terkesan sangat malas
Rahel membuka pintu kossannya dengan langkah gontai, rambut acak-acakan dan hanya menggunkan piama. Tapi bagaimanapun penampilan Rahel, ia tetap terlihat cantik.
Alfy tersenyum saat melihat Rahel.
"Kenapa senyum-senyum? Sini makanan gue!" Al menyodorkan makanan dan boba yang tadi sudah dia belikan untuk Rahel.
"Lo udah makan Al?"
"Udah tadi di kampus"
"Jadi ini buat gue semua kan?" tanya nya lagi
"Iya hel makan abisin biar nggak cacingan"
"Ih apasih kok cacingan"
"Udah buruan makan jangan brisik gue mau nonton anime lo"
"Oke"
Kini Al duduk diatas kasur, menonton anime dilaptop Rahel, membiarkan Rahel menghabiskan semua makanannya. Setelah semua makanan habis rahel beranjak duduk dikursi, berencana ingin membereskan sebagian buku-buku kuliahnya dan beberapa novelnya. Saat membuka Novel yang berjudul "BUMI MANUSIA" karya Pramoedya Ananta Toer dimana dalam Novel tersebut sosok Ibu Minke memiliki kepribadian bijak, anggun, tutur kata lembut yang sangat menyayangi minke. Didalam novel tersebut Rahel menyelipkan foto keluarganya, seketika dirinya ingat akan semua kejadian yang diperbuat oleh ibunya.
"Kenapa ya Al" menarik nafas, tiba-tiba saja air matanya jatuh. Membuat Alfy berbalik arah dan menatapnya.
"Apanya yang kenapa? Kok nangis?"
"Kenapa harus gue? Kenapa Mama harus ngelakuin hal itu Al kenapa?! Mama nggak pernah ngehargain semua yang gue lakuin apapun itu, Mama selalu anggep gue ga becus dalam segala hal. Mama selalu ngejelek-jelekin gue didepan temen-temennya. Dan sekarang Mama...." Suara Rahel serak sedikit samar air matanya berjatuhan.
Al memegang kedua pundak Rahel, tak mengatakan apapun. Menyentuh pipi Rahel dan mengusap air matanya.
SEKALI LAGI TERIMAKASIH YANG MASIH BERTAHAN MEMBACA HINGGA PART 1O. AKU BAKAL TERUS USAHAIN BIKIN PART-PART SELANJUTNYA YANG LEBIH BAIK LAGI.
NEXT....
KAMU SEDANG MEMBACA
ANALOGI GARIS WAKTU
RomanceManusia hanya bisa menjalani apa yang terjadi dalam hidup. Mengisahkan banyak kisah, menunjukan banyak tantangan, membentuk emosi , tangis dan tawa yang terbentuk karna keadaan. Kisahnya tak bisa ditebak, datangnya bisa kapan saja. Hilangnyapun sama...