#25

65 2 0
                                    

Jangan lupa kasih vote yaa bestie terimakasii ^^

.

.

.

Rahel tertawa, matanya menyipit di ikuti dengan bibir mungilnya yang memperlihatkan barisan gigi gingsulnya.

"Hahah... yaampun kocak banget" Ujar Rahel tak habis pikir, saat Bagas menceritakan gadis yang bertemu dengan mereka tadi. Ternyata itu adalah adik kelas Bagas sewaktu SMP yang terlalu fanatic menyukai Bagas.

Bagas menceritakannya kepada Rahel, banyak moment yang tak masuk akal, bahkan gadis itu sempat memohon kepada orang tuanya untuk menihkan dirinya dengan Bagas.

"Aku suka deh" Celetuk Bagas, saat memperhatikan Rahel tertawa.
"Suka sama cewek itu?" Tanya Rahel tak mengerti.
"Suka liat kamu ketawa"

Rahel terdiam, ia tersipu malu. Pipinya memerah, "Ihh apaan sih Bagas" Ucapnya malu-malu.
Bagas hanya tersenyum dengan terus memperhatikan tingkah Rahel.

"Aku nggak kalah kan sama Dilan???" Ucap Bagas, dengan mengerlingkan matanya jahil.
"Yaa deh iyaa..." Terdengar gelak tawa di antar Rahel dan Bagas, bak dua sejoli yang sedang di mabuk asmara.

***

Alfy yang kini duduk di kursi kamarnya, mengenakan kaos hitam polos dan jari-jemarinya yang sibuk mengotak-atik laptop, hampir sudah 7 jam Alfy berhadapan dengan laptop.

"Lo ngapain sih dari tadi, makan dulu sana" Ucap Riri di depan pintu kamar Alfy.
"Lo ngerjain apa dari tadi sampe nggak makan dari pagi?" Lanjut Riri.

"Apaan sih kak, nanti gue makan." Sahut Alfy tanpa memalingkan wajahnya menghadap Riri dan tetap fokus dengan layar laptopnya.

"Tuh laptop lebih bohay dari pada gue ya?!!" Riri semakin kesal dibuatnya.

Alfy menghentikan aktifitasnya, menarik nafas panjang. Meski terkesan dingin, namun Alfy hanya memiliki Riri yang sudah luar biasa mengurus Alfy sejak kecil.

"Bawel banget sih lo kak, ayo makan bareng" Ajak Alfy menarik lengan Riri.
"Lo lagi kenapa tumben ngajak makan bareng?" Tanya Riri saat sudah berada di ruang makan.

"Biar lo nggak brisik" Jawab Al singkat.
"Lo nggak lagi berantem sama Rahel kan?" Tanya Riri karna belum puas dengan jawaban Alfy. Dan merasa ada sesuatu yang disembunyika  Alfy.

"Enggak lah, ngapain" Al melanjutkan makannya.
"Bagus deh. Oiya, gue besok ada meeting keluar kota seminggu. Lo nggak papa kan gue tinggal sendiri?"
"Gue bukan anak kecil ya kak, lagian tumben meeting keluar kota?"

"Iya soalnya, ada kawan Alm.Papa yang mau buat projek bareng sama perusahaan kita"
"Hmm,, okee. Besok gue yang anter lo"

Riri menyernyitnya kedua alisnya, tampak heran. Tapi ia pun tau bahwa Alfy memang sebenarnya adik yang sangat peduli terhadap dirinya.
"Okee"

***

Beberapa hari berlalu, Alfy terus berkutat di depan layar laptopnya. Terus mencari tau tentang orang yang ingin mencelakai Rahel. Alfy memang tak memiliki basic dalam bidang IT namun demi sahabatnya ia rela mempelajarinya mati-matian.

"Lo dimana?" SEND

Tak lama Alfy mendapat panggilan masuk dari Dino.

Drtttt....

"Hallo?"
"Hallo Al, lo mau sampe kapan? Lo udah berapa hari nggak latihan!!!"
"Iya nanti gue kesana" Ucap Alfy seadanya.

Brian dan Dino menarik nafas panjang sembari menggelengkan kepala tak mengerti dengan jalan pikiran Alfy.

ANALOGI GARIS WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang