Mengetuk pintu rumah bercat biru muda, alfy telah berada didepan rumah rahel. Laki-laki beralis tebal ini berpakaian rapih dan siap untuk pergi kebandung bersama pak sastro.
Tedengar deret pintu terbuka, wanita berambut sebahu dan mengenakan piama ini menatap alfy dari ujung kaki hingga ujung kepala, seolah kagum melihat penambilan alfy hari ini.
"Ngapain lo liatin gue segitunya? Cakep banget ya gue" rahel mengerutkan keningnya, sudut bibirnya terangkat saat mendengar kalimat yang keluar dari mulu al.
Rahel maju beberapa langkah, membuat jarak mereka berdua sangat dekat menatap alfy lekat-lekat dengan menyipitkan kedua matanya. Kemudian menarik telinga al
"KePDan lo!!"
Membalikkan badan dan berjalan masuk.
"Woii telinga gue copot....."
____
Rahel memasukan nasi goreng yang telah ia masak kedalam wadah untuk dibawa alfy.
"Nih, udah pakek telor sama sosis sesuai pesenan lo" Memberikan wadah yang berisi nasi goreng kepada al
"Makasihh ijahh"
"Nama gue rahel bukan ijah" jawabnya tak terima.
Al hanya tertawa kecil, memasukan kotak makan yang diberikan oleh rahel kedalam tasnya.
Drrrttttttt.....
Ponsel al berdenring, al segera mengangkat ponselnya yang berbunyi.
"Al cepat ya kita akan segera berangkat" terdengar suara pak sastro dari ponsel al.
"Iya pak al segera kesana sekarang" sahutnya lalu memutuskan sambungan telvonnya.
"gue udah ditelpon pak sastro nih, gue berangkat, lo nanti hati-hati nggak usah bikin masalah. Terus dicek lagi tas lo jangan sampek ketinggalan. Bila perlu lo catet terus lo tempel di jidat lo ya hel"
"Iya al, jangan lupa boba gue ya" menganggukan kepala, memasang wajah melasnya sambil tersenyum seolah tak sabar menunggu boba yang dijanjikan alfy.
Dasar rahel bukannya sedih karna ditinggal al, masih juga mikirin boba haha...
Al mengacak pucuk kepala rahel lalu pergi meninggalkan rumah rahel, sedangkan wanita yang memakai piama hanya menatap kepergian alfy malik.
***
Rahel menata semua buku-buku yang akan dia bawa hari ini mengingat pesan al tadi pagi, ia tak lupa mencatat semuanya sesuai apa yang dikatakan oleh alfy, memasukannya kedalam tasnya lalu mengecek lagi mengulanginya lebih dari dua kali, memastikan.
Semua berawal dari biasa, hingga akhirnya terbiasa. Sama hal nya dengan kita yang awalnya biasa saja hingga akhirnya memiliki rasa. –eo
Menikmati angin, wanita berambut sebahu ini telah berada didalam bis untuk menuju kekampusnya, duduk didekat jendela adalah kesukaannya saat berada didalam bis.
Dengan earphone yang telah terpasang ditelinganya.
Menyenderkan kepalanya, dengan sesekali memejamkan matanya dan menarik nafasnya dalam-dalam, rahel sangat menyukai hal ini.
"Rahell??" ada seseorang yang memanggil namanya, namun rahel tak mendengarnya tatapannya masih sama tertuju pada jalanan kota.
"rahell..." kali ini dengan menyentuh pundak rahel, membuat rahel sedikit tersentak.
Menoleh, bola matanya membulat sempurna. Rahel menemukan kara farista.
"Karaaa"
Kara sontak memeluk rahel teman sekelasnya dulu yang sudah sangat lama tidak jumpa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANALOGI GARIS WAKTU
RomanceManusia hanya bisa menjalani apa yang terjadi dalam hidup. Mengisahkan banyak kisah, menunjukan banyak tantangan, membentuk emosi , tangis dan tawa yang terbentuk karna keadaan. Kisahnya tak bisa ditebak, datangnya bisa kapan saja. Hilangnyapun sama...