#27

34 2 0
                                    

Hallo! kalian apa kabar? maaf banget karna baru sempet up lagi huhu. semoga kalian masih tetep mau singgah untuk membaca cerita ini ya. luv muah<3 Langsung aja yuk kita lanjut capther selanjutnya, Happy Reading semuanyaaa<3

.

.

.

Kara mengenakan celemek, memasukan bumbu satu persatu memecahkan telur dengan sempurna di atas penggorengan. Diikuti dengan nasi putih, ia menambahkan bumbu penyedap serta kecap manis. Lengkap dengan sosis dan bakso yang telah di potong kecil. Kara mengaduk rata nasi goreng buatannya, ia mulai mencicipi rasa nasi gorengnya.

"Uumm,,, perfect!" Ucapnya bangga.
"Wahh tumben" tiba-tiba suara Ayah Kara menganggetkannya.
"Ayahhh, kaget tau"

"Haha maaf, lagian fokus banget masaknya. Ada apa nih kok tumben bangun pagi udah buat nasi goreng aja"

"Ya nggak kenapa-kenapa Ayah, Kara kan pengen aja buatin nasi goreng spesial buat Ayah"
"Buat Ayah atau buat..."
"Apasih Ayah, mendingan Ayah duduk sini biar Kara ambilin nasi gorengnya untuk sarapan okeyy!" Sela Kara.
"Baik tuan putrinya Ayah"

Kara menyiapkan nasi goreng buatannya ke piring untuk sang Ayah.

"Nasi goreng spesial ala chef Kara anak Ayah yang paling cantik sejagad raya haha, silahkan Ayah" Kara memberikan sepiring nasi goreng kepada Ayahnya.

"Kayaknya anak Ayah ini lagi ada maunya ya?"
"Ishh Ayah seuzon aja sama Kara nggak baik Yah, Oiya nanti pulang ngampus Kara boleh main ke kantor Ayah nggak?"
"Tumben mau ke kantor? Ada apa sih?"

"Ayah jawab aja boleh apa engga, Kara cuman mau main ke kantor aja kok udah lama nggak kesana, Kara juga pengen ngobrol-ngobrol aja sama Ayah"
"Boleh dong sayang nanti kesana aja"

"Okee makasihh Ayah,,, muachh!" Kara mengecup kening Ayahnya.
"Yaudah Kara mau siap-siap ke kampus dulu, abisin nasi gorengnya Yah."

Kara membalikkan badan untuk bergegas namun baru beberapa langkah, Kara kembali membalikkan badan menatap sang Ayah.

"Apalagi?" ucap Ayah Kara.
"Hehe, nasi gorengnya enak kan Yah???"

Ayah Kara terdiam, sembari memasang wajah berfikir. "Umm,,, mau jujur atau bohong?" ucap Ayah Kara jahil.

"Ihh Ayah kok gitu, jawab jujur dong Ayah"
"Hehe seratus untuk masakan nasi goreng nona Kara, enak sekali" puji sang Ayah dengan bangga.
"Aaa Ayah bisa aja, Kara udah deg-degan tau. Makasih Ayah, Kara ke kamar dulu daaa" Kara bergegas ke kamar untuk bersiap menuju kampus. Dengan senyum sumringah yang menghiasi wajahnya, kini Kara mulai memasukan kotak bekal nasi goreng spesial buatannya untuk orang spesial tentunya.

Di satu sisi Rahel juga memasak nasi goreng dengan telur mata sapi yang sengaja ia hias dengan potongan timun dan tomat, yang sengaja ia masak khusus sebagai tanda terimakasih sekaligus permohonan maafnya untuk Alfy Malik sahabatnya.

Ponsel Rahel berdering, terdapat panggilan masuk dari Alfy.

"Hallo?"
"Hallo Al?"

"Udah siap belom? Gue udah nunggu di pintu kossan ada kali 15 menit nih sampek ngantuk lagi gue Hel"
"Hah? Demi apa?"

Rahel mengecek melalui jendela kamar kossannya, benar. Terdapat laki-laki mengenakan kemeja hitam dibalut sepatu sneakers putih tengah berdiri didepan pintu kossannya.

Rahel segera membuka pintu kossannya, dan menaruh ponselnya di atas kasur tanpa mematikan sambungan telepon.

"Ihh kenapa lo nggak ngetok? manggil kek atau nelpon kan bisa, lagian pagi banget mau ngapain sih!" Rahel mulai mengomeli Alfy.
"Yang seharusnya marah gue bukan lo, kenapa jadi gue yang di omelin gini"

ANALOGI GARIS WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang