#7

90 5 0
                                    

Rahel berjalan keluar rumahnya berencana ingin pergi ke tempat yang benar-benar tenang dan tidak terdapat banyak orang disana. Dia benar-benar butuh waktu untuk sendiri, hatinya sedang kacau. Merasa pilu yang yang begitu menusuk hati.

Segalanya terasa gelap, bahkan jika diibaratkan layaknya kertas putih yang ditumpahi tinta penuh, hitam dan gelap. Tak ada sedikitpun warna putih yang terlihat.

Rahel berhenti disebuah tempat yang tak ada satu orangpun disana. Ia menyandarkan tubuhnya kesebuah pohon besar, membiarkan dirinya meluapkan segala yang ia rasakan kali ini. Perasaannya kacau, seluruh tubuhnya tak lagi berenergi.

Ini semua membuat dirinya sangat hancur. Rasanya ia ingin sekali marah pada keadaan, ingin menjerit, bahkan menyalahkan. Namun dengan keadaan seperti ini siapa yang disalahkan?

"Ya Tuhan..." rahel menundukkan kepalanya, melipat kedua tangannya diatas lututnya. Kali ini ia biarkan air matanya mengalir, membiarkan isakannya yang semakin keras.

Sementara raganya gemetar bukan main.

"Kenapa gue, kenapa...???" tangisannya kini makin menjadi. Baginya semuanya nampak mengecewakan.

Rahel menjerit sekencang-kencangnya.

Kejadian semalam membuatnya hancur, membuatnya sangat marah. Dia sangat kecewa kepada sang mama.

"Gapapa tangisin aja biar lega?" suara itu, rahel sangat faham. Rahel mengangkat kepalanya, air matanya masih ia biarkan mengalir.

Suara itu adalah alfy, entah bagaimana bisa laki-laki berjambul ini bisa tau keberadaan rahel disini. Rahel sendiri tidak memberitahu keberadaannya kepada siapapun, bahkan rahel pun tak tau kapan alfy kembali dari bandung.

Rahel masih tetap terdiam, tak ada jawaban ataupun respon lain yang dia lakukan. sedangkan alfy menarik tubuh rahel kedalam pelukkannya.

Kini rahel merasakan sedikit ketenangan, namun tangisannya semakin menjadi. Alfy tak berkata apapun, membiarkan sahabatnya ini menangis dalam pelukkannya.

Terjadi keheningan diantara mereka hanya isakan rahel yang kini terdengar jelas ditelinga alfy, alfy tak pernah tega melihat sahabatnya ini bersedih apalagi sampai menangis seperti ini.

Perlahan rahel mulai mengontrol dirinya, isakannya pun kini memelan ia mencoba untuk tenang. Alfy memberikan minuman kepada rahel.

"ini lo minum dulu" menyodorkan sebuah botol yang berisi air minum.

Rahel menerimanya tanpa jawaban apapun.

Setelah merasa jika dirinya cukup tenang, rahel mulai bersuara.

"Makasihhh yaaa al"

Alfy tersenyum, mengelus rambut rahel.

"Lo kenapa bisa gini? Kenapa nggak bilang gue?"

"Gue nggak tau lagi al harus gimana, gue bener-bener kecewa gue benci mama!!!"

Rahel mulai menceritakannya kepada alfy......

Rahel sangat terpukul dan kecewa kepada mamanya, karna semalam saat rahel pulang dari bittersweet setelah pertemuannya bersama kara. Ia mampir kebutik mamanya, dan disana ia melihat mamanya beranjak pergi menaiki mobil bersama seorang laki-laki. Yang tentu saja itu bukan papanya.

Ia mengikutinya, sampai pada akhirnya mobil itu berhenti disebuah cafe, mamanya dan laki-laki itu makan malam berdua saja. Saat itu juga rahel marah sekali ia sangat kecewa.

Ia kembali kerumah dengan sangat marah, tubuhnya melemas sangat lemas.

Alfy kembali memeluk rahel yang kembali menangis ketika menceritakan semuanya kepada al. "udah lo kuat, lo bisa jangan nangis terus jelek tau" alfy mencoba menenangkan rahel.

"Gimanapun dia tetep mama lo, gue tau semua ini berat buat lo. tapi gue yakin lo bisa ngelewatin ini. Gue tau lo kecewa banget sama mama lo, coba lo ajak mama lo ngomong baik-baik. Mungkin mama lo terlalu capek sama kerjaan hel"

"Tapi nggak gini juga al, gimana perasaan papa kalo sampek tau mama selingkuh. Gue benci mama al gue benci!"
"yaudah sekarang lo tenangin diri dulu, gue bakal selalu ada buat lo"

"gue mau pergi dari rumah aja"

"nggak usah gila deh lo, terus lo mau tinggal dimana? jangan gegabah rahel lo harus tenangin diri lo dulu sekarang lo itu lagi emosi jangan langsung ambil keputusan yang lo sendiri nggak tau gimana kedepannya"

"terus gue harus gimana al, gue terlalu kecewa sama mama"

"Besok gue temenin lo kebutik, nemuin mama lo dan minta penjelasan. Gue nggak ngelarang lo buat marah, gue tau kalo lo kecewa tapi semuanya perlu diomongin hel"

Rahel terdiam...

"yaudah sekarang jangan sedih lagi ya, kita beli boba yuk? Katanya lo mau boba 5 dari gue"

Rahel mulai tersenyum tipis meski hatinya masih tetap pilu.

Aku yakin setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Dan setiap yang patah akan kembali tumbuh, yang kecewa akan menemukan bahagia setelahnya. Marah itu wajar sedih juga manusiawi. Semesta tak akan membiarkan hati untuk terus merasakan pilu. Jadi untuk sementara ini belajar berdamai ya dengan keadaan. Semua akan berlalu, dan waktu akan mempertemukanmu dengan kebahagiaan setelah baday menerpa.-eo

Alfy memang selalu bisa membuat rahel merasa nyaman dan aman jika bersamanya.

___

Rahel duduk dikursi bittersweet sedangkan al kini sedang memesan boba untuk rahel sesuai kemauannya 5 boba.

"gue udah pesenin lo 5 boba, lo yakin mau minum boba sebanyak itu?"
"iya lah gue kan lagi kesel jadi harus banyak minum boba, biar gue punya energi buat nerima kenyataan hidup gue yang pahit"

Alfy hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Tak lama pesanan boba datang, dibawakan 5 boba oleh bang burhan salah satu pelayan bittersweet yang cukup mengenal mereka berdua dengan akrab.

"ini beneran pesana lorang berdua?" tanya bang burhan

"yaa engga lah ini pesenan gue doang bang" sahut rahel dengan cepat

"lo mau minum boba sebanyak ini sendiri hel?" merasa takjub dengan wanita unik yang berada didepannya ini

"Iyaa dong bang, siniin bobanya buruan bang"

sedangkan alfy hanya memesan 1 dessert coklat.

"Udah bang biarin aja emang lagi abis obatnya" sahut alfy

"Hhaha yaudah terserah dah. Gue lanjut kerja lagi ya"

"okee siap bang, makasihh ya bang" sahut rahel dan alfy.

Rahel mencoba menyingkirkan sejenak perasaan perihnya. Ia meluapkannya pada boba kesukaannya. Ia meminumnya dengan porsi yang sangat tak wajar.

Alfy sesekali mempringatinya, namun ia pun tau bahwa saat ini sahabatnya sedang kacau.

Al hanya menatap wanita dihadapannya ini, perasaan al masih sangat khawatir bukan main.

Setidaknya lo sekarang sama gue, jadi gue nggak terlalu khawatir hel....

***



next dipart selanjutnya. semoga semakin kesini semakin candu ya buat kalian hehe...

ANALOGI GARIS WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang