Happy Reading Capther 26 bestie^^ Semoga suka ya, dan terimakasih banyak bestie sudah berkenan membaca cerita ini. Luv always <3
..
.
Rahel berjalan lebih cepat. "Al tunggu!" Ucapnya, dengan terus berlari kecil mengejar Alfy.
Alfy terus berjalan dan sesekali memperlambat langkahnya, tetapi tetap saja tubuh Rahel yang mungil kewalahan mengejar langkah kaki Alfy.
BRAKKKK!!!
"AWWW...."
Berdarah, lutut Rahel terbentur batu aspal.
"Isshh !!! kenapa pakek jatoh segala sih!" Omel Rahel pada dirinya sendiri.Alfy yang kini berdiri di samping Rahel hanya bisa menghela nafas. Entah sejak kapan Alfy berbalik arah untuk mendakat menuju Rahel yang kini terjatuh.
"Bisa nggak, lo sekali aja nggak usah nyusahin gue?" Suara berat itu terdengar lebih lantang.
Rahel mendongakkan kepalanya, menatap Alfy.
"Maaf..." Rahel menampakkan wajahnya yang memelas.Melihat tatapan wajah itu membuat Alfy lagi-lagi sebal karna ia tak bisa marah padanya.
Alfy menurunkan tubuhnya, "Naik buruan!" Perintah Alfy, agar Rahel naik di punggung Alfy.
Rahel mengangguk dan naik. Alfy mulai berjalan dengan menggendong Rahel menuju mobilnya.Saat sampai di mobil Alfy langsung meraih kotak P3K untuk mengobati luka Rahel, tanpa berkata apapun. Rahel memperhatikan Alfy, rasanya aneh. Jika mereka berdua harus tetap diam seperti ini.
Plester telah menempel pada lutut Rahel, "Alfy?" ucap Rahel mulai membuka suara.
Tapi tak ada jawaban dari Alfy, "Al gue mau minta maaf" lanjutnya.Kini Alfy mulai menyalakan mobilnya, masih tetap tak ada jawaban. "Gue tau gue kemaren-kemaren sibuk, maaf ya. Gue kangen tau nonton anime bareng lo"
Alfy masih tetap fokus menyetir mobilnya, "Lo udah jadian sama Kara ya? tadi kalian keliatan cocok banget loh, kok lo nggak cerita sama gue sih!!! Al ih jangan diem aja dong, lo beneran marah sama gue?"
"Lo bisa diem nggak, berisik tau!" Sahut Al, dan kembali mengalihkan pandangannya kedepan.
"Tapi lo jangan gini dong, nggak asik tau. Lo jangan marah dong sama gue. Al? Please!!!..." Rengek Rahel.Alfy tau jika dia tetap diam, Rahel akan terus mengoceh.
Alfy menghela nafas panjang, menghentikan mobilnya. Di sisi jalan, mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Rahel. Sedangkan Rahel terus mengembangkan senyum paling manisnya.
Entah apa yang kini sedang dirasakan Alfy sebenarnya, apakah ia benar-benar marah? Tapi dengan alasan apa dia marah. Karna Rahel mengabaikan pesannya?, rasanya dia bukan lagi anak remaja yang meributkan hal sepele seperti itu dan harus di besar-besarkan? Atau karna Alfy merasa lelah saja beberapa hari ini sibuk mempelajari IT tanpa kabar dari Rahel atau dia sebenarnya cemburu???.
Entahlah melihat senyum Rahel, kini membuat Alfy merasa sedikit membaik.
"Maaf yaa?..." Ucap Rahel lagi.
"Gue nggak marah kok, gimana sama Bagas? Udah jadian?" Tanya Alfy tenang.Rahel tak langsung menjawab, ia menatap Alfy dalam dan segera memeluk erat Alfy. Beberapa hari tanpa Alfy rasanya cukup melelahkan, meski kini ia sudah memiliki Bagas sebagai kekasihnya.
___
Tokk,,,tokk,,tokk!!!
Ding dong...Suara bel dan ketukan pintu terdengar bergantian. Kara yang sedang berada di ruang tengah pun segera bergegas untuk membuka pintu.
"Sebentar..." Ucap Kara.
Pintu bercat kecoklatan itu sudah berada tepat di depan Kara, ia mulai membuka pintu rumahnya perlahan. Matanya terbelalak dan mulai melirik ke kanan dan ke kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANALOGI GARIS WAKTU
RomanceManusia hanya bisa menjalani apa yang terjadi dalam hidup. Mengisahkan banyak kisah, menunjukan banyak tantangan, membentuk emosi , tangis dan tawa yang terbentuk karna keadaan. Kisahnya tak bisa ditebak, datangnya bisa kapan saja. Hilangnyapun sama...